mendorong tingginya permintaan konsumen terhadap perumahan yang memiliki kualitas lingkungan yang baik walaupun harga rumah yang tinggi atau mahal
seperti adanya ruang terbuka hijau RTH di dalam kawasan perumahan. Perumahan BCC dan Taman Yasmin memiliki lanskap perumahan yang
baik dimana tersedia ruang terbuka hijau diantaranya taman rumah sesuai dengan standar nilai KDB dan KDH, jalur hijau, taman kantung yang estetik, lapangan
rumput dan olah raga, dan sebagainya. Inilah yang menjadi salah satu daya tarik dari kedua perumahan, disamping fasilitas lainnya yang terdapat di kedua
perumahan. Saat ini, perumahan BCC dan Taman Yasmin masih terus mengembangkan kawasan perumahan untuk memenuhi permintaan konsumen
akan tempat tinggal di perumahan. Hal tersebut diwujudkan dengan adanya pengembangan tahap dua di perumahan BCC dan pengembangan sektor VII di
perumahan Taman Yasmin. Oleh karena itu, dengan meningkatnya luasan kanopi pohon, baik masyarakat maupun pihak pengelola pemasaran di kedua
perumahan, secara tidak langsung dapat memperoleh keuntungan ekologi dan ekonomi.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis CITYgreen, persentase luas penutupan lahan oleh kanopi pohon di perumahan BCC dengan luas kawasan ± 129 ha adalah
sebesar 7,60 sedangkan perumahan Taman Yasmin dengan luas kawasan ± 103 ha adalah sebesar 6,62 . Hasil ini jika dibandingkan dengan Peraturan Menteri
No. 34 tahun 2006 yang menyatakan bahwa RTH publik dan privat paling sedikit 10 dari seluruh luas wilayah kawasan perumahan, maka luas kanopi pohon di
kedua perumahan belum sesuai atau tidak mencukupi. Oleh karena itu, sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Perumahan
Rakyat No. 34 tahun 2006 tersebut, maka dibuat rekomendasiusulan mengenai penambahan persentase luas kanopi pohon sehingga luas kanopi pohon kawasan
perumahan menjadi 10 dan 20 dari total luas kawasan. Rekomendasi ini dibuat untuk melihat luasan mana yang lebih memberikan manfaat optimal bagi
kawasan dan untuk memudahkan perbandingan manfaat.
Tabel 19. Pendugaan manfaat ekologi dan ekonomi pada penambahan luas kanopi pohon menjadi 10 dan 20 dari total luas kawasan perumahan
Pertambah- an luasan
kanopi pohon
Luas Kawasan
ha Luas
RTH pohon
Manfaat Ekologi Manfaat Ekonomi
Rupiah
Karbon Tersimpan
ton Daya Serap
karbon tonth
Perumahan BCC
Eksisting 129
9,80 ha 757,45
16,10 34.085.179
10 129
12,80 ha 795,45
16,36 35.795.179
20 129
25,90 ha 921,45
17,25 41.465.179
Perumahan Taman Yasmin
Eksisting 103
6,82 ha 550,03
10,77 24.751.341
10 103
10,31 ha 685,03
11,70 30.826.341
20 103
20,60 ha 1.224,03
15,54 55.081.341
Sumber : Hasil analisis CITYgreen 2010
Keterangan: Diasumsikan luas kawasan tidak berubah; 1 ton karbon tersimpan = 5; 1 = Rp 9.000,00
Berdasarkan hasil analisis pada perumahan BCC Tabel 19, penambahan luas RTH kanopi pohon dari 7,60 9,80 ha menjadi 10 12,80 ha
setidaknya perlu ditambah sebesar 2,4 atau setara dengan ± 3 ha sedangkan untuk menjadi 20 25,90 ha luas RTH kanopi pohon dari total luas kawasan
perumahan, maka perlu penambahan luasan sebesar 12,4 atau setara dengan ± 16,1 ha. Sementara itu, penambahan luas RTH kanopi pohon di perumahan
Taman Yasmin dari 6,62 6,82 ha menjadi 10 10,31 ha setidaknya perlu ditambah sebesar 3,38 atau sekitar 3,49 ha sedangkan untuk menjadi 20
20,60 ha luas RTH kanopi pohon, maka perlu penambahan luasan sebesar 13,38 atau setara dengan ± 13,78 ha.
