II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lanskap Pemukiman
Menurut Simonds 2006, lanskap merupakan suatu bentang alam dengan
karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dimana karakter tersebut menyatu secara harmoni dan alami untuk memperkuat karakter
lanskapnya. Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 tahun 1992 Pasal 1 ayat 1 mendefinisikan perumahan sebagai kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Pemukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup di luar
kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Berdasarkan definisi tersebut, Kawasan Bukit Cimanggu City dan Taman Yasmin dapat dikatakan
sebagai pemukiman yang berada di Kota Bogor. Eckbo 1964 mengungkapkan bahwa lingkungan pemukiman adalah
suatu area yang didalamnya terdapat susunan ketetanggaan atau kumpulan tempat tinggal dan sarana perkantoran, niaga, pendidikan, budaya, kesehatan, dan fasilitas
administrasi penting lainnya di sekitar area tersebut, kehadiran fasilitas penunjang yang terkumpul dan tersusun rapih di suatu kelompok hunian cluster, dan
adanya hubungan antar rumah melalui jalur yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki pedestrian. Pemukiman merupakan kelompok-kelompok rumah yang
memiliki ruang terbuka secara bersama-sama dan merupakan kelompok kecil untuk melibatkan semua anggota keluarga dalam suatu aktivitas, tetapi cukup
besar untuk menampung fasilitas umum seperti lapangan bermain, tempat belanja, dan daerah penyangga Simonds, 2006.
Lingkungan hidup yang ideal bagi manusia adalah dimana tegangan friksi dapat dihindarkan atau dipecahkan, sehingga dicapai perkembangan
optimum dalam hubungan harmonis antara hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, maupun manusia dengan lainnya. Beberapa prasaraan
dalam suatu pemukiman antara lain: jalur kendaraan, jalur pejalan kaki, sistem drainase, jaringan utilitas, penerangan jalan dan lain sebagainya Simonds, 2006.
2.2 Koefisien Dasar Bangunan KDB dan Koefisien Dasar Hijau KDH