Model Clarke Yoshimoto Pooley CYP 1992 Pola Musim Penangkapan Ikan

21 Schnute menunjukkan bahwa harus merupakan aksioma, bukan . Namun, akan berarti hanya bila sedangkan akan berarti . Dari dapat disimpulkan bahwa CPUE, secara umum bukanlah nol bahkan bila upaya itu sendiri adalah nol. Karenanya, menyatakan bahwa interpretasi yang benar untuk , adalah untuk menyatakan sebagai CPUE potensial, yaitu potensi ini diaktualisasikan hanya bila penangkapan terjadi yaitu bila Tinungki 2005. .

2.11. Model Clarke Yoshimoto Pooley CYP 1992

Model Clarke Yoshimoto Pooley 1992 atau lebih dikenal dengan model CYP dapat mengestimasi parameter biologi, seperti r laju pertumbuhan alamiintrinsik, q koefisien kemampuan penangkapan dan K daya dukung lingkungan. Model CYP dapat dinyatakan sebagai berikut Persamaan 36 : 36 di mana : dan f t adalah upaya penangkapan. Persamaan 36 diatas dapat ditulis dalam bentuk persamaan 37 : 37 Persamaan ini dalam menduga parameter-parameter menggunakan OLS Ordinary Least Square. Dengan meregresikan tangkapan per unit upaya yang disimbolkan dengan pada periode t+1 dan pada periode t serta penjumlahan input pada periode t dan t+1, sehingga diperoleh parameter r, q dan K secara terpisah. 22 Namun dalam menghitung parameter r, q dan K adakan didapat kesulitan sehingga dibuat Algoritma Fauzi 2002 in Tinungki et al. 2004 sebagai berikut : 1. Koefisien regresi b yang diperoleh dari persamaan 37 digunakan dalam menghitung r yaitu 38 2. Koefisien regresi c yang diperoleh dari persamaan 37 dan nilai r yang diperoleh dari persamaan 38 digunakan dalam menghitung q yaitu : 39 3. Koefisien regresi a yang diperoleh dari persamaan 37 dan nilai q yang diperoleh dari persamaan 39 digunakan dalam mencari nilai Q untuk digunakan dalam menghitung nilai K yaitu : 40 4. Nilai q yang diperoleh dari persamaan 39 dan nilai Q yang diperoleh dari persamaan 40 digunakan dalam menghitung nilai K yaitu 41 MSY dapat diduga dengan 42 Sedangkan upaya optimum dapat diduga dengan 43 23

2.12. Pola Musim Penangkapan Ikan

Nontji 1987 in Gunawan 2004 menyatakan bahwa pola musim yang berlangsung di suatu perairan dipengaruhi oleh pola arus serta terjadi interaksi yang cukup erat antara udara dan laut. Perubahan cuaca yang mempengaruhi kondisi laut antara lain : angin yang dapat menentukan terjadinya gelombang dan arus permukaan air laut serta curah hujan yang dapat menentukan kadar salinitas air laut. Berdasarkan arah utama angin yang bertiup ke suatu daerah, dikenal istilah musim barat dan musim timur. Di Indonesia dikenal adanya empat musim yang mempengaruhi kegiatan penangkapan, yaitu musim barat, musim timur, musim peralihan awal tahun dan musim peralihan akhir tahun kedua. Musim timur terjadi pada bulan Mei – September dan musim barat pada bulan November – Maret sedangkan pada bulan April dan Oktober mengalami musim peralihan. Selama bulan Maret, angin yang bertiup adalah angin barat tetapi kecepatannya telah berkurang. Memasuki bulan April, arah angin sudah tidak menentu dan pada periode inilah dikenal musim peralihan atau pancaroba awal tahun. Siklus ini berlangsung kembali ketika memasuki bulan Oktober, periode ini dikenal sebagai musim pancaroba akhir tahun Djufri 2002 in Gunawan 2004.

2.13. Pengelolaan Perikanan