Dilihat dari hasil analisis menggunakan model alternatif skenario dalam program CITYgreen, penambahan persentase luasan kanopi pohon dapat
menaikkan nilai manfaat ekologi di kedua perumahan. Pada penambahan 10 dan 20 luasan kanopi pohon dari total luas kawasan di perumahan BCC, secara
berturut-turut pepohonan dapat menyimpan karbon sebesar 795,45 ton dan 921,45 ton sedangkan di perumahan Taman Yasmin adalah sebesar 685,03 ton dan
1.224,03 ton Tabel 19. Sementara itu, kemampuan pohon dalam menyerap karbon pada penambahan 10 dan 20 luasan kanopi pohon dari total luas
kawasan di perumahan BCC, secara berturut-turut adalah 16,36 tontahun dan
17,25 tontahun sedangkan di perumahan Taman Yasmin adalah sebesar 11,70 tontahun dan 15,54 tontahun.
Jika dibandingkan antara kondisi eksisting tapak dengan penambahan luasan kanopi pohon menjadi 10 dan 20 dari total luas kawasan perumahan,
maka dapat dilihat adanya perubahan nilai manfaat yang cukup signifikan Gambar 33 dan 34. Semakin besar persentase luasan kanopi pohon, maka akan
semakin tinggi kemampuan pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon. Hal ini tentu saja memberikan dampak positif bagi kedua perumahan.
Semakin tinggi kemampuan pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon, maka semakin besar nilai manfaat ekologi dan ekonomi yang didapat perumahan.
Secara tidak langsung, kenyamanan di sekitar lingkungan perumahan akan meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan pohon dalam menyimpan
dan menyerap karbon.
Gambar 33 Perbandingan kemampuan pohon dalam menyimpan karbon kg dengan penambahan luas kanopi pohon di perumahan.
Sumber: Hasil Analisis CITYgreen, 2010
757,45 ton 795,45 ton
921,45 ton 1.224 ton
685,03 ton 550,03 ton
Gambar 34 Perbandingan kemampuan pohon dalam menyerap karbon di udara kgth dengan penambahan luas kanopi pohon di perumahan.
Sumber: Hasil Analisis CITYgreen, 2010
Gambar 35 Perbandingan nilai ekonomi dengan penambahan luas kanopi pohon. Dilihat dari hasil analisis nilai manfaat pohon dalam menyimpan dan
menyerap karbon, maka dapat diketahui manfaat ekonomi yang diperoleh oleh kedua perumahan Gambar 35. Perumahan BCC pada penambahan luas kanopi
pohon menjadi 10 dan 20 dari total luas kawasan perumahan, secara berturut- turut adalah sekitar Rp 35.795.179,00 dan Rp 41.465.179,00 sedangkan
10,77 tonth 11,70 tonth
15,54 tonth 17,25 tonth
16,36 tonth 16,10 tonth
perumahan Taman Yasmin sekitar Rp 30.826.341,00 dan Rp 55.081.341,00. Hasil ini menunjukan semakin luas kanopi pohon, maka semakin besar manfaat
ekonomi yang diperoleh. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
penambahan luas RTH kanopi pohon kawasan menjadi 20 dari total luas kawasan perumahan dapat memberikan nilai manfaat ekologi dan ekonomi lebih
optimal dibandingkan 10 luasan RTH kanopi pohon kawasan. Semakin luas kanopi pohon, maka semakin besar manfaat ekologi dan ekonomi yang diperoleh.
Penambahan luasan RTH kanopi pohon, pada dasarnya dapat dilakukan pada semua lahan hijau atau lahan-lahan kosong di perumahan yang
memungkinkan untuk ditanam vegetasi. Pada perumahan, penambahan luasan RTH kanopi pohon dapat dilakukan terutama pada titik-titik lokasi yang
memiliki jumlah emisi CO
2
cukup besar. Misalnya saja pada jalan-jalan utama di perumahan, dapat ditambahkan pada jalur hijau jalan yang masih renggang atau
juga pada lokasi dengan vegetasi yang masih dianggap kurang efektif dalam menyerap emisi. Penambahan luasan RTH kanopi pohon juga dapat dilakukan
dengan memperluas green belt yang ada di batas tapakkawasan. Selain penambahan luas RTH pohon perlu diketahui juga beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan untuk mendapatkan suatu RTH yang baik dan benar. Dahlan 2004 mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam mendapatkan RTH yang baik dan benar, diantaranya: 1
Vegetasi harus dipilih cocok dengan keadaan iklim dan tanah setempat. Melihat Kota Bogor merupakan kota dengan curah hujan tinggi dan kondisi
tanahnya relatif subur, maka keadaan tanah dan iklim tidak terlalu diperhitungkan. Namun, untuk vegetasi yang lokasinya sangat dekat dengan
sumber pencemar, maka vegetasi harus dipilih yang memiliki ketahanan tinggi terhadap pencemar Dahlan 2007.
