Metode Penelitian Rekomendasi METODOLOGI

Adapun beberapa asumsi yang digunakan untuk menghitung nilai manfaat kanopi pohon dengan menggunakan analisis CITYgreen adalah sebagai berikut: 1. Setiap kawasan perumahan didigitasi kedalam tiga theme yaitu canopy theme , non-canopy theme, dan site theme. 2. Setiap pohon yang didigitasi dikelompokkan kedalam canopy theme. Setiap bangunan rumah dan ruko didigitasi dan dikelompokkan kedalam non -canopy theme. Setiap batas tapak yang didigitasi dikelompokkan kedalam site theme. 3. Semak dan rumput yang berada di bawah tajuk pohon tidak dihitung sebagai penyerap gas CO 2 .

3.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan pengkajian terhadap data sekunder citra satelit. Analisis nilai manfaat pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon dilakukan dengan perangkat lunak ArcView 3.2 dan ekstensi CITYgreen 5.4. Hasil analisis menggunakan CITYgreen ini digunakan untuk: 1. Menghitung dan membandingkan luas kanopi dan non-kanopi pohon pada masing-masing kawasan perumahan dengan menggunakan ekstensi CITYgreen 5.4. 2. Membandingkan hasil pendugaan manfaat kanopi pohon dalam menyimpanan dan menyerap karbon pada masing-masing kawasan perumahan. 3. Memprediksi serta membandingkan kemampuan pepohonan dalam menyimpan dan menyerap karbon pada 10 dan 20 tahun yang akan datang dengan simulasi menggunakan ekstensi CITYgreen 5.4. 4. Rekomendasi.

3.5 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian dibagi kedalam dua tahap yaitu inventarisasi dan analisis. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap inventarisasi yaitu pengumpulan data atribut canopy theme di perumahan. Sementara itu, kegiatan analisis dilakukan dengan menggunakan ekstensi CITYgreen 5.4.

3.5.1 Inventarisasi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap inventarisasi adalah mengumpulkan data atribut canopi theme di perumahan. Sebelum melakukan inventarisasi, dilakukan beberapa kegiatan antara lain persiapan citra satelit, penentuan batas area studi lokasi penelitian, digitasi site, canopy, non-canopy theme, pengelompokan site dan penentuan sampel Gambar 6. Gambar 6 Bagan alur kegiatan dalam tahapan inventarisasi.

3.5.1.1 Persiapan citra satelit

Sebelum melakukan inventarisasi di lapang harus dilakukan proses digitasi. Langkah awal dalam proses digitasi adalah persiapan peta dasar berupa raster image yang telah memiliki referensi geografis memiliki koordinat lintang dan bujur yang sesuai. Peta dasar ini merupakan data pokok yang dibutuhkan CITYgreen 5.4 dalam proses analisis data. Peta atau raster image yang tidak memiliki referensi geografis, raster image tersebut harus diregistrasi terlebih dahulu. Persiapan Citra Satelit Penentuan Batas Area Studi lokasi Penelitian Digitasi Site, Canopy, dan Non-Canopy Theme Pengelompokkan Site dan Penentuan Sampel Pengumpulan Data Atribut Canopy Theme Pada penelitian ini, data raster yang digunakan adalah citra satelit Quickbird 2006 Kota Bogor yang telah memiliki referensi geografis. Citra satelit Quickbird 2006 yang digunakan mencakup dua kawasan perumahan di Kota Bogor yaitu Kawasan Perumahan Bukit Cimanggu City dan Taman Yasmin, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor.

3.5.1.2 Penentuan batas area studi lokasi penelitian

Penentuan batas area studi study area dilakukan berdasarkan lokasi penelitian yaitu Kawasan Perumahan Bukit Cimanggu City BCC dan Perumahan Taman Yasmin, Bogor. Penentuan Batas Area Studi Study Area ini sangat penting untuk menentukan batas area yang akan didigitasi. Secara umum, tampilan citra kedua perumahan tersebut setelah di-subset dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2. Bagian citra satelit yang tidak termasuk ke dalam area studi dihilangkan dengan tool image analysis, subset.

