Fungsi dan Manfaat Ruang Terbuka Hijau Gas Karbon Dioksida CO

luas RTH wilayah. Menurut Peratuan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Keterpaduan Prasarana, Sarana, dan Utilitas PSU Kawasan Perumahan menyebutkan bahwa untuk persyaratan luas wilayah, ditentukan luas RTH publik milik pemerintah dan terbuka untuk umum dan privat perorangan paling sedikit 10 dari seluruh luas wilayah kawasan perumahan, atau mengacu pada peraturan perundang- undandangan yang berlaku. Sementara itu, untuk persyaratan jumlah penduduk, ditentukan luas per kapita dalam m 2 . Misalnya jumlah penduduk 250 jiwa sampai dengan 480.000 jiwa, diperlukan RTH sebesar 1 m 2 sampai dengan 0,3 m 2 per kapita.

2.5 Fungsi dan Manfaat Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Areal perlindungan bagi berlangsungnya fungsi dan penyangga kehidupan. 2. Sarana menciptakan kebersihan, kesehatan dan keindahan lingkungan. 3. Sarana memenuhi kebutuhan rekreasi 4. Pengaman lingkungan hidup perkotaan dari pencemaran. 5. Sarana pendidikan dan penelitian. 6. Habitat satwa dan perlindungan plasma nutfah. 7. Sarana memperbaiki kualitas lingkungan hidup perkotaan. 8. Pengatur sistem air. Adapun menurut Undang-Undang RI No. 26 tahun 2007, manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas: a. Manfaat langsung yaitu membentuk keindahan dan kenyamanan teduh, segar, sejuk. b. Manfaat tidak langsung yaitu pembersih udara yang sangat efektif, pemeliharaan akan kelangsungan persediaan air tanah, peletarian fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan fauna yang ada konservasi haati atau keragaman hayati.

2.6 Gas Karbon Dioksida CO

2 dan Dampaknya terhadap Lingkungan Hidup Pohon merupakan penyerap gas CO 2 yang cukup penting, selain dari fito- plankton, ganggang, dan rumput laut di samudera. Karbondioksida adalah gas yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa dengan rumus kimia CO 2 dimana molekulnya terdiri dari satu atom karbon dan dua atom oksigen. Karbondioksida juga merupakan salah satu gas rumah kaca utama yang laju emisi dan konsentrasinya semakin meningkat di atmosfer Hairiah K dan Murdiyarso D, 2007. Perubahan iklim terjadi terutama berhubungan dengan berubahnya komposisi gas di atmosfer. Hal ini dapat mempengaruhi keseimbangan antara radiasi matahari yang datang dengan gelombang panjang yang dipantulkan kembali sebagai panas Gambar 3. Efek ini sama dengan kondisi di dalam rumah kaca yang memungkinkan sinar matahari untuk masuk, tetapi energi yang keluar sangat sedikit sehingga suhu di dalam rumah kaca sangat tinggi. Oleh karenanya, pemanasan global disebut juga efek gas rumah kaca dan gas yang menibulkannya disebut gas rumah kaca Hairiah K dan Murdiyarso D, 2007. Gambar 3 Gas rumah kaca yang menyelimuti atmosfer bumi akan menyerap radiasi gelombang panjang yang memanaskan bumi. Sumber: www.google.com Sebagian radiasi gelombang pendek yang dipantulkan Sebagian dipancarkan keluar atmosfer dan sebagian memanaskan atmosfer Radiasi gelombang pendek Sebagian besar radiasi gelombang pendek diserap dan memanaskan permukaan bumi setelah diubah menjadi gelombang panjang Radiasi balik gelombang panjang inframerah yang dipancarkan permukaan bumi Karbondioksida merupakan salah satu Gas Rumah Kaca GRK yang penting selain metana CH 4 , nitrous oksida N 2 O, perfluorokarbon PFC dan hidrofluorokarbon HFC serta sulfurheksfluorida SF 6 . Karbondioksida dapat dihasilkan dari proses pernapasan, pembusukan, dan pembakaran. Menurut Dahlan 2004, berbagai kegiatan di perkotaan baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak seperti kendaraan bermotor, rumah tangga, hotel, industri, dan kegiatan lainnya membutuhkan energi penggerak dan pemanas yang sebagian diperoleh dari pembakaran bahan bakar fosil seperti bensin, solar, minyak tanah, dan batu bara, dimana proses pembakaran ini akan menghasilkan CO 2 . Rincian emisi gas yang dihasilkan oleh berbagai macam bahan bakar dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Emisi gas CO 2 yang dihasilkan oleh beberapa macam bahan bakar No Jenis Bahan Bakar Jumlah Emisi Satuan 1 Bensin 2,31 Kglt 2 Solar 2,68 Kglt 3 Minyak Tanah 2,52 Kglt 4 LPG 1,51 Kgkg 5 LNG 1,78 Kgm 3 6 Minyak Diesel 3,09 Kglt 7 Gas Pipa 1,89 Kgm 3 Sumber: DEFRA 2005 dan The National Energy Foundation 2005 dalam Dahlan 2007 Pada dasarnya, manusia yang hidup juga menghasilkan gas CO 2 . Aktivitas manusia dapat menambah konsentrasi CO 2 di udara sebesar 3 dari emisi alami tahunan McPherson dan Simpson, 1999. CO 2 yang diemisikan dari aktivitas manusia anthropogenik mendapat perhatian yang lebih besar dengan kontribusinya yang 55 terhadap pemanasan global Hairiah K dan Murdiyarso D, 2007. Gas CO 2 relatif tidak begitu beracun jika dibandingkan dengan gas CO , SO 2 , atau O 3, namun karena gas ini dapat mengakibatkan meningkatnya suhu udara bumi secara global pemanasan global melalui efek rumah kaca Dahlan, 2004 maka gas ini termasuk gas yang sangat penting untuk diperhitungkan keberadaannya. Pengaruh dari pemanasan global tersebut dapat berupa terjadinya perubahan cuaca yang ekstrim, suhu udara meningkat, permukaan air laut meningkat, kebakaran hutan bertambah, migrasi satwa dan kelangkaan air. Hal ini akan berdampak secara tidak langsung terhadap kehidupan manusia diantaranya asap dari kebakaran hutan dapat menyebabkan pernapasan manusia terganngu sehingga kesehatan manusia terganngu. Hal ini akan berdampak secara tidak langsung terhadap peningkatan biaya eksternal berupa biaya untuk membayar dokter, obat-obatan,, pajak rumah sakit, dan sebagainya. Lebih lanjut Dahlan 2007 mengemukakan bahwa akibat dari meningkatkan suhu udara bumi, es di kedua kutub akan mencair sehingga banyak kota yang terletak di pesisir akan tenggelam. Akibatnya, ekosistem mangrove dapat terganggu sehingga kehidupan makhluk hidup sekitarnya pun akan terganggu pula.

2.7 Manfaat dan Fungsi Pohon