2 Jenis vegetasi yang dipilih sebaiknya merupakan jenis vegetasi yang memiliki
daya serap CO
2
tinggi. Adapun jenis vegetasi untuk menyerap gas, sebaiknya dipilih yang memiliki sifat:
- Mempunyai stomata yang banyak, sehingga dapat menyerap CO
2
yang banyak pula.
- Mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap gas tertentu.
- Mempunyai tingkat pertumbuhan cepat. Tingkat pertumbuhan pohon
berbanding lurus dengan laju fotosintesis dan laju fotosintesis berbanding lurus terhadap tingkat serapan karbon. Semakin tinggi laju fotosintesis,
maka semakin tinggi tingkat penyerapan karbon oleh pohon. -
Tahan terhadap serangan angin. -
Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini, luasan kanopi pohon dapat mempengaruhi kemampuan pohon dalam menyimpan dan menyerap
karbon. Semakin luas kanopi pohon, maka semakin besar kemampuan pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon.
3 Luasannya cukup.
4 Estetik keindahan. Selain dipilih jenis pohon yang memiliki daya serap CO
2
tinggi, perlu juga diperhatikan nilai estetika dari pohon itu sendiri apakah sudah sesuai atau tidak sesuai dengan kondisi lanskap perumahan. Faktor
keindahan sangat penting dalam mengembangkan kawasan perumahan agar perumahan terlihat indah dan menarik. Komposisi vegetasi pohon, semak,
dan groundcover juga dapat dilakukan dan diatur sedemikian rupa yang dapat memperindah bangunan rumah, jalur hijau, taman, dan sebagainya sehingga
tercipta perpaduan yang harmonis dan indah. 5
Jenis vegetasi yang ditanam tidak menghasilkan getah atau lainnya yang dapat mengganggu dan membahayakan manusia.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Pada perbandingan hasil analisis luas kanopi dan non-kanopi pohon dengan koefisien dasar bangunan KDH dan koefisien dasar hijau KDH, luas
RTH pohon pada taman rumah di kedua perumahan sudah mencukupi atau sesuai. Namun, jika dibandingkan dengan Peraturan Menteri Negara Perumahan
Rakyat tahun 2006, luas RTH pohon kawasan di kedua perumahan masih belum mencukupitidak sesuai sehingga perlu penambahan luas RTH pohon.
Sedikitnya perlu penambahan luas RTH pohon kawasan sekitar 3 ha di perumahan BCC dan 3,49 ha di perumahan Taman Yasmin untuk menjadi 10
luas RTH pohon kawasan dari total luas kawasan perumahan. Sementara itu, untuk menjadi 20 luas RTH pohon kawasan dari total luas kawasan, sedikitnya
perlu penambahan sekitar 16,1 ha di perumahan BCC dan 13,78 ha di perumahan Taman Yasmin.
Pepohonan pada ruang terbuka hijau RTH di perumahan mampu memberikan kontribusi pembersihan udara yaitu dengan menyerap CO
2
melalui proses fotosintesis. Berdasarkan hasil analisis menggunakan CITYgreen pada
Citra Satelit Quickbird tahun 2006, dapat diketahui manfaat pepohonan dalam menyimpan dan menyerap karbon di suatu lingkungan perumahan.
Hasil analisis CITYgreen pada kelompok site sampel berdasarkan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon menunjukkan bahwa semakin
besar persentase luas kanopi pohon, maka semakin besar kemampuan pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon. Kelompok site C dengan persentase
penutupan lahan oleh kanopi pohon sebesar 10-15 mampu menyimpan dan menyerap karbon lebih besar dibandingkan kelompok site A 0-5 dan B 5-
10. Hal ini sesuai dengan rumus umum yang digunakan CITYgreen dimana kapasitas karbon tersimpan dan daya serap karbon berbanding lurus dengan
persentase luas penutupan lahan oleh kanopi pohon. Selain luas kanopi pohon, faktor umur pohon serta kondisi kesehatan dan
pertumbuhan pohon juga dapat mempengaruhi kapasitas karbon. Semakin bertambah umur pohon maka semakin besar kapasitas karbon tersimpan dan daya