3.5.1.3 Digitasi site, canopy, dan non-canopy theme

Konsep dasar CITYgreen adalah mengidentifikasi penutupan lahan berupa canopy dan non canopy. Berdasarkan User Manual CITYgreen 5.4, ada tiga theme yang dibutuhkan dalam analisis CITYgreen 5.4, yaitu canopy, non-canopy, dan site berupa polygon-polygon. Canopy merupakan theme yang menampilkan kanopi pohon berupa tampilan tampak atas pohon-pohon dan berwarna hijau. Non-canopy merupakan theme yang menampilkan penutupan lahan selain kanopi pohon, yaitu bangunan, badan air sungai, waduksitu, dan lahan terbuka sawah, padang rumput, perkerasan, dan lain-lain. Site merupakan theme yang menampilkan batas tapak yang diteliti. Klasifikasi penutupan lahan untuk data non canopy tidak harus berdasarkan tiga klasifikasi tersebut, dapat disesuaikan dengan kondisi eksisting tapak dan data yang dibutuhkan. Pada penelitian ini, khusus untuk analisis aspek manfaat pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon, maka data atribut non- kanopi yang dibutuhkan cukup hanya bangunan saja. Berdasarkan User Manual CITYgreen 5.4 , data yang dibutuhkan untuk penyimpanan dan penyerapan karbon dapat dilihat pada Tabel 5. Tahap awal dalam proses digitasi adalah menentukan batas tapak site. Site didigitasi dan dikelompokkan kedalam beberapa kelompok berdasarkan pendugaan persentase kanopi pohon pada masing-masing perumahan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pengambilan sampel dan proses analisis. Setelah digitasi site, dilakukan digitasi canopy dan non-canopy di masing-masing perumahan. Contoh hasil digitasi site, canopy, dan non-canopy theme, masing- masing dapat dilihat pada Gambar 7. Warna merah merupakan perwakilan dari bangunan sedangkan warna hijau merupakan perwakilan dari pohon. a b c Gambar 7 Tampilan hasil digitasi site theme a, canopy theme b, dan non- canopy theme c.

3.5.1.4 Pengelompokkan site dan penentuan sampel

Pada penelitian ini, dilakukan pengelompokkan site berdasarkan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon. Hal ini dilakukan karena pada lokasi penelitian terdapat luasan penutupan lahan oleh kanopi pohon yang berbeda-beda. Selain itu, pengelompokkan ini dilakukan untuk memudahkan proses analisis dan perhitungan pendugaan kapaitas penyimpanan dan penyerapan karbon di perumahan. Berdasarkan hasil digitasi ketiga theme canopy, non- canopy, dan site, ada tiga pengelompokkan site berdasarkan persentase kanopi pohon pada masing-masing kawasan perumahan yaitu site dengan persentase luas kanopi 0-5 dikelompokkan kedalam kelompok site A, 5-10 dikelompokkan kedalam kelompok site B, dan 10-15 dikelompokkan kedalam kelompok site C. Kegiatan selanjutnya yaitu penentuan sampel. Penentuan sampel ini dilakukan berdasarkan persentase luas kanopi. Setelah dilakukan pengelompokan site berdasarkan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon, maka dari setiap pengelompokan persentase tersebut diambil sampel site yang diperkirakan dapat mewakili site yang lain. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam perhitungan pendugaan kapasitas penyimpanan dan penyerapan karbon pada masing-masing kawasan perumahan. Contoh hasil pengambilan sampel berdasarkan persentase luas kanopi 0-5 A, 5-10 B, dan 10-15 C, masing-masing dapat dilihat pada Gambar 8, 9, dan 10. Gambar 8 Tampilan contoh hasil digitasi dengan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon 0-5 . Gambar 9 Tampilan contoh hasil digitasi dengan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon 5-10 . Gambar 10 Tampilan contoh hasil digitasi dengan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon 10-15 .

