7
2.2. Alat Tangkap Ikan Kurisi
Ikan kurisi dapat tertangkap dengan alat tangkap pukat tarik, payang, jaring insang, rawai, pancing, sero, trawl dan bubu Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan
2005. Alat tangkap yang digunakan di Teluk Banten untuk menangkap ikan kurisi adalah dogol, payang, jaring insang, pancing, bagan dan jaring rampus. Dogol
merupakan alat tangkap yang dominan menangkap ikan kurisi di Teluk Banten. Dogol merupakan alat penangkap ikan berkantong tanpa alat pembukan
mulut jaring BPPI 2007 in Rachmawati 2008. Menurut Monintja dan Martasuganda 1991, jaring dogol terdiri dari kantong, dua buah sayap, dua buah
tali ris, tali selembar serta pelampung dan pemberat. Ciri khusus alat ini adalah bibir atas dan mulut jaring lebih menonjol keluar dibandingkan bibir bawah atau tali ris
bawah lebih panjang dari tali ris atas. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah ikan lari ke arah vertikal. Daerah penangkapan dogol di Teluk Banten di Utara Pulau Panjang
yang memiliki dasar perairan pasir berlumpur pada kedalaman diatas 16 m. Jumlah awak buah kapal ABK setiap kapal berkisar 6-7 orang. Penangkapan ikan kurisi
dilakukan pada siang hari, yaitu dari jam 07.00 wib hingga 17.00 WIB. Hasil tangkapan tergantung pada besarnya kapasitas perahu, biasanya dapat mencapai
150-300 kg per perahuhari. Jaring dogol di Kabupaten Serang berasal dari Labuan Nuraini 2004.
2.3. Pengkajian Stok ikan
Pendugaan stok merupakan kegiatan aplikasi ilmu statistika dan matematika pada sekelompok data untuk mengetahui suatu stok ikan secara kuantitatif demi
kepentingan pendugaan stok ikan dan alternatif kebijakan ke depan. Pendugaan stok ikan di Indonesia dilakukan dengan beberapa metode, seperti yang dijelaskan di
bawah ini :
1 Metode sensus atau transek digunakan untuk mengkaji stok ikan yang sifatnya tidak bergerak cepat, seperti ikan hias dan ikan karang
2 Metode swept area digunakan untuk menduga stok ikan dasar demersal. Metode ini dilakukan dengan prinsip menyapu area perikanan dengan
menggunakan alat tangkap trawl.
8 3 Metode akustik digunakan untuk menduga ikan pelagis maupun demersal.
Prinsip kerja metode ini adalah menghitung potensi ikan dengan menggunakan alat yang dinamakan echosounder.
4 Metode produksi surplus digunakan untuk menduga ikan dengan memanfaatkan data time series hasil tangkapan dan upaya penangkapan ikan di tempat
pendaratan ikan Pengkajian stok mencakup suatu estimasi tentang jumlah dan kelimpahan
abundance dari sumberdaya. Selain itu, mencakup pula pendugaan terhadap laju penurunan sumberdaya yang diakibatkan oleh penangkapan serta sebab-sebab
lainnya, dan mengenai berbagai tingkat laju penangkapan atau tingkat kelimpahan stok yang dapat menjaga dirinya dalam jangka panjang Widodo Suadi 2006.
Ukuran dari suatu stok ikan dalam suatu perairan dapat dinyatakan dalam jumlah atau berat total individu. Baik jumlah maupun berat biomassa suatu stok
ikan di laut sulit diukur secara langsung. Oleh sebab itu, dalam menduga ukuran stok ikan seringkali digunakan jumlah atau berat relatif yang dinyatakan sebagai
densitas atau kelimpahan abundance. Densitas atau kelimpahan, umumnya diartikan sebagai jumlah atau berat individu per satuan area atau per satuan upaya
penangkapan. Satuan yang sering digunakan ialah hasil tangkapan per unit upaya penangkapan catch per unit of effortCPUE dari suatu alat tangkap atau alat
sampling tertentu Widodo et al. 1998. Perubahan ukuran stok dapat disebabkan oleh adanya berbagai perubahan
dalam hal lingkungan, proses rekrutmen, pertumbuhan, kegiatan penangkapan, populasi organisme mangsa prey, pemangsa predator atau pesaing kompetitor.
Selanjutnya perubahan ukuran stok, atau ukuran beberapa bagian tertentu dari stok dalam kurun waktu tertentu, dapat digunakan sebagai data statistik kasar untuk
mengestimasi laju kematian atau laju kelangsungan hidup survival rate dari stok yang bersangkutan. Menurut Widodo Suadi 2006, proses penipisan stok sering
dibarengi dengan lima kombinasi yaitu penurunan produktivitas perikanan atau hasil tangkapan per unit upaya penangkapan CPUE, penurunan hasil tangkapan total
yang didaratakan, penurunan berat rata-rata ikan, perubahan dalam struktur umur populasi ikan ukuran, umur, dan perubahan komposisi spesies ikan ekologi
perikanan. Dalam menganalisis sumberdaya ikan, penentuan ukuran stok
9 merupakan langkah penting dalam mempelajari berbagai stok terutama yang telah
diusahakan. Hasil analisis akan sangat berguna bagi perencanaan pemanfaatan, pengembangan dan perumusan strategi pengelolaan Widodo et al. 1998.
2.4. Model Produksi Surplus