58
Karang keras terdiri dari Acropora dan Non-Acropora. Karang jenis Non- Acropora
memiliki rerata tutupan tertinggi dibandingkan dengan Acropora. tutupan karang Non Acropora sebesar 30.16, terdiri dari CB sebesar 0.83, CE
sebesar 6.73, CF sebesar 2.77, CM sebesar 11.12, CMR sebesar 0.89 dan CS sebesar 7.812. CME dan CHL tidak ditemukan saat pengamatan, Acropora
memiliki rerata tutupan sebesar 11.55 yang terdiri dari ACB sebesar 5.35, ACD sebesar 1.06, ACE sebesar 0.56, ACS sebesar 4.49 dan ACT sebesar
0.08. Komposisi karang keras pada masing- masing stasiun pengamatan ditunjukan pada Tabel 23.
2. Dead coral
Karang mati DC tidak merata ditemukan di stasiun pengamatan, lain halnya dengan karang mati yang ditumbuhi alga Dead Coral with Algae, DCA
yang ditemukan pada hampir seluruh titik sampling, kecuali di stasiun M01. DCA biasanya ditandai dengan kehadiran mikro maupun makro alga yang menyelimuti
permukaan karang, sedangkan DC merupakan karang yang baru mati yang ditandai dengan warna hitam. Rerata persentase tutupan DCA lebih tinggi yaitu
sebesar 5.12, sedangkan DC hanya 0.80 denga n total cover sebesar 5.92. Gambar 5. Persentase tutupan karang hidup di stasiun penelitian
59 Tabel 23. Komposisi karang keras Acropora dan Non-Acropora di stasiun
penelitian
Kategori
Stasiun Penelitian
P01 P02
P03 P04
M01 M02
M03 M04
M05 J01
J02 Acropora
ACB
1.03 3.87
2.00 3.80
10.40 10.20
4.43 2.93
6.90 4.37
8.90
ACD
0.40 1.33
1.33 1.20
0.90 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
6.50
ACE
0.00 0.57
0.67 1.00
0.43 0.00
0.63 0.53
2.33 0.00
0.00
ACS
1.00 20.23
6.37 0.00
0.00 4.67
2.53 4.80
9.80 0.00
0.00
ACT
0.00 0.00
0.37 0.00
0.00 0.57
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00
Non-Acropora
CB
0.00 1.77
2.20 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
5.20
CE
5.47 2.43
5.33 10.73
10.97 10.07
7.43 7.23
8.23 3.37
2.73
CF
2.37 0.73
2.07 1.07
1.90 3.47
1.90 0.53
1.50 0.17
14.77
CM
15.77 6.63
13.13 6.27
20.90 12.27
16.57 13.27
12.57 0.90
4.13
CMR
0.37 0.00
1.33 1.03
0.63 1.13
0.93 0.67
2.90 0.53
0.30
CS
33.33 2.17
6.90 4.47
0.00 0.00
0.60 0.27
2.00 20.57
15.63
Sumber : Data primer 2009 Persentase tutupan karang mati diseluruh stasiun pengamatan relatif tidak
sama, dimana rerata tutupan tertinggi terdapat pada stasiun M05 yaitu sebesar 15.90 kemudian disusul dengan P01 sebesar 15.37, P02 sebesar 6 , P03
sebesar 5.53, P04 sebesar 5.50, M02 sebesar 5.33, M03 sebesar 3.90, M04 sebesar 3.60, J02 2.10 dan J01 sebesar 1.83, sedangkan pada stasiun
M01 tidak ditemukan. Komposisi karang mati pada masing- masing stasiun penelitian ditunjukan pada Gambar 6.
Gambar 6 Persentase tutupan karang mati dan DCA
60
3. Algae Bed Algae
Alga merupakan salah satu biota yang hidup berasosiasi dengan karang. Kehadiran alga dalam jumlah yang normal tidak menjadi pengganggu bagi
karang, tetapi akan menjadi masalah bagi pertumbuhan karang jika ledakan populasi alga ini terjadi dalam satu kawasan tertentu terutama makro alga, karena
terjadi kompetitif ruang dan makanan dengan karang. Pertumbuahan makro alga yang relatif lebih cepat menjadi penghalang bagi karang dalam mendapatkan
cahaya matahari untuk kebutuhan fotosintesis. Hasil analisis algae diperoleh rerata tutupan sebesar 7.08 yang terdiri dari
makro alga MA sebesar 4.83, alga assemblage AA sebesar 1.87 dan turf alga TA sebesar 0.38. Coralline algae dan Halimeda tidak ditemukan selama
pengamatan. komposisi alga di masing- masing stasiun penelitian diperlihatkan pada Gambar 7.
Gambar 7. Persentase tutupan alga di stasiun penelitian Kelimpahan jenis alga di suatu perairan dapat disebabkan oleh pengayaan
nutrien maupun ketidakseimbangan suatu ekosistem perairan. Nutrien yang berlebih atau eutrofikasi ini umumnya bersumber dari limbah yang terbawa ke
laut melalui aliran sungai ataupun buangan langsung dari pemukiman sekitar sehingga perairan menjadi subur. Hilangnya ikan maupun biota herbifora akibat
61 penangkapan berlebih juga menyebabkan terjadinya suatu ekosistem yang tidak
seimbang, sehingga jenis alga tertentu dapat tumbuh dengan subur.
4. Biota lainnya Other biota