3.5.1.5 Pengumpulan data atribut canopy theme

Secara garis besar, data yang dibutuhkan untuk analisis data dalam CITYgreen 5.4 ada dua yaitu data spasial citra satelit dan data atribut data kanopi dan non kanopi. Data atribut kanopi merupakan data mengenai pohon- pohon yang terdapat di lokasi penelitian yang diamati sedangkan data atribut non kanopi merupakan data mengenai bangunan di lokasi penelitian yang diamati. Pada tahap ini, pengumpulan data dilakukan dengan survei lapang atau ground check . Kegiatan ini dilakukan untuk melengkapi data atribut pada canopy dan non-canopy theme. Pengumpulan data atribut untuk kanopi, perlu dilakukan inventarisasi pohon pada tapak. Hasil dari inventarisasi pohon ini akan dimasukkan kedalam atribut canopy theme. Adapun data-data yang dibutuhkan dalam inventarisasi pohon berdasarkan User Manual CITYgreen 5.4, yaitu nama spesies pohon, diameter batang setinggi dada atau D.B.H Measure Diameter at Breast Height , tinggi pohon, kondisi kesehatan dan pertumbuhan pohon. Rincian klasifikasi dari nilai kesehatan, nilai kondisi pertumbuhan, dan kelas tinggi pohon disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Kelas tinggi pohon, nilai kesehatan dan pertumbuhan pohon berdasarkan User Manual CITYGreen 5.4 Nilai Kesehatan Pohon Nilai Pertumbuhan Pohon Kelas Tinggi Pohon 1= Sangat Buruk 1= Buruk 1= 20 feet 2= Buruk 2= Sedang 2= 20-45 feet 3= Sedang 3= Baik 3= 45 feet 4= Baik 5= Sangat Baik Sumber: User Manual CITYGreen 5.4 Tinggi pohon diklasifikasikan kedalam tiga kelas, yaitu kelas I, II, dan III. Evaluasi kesehatan pohon didapat dari melihat kondisi visual tajuk, batang, dan akar pohon. Data diameter tajuk pohon, tinggi pohon, dan diameter batang diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan. Untuk data tinggi pohon dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat bantu, yaitu Hagameter. Sedangkan diameter tajuk dan batang pohon menggunakan meteran. Perolehan data spesies pohon, nilai kesehatan dan pertumbuhan pohon dilakukan dengan cara studi literatur. Pohon yang tidak ada pada peta hasil digitasi, dapat dicatat dan ditambahkan pada peta atau sebaliknya, pohon yang ada pada peta hasil digitasi, tetapi tidak ada di lapang dapat dihilangkan pada peta tersebut.

3.5.2 Analisis

Tahap analisis merupakan tahap dimana data-data hasil inventarisasi data atribut canopy theme di analisis menggunakan CITYgreen 5.4 Gambar 11. Hasil dari analisis CITYgreen ini kemudian digunakan untuk menghitung nilai manfaat RTH pepohonan dalam menyimpan dan menyerap karbon di perumahan. Gambar 11 Bagan alur kegiatan dalam tahapan analisis.

3.5.2.1 Input data atribut

Input data merupakan kegiatan dimana data-data yang diperoleh dari hasil survei lapang dan studi literatur di-input serta diedit dalam perangkat lunak ArcView 3.2 dan ekstensi CITYgreen 5.4. Pada perangkat lunak ArcView, dilakukan input dan edit data spasial hasil survei lapang. Pohon yang tidak ada pada peta hasil digitasi, ditambahkan pada citra atau sebaliknya, pohon yang ada pada peta hasil digitasi, tetapi tidak ada di lapang dapat dihilangkan pada citra tersebut. Selain itu, dilakukan pengisian identitas dengan meng-addupdate data pada CITYgreen. Pengisian identitas sangat penting dilakukan agar CITYgreen dapat mengenali setiap theme yang telah dibuat. Input Data Atribut Analisis Data dengan CITYgreen 5.4 Analysis Report • nama spesies pohon • lebar tajuk pohon • tinggi pohon • D.B.H Diameter at Breast Height • nilai kondisi kesehatan dan pertumbuhan pohon Menghitung Manfaat Kanopi Pohon Membandingkan manfaat kanopi pohon saat ini dengan 10 dan 20 tahun mendatang menggunakan Model pertumbuhan pohon Tree Growth Model Rekomendasi Membandingkan dengan KDB dan KDH serta Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 Manfaat ekologi: kemampuan kanopi pohon menyimpan dan menyerap karbon Manfaat ekonomi: penghematan biaya yang dapat diberikan oleh kanopi pohon Luas kanopi dan non- kanopi pohon Selain menggunakan perangkat lunak ArcView, digunakan program Excel untuk mempermudah pengolahan data. Langkah awal input data adalah memasukkan data hasil ground check dalam program Excel. Hal ini untuk memudahkan pengisian data atribut pada perangkat lunak ArcView dan Ekstensi CITYgreen. Data-data yang dimasukkan dalam program Excel adalah nama spesies pohon, nilai kesehatan dan pertumbuhan pohon, diameter tajuk pohon, tinggi pohon, dan diameter batang DBH. Data-data ini kemudian dimasukkan kedalam data atribut canopy pada perangkat lunak ArcView dan Ekstensi CITYgreen. Contoh tampilan data atribut canopy theme dapat dilihat pada Gambar 12. Pada lembar terpisah, dimasukkan data-data seperti nama lokal, nama latin, dan nama CITYgreen dari setiap spesies pohon yang didapat serta ciri spesies yang terdiri dari Leaf Density, Height Growth Rate, Diameter Growth Rate, Crown Form, Leaf Persistance, Max Heigh . Data-data berupa informasi ciri spesies tersebut digunakan ketika pohon-pohon yang di-input tidak terdaftar dalam menu CITYgreen. Data-data ini kemudian dimasukkan kedalam menu CITYgreen – Add Species to Species List. Adapun keterangan mengenai informasi ciri spesies pohon tersebut dapat dilihat pada Tabel 8. Gambar 12 Tampilan contoh data atribut canopy pada ArcView 3.2. Tabel 8. Ciri-ciri spesies pohon pada Menu CITYgreen – Add Species to Species List Leaf Density Height Growth Rate Diameter Growth Rate Crown Form Leaf Persistance Max Height Light Fast Fast Shrub Broad-Leaf Decidous Short 15 Feet Medium Medium Medium Small Dense Crown Needle-Leaf Decidous Medium 15-35 Feet Dense Slow Slow Columnar Broad-Leaf Evergreen Tall 35 Feet Unknown Unknown Unknown Pyramidal Needle-Leaf Evergreen Unknown Oval Semi- Evergreen Vase-Shaped Unknown Round Spreading Unknown Sumber: User Manual CITYGreen 5.4 Pada dasarnya, didalam menu CITYgreen sendiri telah terdaftar beberapa nama-nama sepesies pohon. Sehingga, apabila pohon yang akan dimasukkan sudah ada didalam CITYgreen, maka kita tidak perlu lagi memasukkan data-data tersebut. Gambar 13 Tampilan menu CITYgreen – Add Species to Species List.

3.5.2.2 Analisis data dengan CITYgreen 5.4

Analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan perangkat lunak Arcview versi 3.2 dengan ekstensi CITYgreen 5.4. ArcView digunakan untuk menyimpan dan menganalisis informasi-informasi geografis sehingga menghasilkan data berbentuk spasial. Ekstensi CITYgreen 5.4 merupakan salah satu ekstensi dalam perangkat lunak ArcView yang dapat digunakan untuk menganalisis kebutuhan ruang terbuka hijau RTH dengan beberapa aspek yang dapat dianalisis, yaitu aliran permukaan Storm Water Run Off, konservasi Energi Energy Saving, kualitas udara Air Quality, serta penyimpanan karbon dan daya serap karbon Carbon Storage and Sequestration. Pada penelitian ini, aspek yang dianalisis adalah penyimpanan karbon dan daya serap karbon Carbon Storage and Sequestration . CITYgreen 5.4 memperkirakan kapasitas karbon tersimpan dan tingkat daya serap karbon per tahun dari pohon pada area studi yang telah ditentukan. Setelah semua data di-input, ter-update, dan terkonfigurasi pada menu CITYgreen, maka langkah selanjutnya adalah dengan memproses data untuk dianalisis pada menu CITYgreen – Analysis data, Study Area, Run Analysis. Run Analysis merupakan tahap akhir dalam menganalisis dengan CITYgreen 5.4. Run Analysis dilakukan untuk menduga seberapa besar peran RTH yang diteliti dengan arah studi yaitu Carbon Storage and Sequestration. Gambar 14 Tampilan menu CITYgreen Analyze Data dalam ArcView. Hasil akhir dari run analysis adalah berupa sebuah tampilan Analysis Report Lampiran 3 yang didalamnya berisi keterangan-keterangan yang terbagi kedalam tiga aspek, yaitu statistik tapak Site Statistics, manfaat ekologi Ecological Benefits, dan rangkuman manfaat ekonomi Economic Benefit Summary . Statistik tapak mencakup nama area yang diteliti, luas area, dan distribusi penutupan lahan. Manfaat ekologi dalam penelitian ini penyimpanan dan daya serap karbon, mencakup Kapasitas Karbon dan Penyerapannya yang meliputi Distribusi Umur Pohon, Kapasitas Peyimpanan Karbon ton, dan Penyerapan Karbon tontahun. Khusus untuk aspek kapasitas karbon, tidak terdapat rangkuman manfaat ekonomi dalam analysis report benefit pada CITYgreen sehingga perhitungan manfaat ekonomi dilakukan berdasarkan harga karbon di pasar perdagangan karbon internasional. Indonesia belum mempunyai harga tetap untuk perdagangan karbon, maka digunakan harga karbon di pasar internasional yang berkisar antara 5,00 - 15,00 per ton. Pada penelitian ini, diasumsikan harga karbon ton yang digunakan adalah 5.

3.5.2.3 Menghitung manfaat pohon di perumahan

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar manfaat pepohonan dalam menyimpan dan menyerap karbon di kawasan perumahan berdasarkan persentase luas kanopi pohon, maka dilakukan perbandingan luas penutupan lahan oleh kanopi dan non-kanopi, pendugaan manfaat kanopi pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon di perumahan, serta perbandingan kondisi kawasan perumahan saat ini dan beberapa tahun kedepan dengan simulasi pengembangan luasan kanopi pohon menggunakan Model Pertumbuhan Pohon Tree Growth Model dalam CITYgreen. Selain itu, dibuat suatu rekomendasiusulan berupa penambahan luasan kanopi pohon berdasarkan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 menggunakan model alternatif skenario dalam CITYgreen.

3.5.2.3.1 Perbandingan luas penutupan lahan oleh kanopi dan non-kanopi pohon

Hasil analisis CITYgreen 5.4 adalah berupa tampilan Analysis Report yang berisi informasi mengenai tiga aspek yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu statistik tapak, manfaat ekologi, dan rangkuman manfaat ekonomi. Pada aspek statistik tapak diperoleh informasi mengenai nama tapak, luas area tapak ha, dan distribusi penutupan lahan kanopi dan non-kanopi pohon. Hasil analisis dari aspek statistik tapak ini digunakan untuk membandingkan luas penutupan lahan oleh kanopi dan non-kanopi pohon. Pada penelitian ini, untuk dapat melihat apakah luasan kanopi pohon dari kelompok site sampel sudah sesuai dengan aturan yang ada, maka dilakukan dengan membandingkan antara luas penutupan lahan hasil analisis dan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 serta angka koefisien dasar bangunan KDB dan koefisien dasar hijau KDH di kedua perumahan. Menurut Peratuan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 menyebutkan bahwa untuk persyaratan luas wilayah, ditentukan luas RTH publik milik pemerintah dan terbuka untuk umum dan privat perorangan paling sedikit 10 dari seluruh luas wilayah kawasan perumahan. Sementara itu, untuk menentukan angka KDB dan KDH, menurut Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 21 tahun 2009 dapat digunakan rumus sebagai berikut: Angka KDB = Luas bangunan lantai dasar x 100 Luas tanah atau blok Adapun rumus untuk menghitung angka KDH di kedua perumahan dapat dirumuskan sebagai berikut: Angka KDH = 100 - KDB + 20 x KDB Keterangan: KDB = Koefisien Dasar Bangunan KDH = Koefisien Dasar Hijau Luas bangunan lantai dasar merupakan luas penutupan lahan oleh non- kanopi pohon dari hasil digitasi bangunan rumah atau ruko dalam analisis CITYgreen. Sementara itu, luas tanah atau blok merupakan luas tapak site atau area analisis hasil digitasi dalam analisis CITYgreen.

3.5.2.3.2 Pendugaan manfaat kanopi pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon di perumahan

Pendugaan manfaat kanopi pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon dilakukan menggunakan analisis CITYgreen 5.4. Hasil analisis ini kemudian dibandingkan di masing-masing perumahan berdasarkan kelompok site sampel. Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kemampuan pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon di perumahan, maka dilakukan perbandingan di setiap kelompok site sampel. 3.5.2.3.3 Perbandingan kondisi kawasan perumahan saat ini dan beberapa tahun kedepan dengan simulasi pengembangan luasan kanopi pohon Tree Growth Model Tree Growth Model merupakan salah satu menu dalam CITYgreen yang dapat memodelkan perkembangan kanopi beberapa tahun kedepan. Hal ini berguna untuk mengetahui bagaimana perkembangan kanopi beberapa tahun kedepan pada suatu wilayah atau area yang dianalisis sehingga kita dapat memperkirakan tindakan apa saja yang harus dilakukan dan sebagai bahan masukkan untuk perencanaan selanjutnya. CITYgreen membutuhkan informasi mengenai wilayah perkembangan kanopi tersebut Growth Region. Hal ini untuk mengetahui kesesuaian antara kondisi wilayah setempat dengan kondisi pohon itu sendiri. Pada penelitian ini, dipilih wilayah southeast dikarenakan wilayah penelitian memiliki karakteristik daerah yang hampir sama dengan Indonesia. Tahun perkembangan kanopi yang ada pada menu CITYgreen berkisar antara 0-50 tahun saja. Pada penelitian ini dipilih tahun perkembangan yaitu 10, dan 20 tahun untuk memudahkan perbandingan pada setiap kelipatan tahun tersebut. Perbedaannya dapat dilihat pada Gambar 16. Kanopi pohon berwarna hijau merupakan hasil digitasi kanopi pohon pada kondisi eksisting tapak saat ini. Kanopi pohon berwarna biru merupakan kanopi pohon hasil digitasi pada kondisi pertumbuhan kanopi 10 tahun kedepan dengan asumsi kesehatan dan kondisi pertumbuhan pohon sama dengan kondisi eksisting. Gambar 15 Tampilan menu CITYgreen Tree Growth Model dalam ArcView. Gambar 16 Contoh tampilan kanopi pohon eksisting dengan site Tree Growth Model pertumbuhan kanopi 10 tahun kedepan dalam ArcView.

3.6 Rekomendasi

Rekomendasi merupakan suatu usulan luasan RTH dengan penutupan lahan oleh kanopi pohon berdasarkan Peraturan Menteri Negara perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Keterpaduan Prasarana, Sarana, dan Utilitas PSU Kawasan Perumahan yang menyatakan bahwa RTH publik dan privat paling sedikit 10 dari seluruh luas wilayah kawasan perumahan. Rekomendasi luasan RTH kanopi pohon ini dibuat dengan menggunakan model alternatif skenario dalam ekstensi CITYgreen 5.4. Model Alternatif Skenario Modeling of Alternate Scenarios merupakan model skenario yang terdapat dalam ekstensi CITYgreen. Pada penelitian ini akan dibandingkan kondisi saat ini eksisting dengan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 tersebut. Hasil dari perbandingan ini akan terlihat perbedaan manfaat ekologi dan ekonomi dari kanopi pohon pada tapak yang dianalisis sehingga akan terlihat luasan mana yang lebih optimal dalam memberikan manfaat ekologi dan ekonomi. Terdapat dua alternatif skenario pada tapak yang dianalisis, yaitu: 1. Alternatif skenario kondisi eksisting tapak tanpa penambahan kanopi pohon, yaitu hasil digitasi kondisi eksisting tapak. 2. Alternatif skenario kondisi dengan tambahan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon berdasarkan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006. Langkah-langkah dalam membuat alternatif skenario tersebut anatara lain: 1. Aktifkan canopy theme yang akan dibuat alternatif skenario. Kemudian pilih Convert to shapefile pada menu Theme dalam ArcView 3.2. Kemudian beri nama file yang baru dan simpan Gambar 17. Gambar 17 Contoh tampilan Convert to Shapefile dalam ArcView 3.2. 2. Setelah canopy theme yang baru tersebut di-configure themes for CITYgreen , kemudian di analisis menggunakan CITYgreen dengan memilih Analyze Data dalam menu CITYgreen. Langkah selanjutnya mengaktifkan Model Alternate Skenario serta dipilih Create Edit Alternate Scenarios dan New Scenario. Ketik persentase luasan kanopi yang ingin ditambahkan, lalu klik ok Gambar 18. Gambar 18 Contoh tampilan Create Edit Alternate Scenarios dan New Scenario dalam ArcView 3.2. 3. Klik save and close. Kemudian klik Run Analysis Gambar 19. Gambar 19 Contoh tampilan save and close dalam ArcView 3.2.

IV. KONDISI UMUM

4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City BCC terletak pada 06.53°LS-06.56°LS dan 106.78°BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada pada 06.33°LS-06.34°LS dan 106.45°BT-106.46°BT. Perumahan BCC dan Taman Yasmin berlokasi di Kecamatan Tanah Sareal, Bogor. Perumahan BCC memiliki luas total 1.295.514 m 2 ± 129 ha sedangkan perumahan Taman Yasmin memiliki luas total kawasan seluas ±103 ha. Perumahan BCC dan Taman Yasmin dilintasi oleh Bogor Ring Road yang dapat menambah daya tarik dari kawasan ini karena dapat memudahkan akses ke perumahan. Lokasi BCC dan Taman Yasmin dapat di akses hanya dengan jarak tempuh ± 10 menit dari exit Sentul km 42 dan ± 20 menit dari Tol Jagorawi sedangkan dengan sarana transportasi umum dapat dicapai hanya dengan jarak tempuh ± 5 menit dari rel kereta api. Aksesibilitas kedua perumahan dapat dilihat pada Gambar 20 dan 21. Gambar 20 Peta aksesibilitas Bukit Cimanggu City, Bogor. Sumber: Kantor pemasaran perumahan Bukit Cimanggu City, 2010 U