Hubungan Sosial Ekonomi TINJAUAN PUSTAKA

16 Dalam proses ini, brondolan yang masuk akan berubah menjadi bubur dengan suhu yang tinggi mencapai 90 C. Selain menghasilkan bubur sawit, pada proses ini juga menghasilkan uap yang terdiri dari berbagai zat kimia. Tahapan proses selanjutnya adalah peremasan. Proses ini diharapkan memberikan minyak dari bubur sawit yang telah dihasilkan dalam proses sebelumnya. Agar proses ini efisien, biasanya dilakukan ekstraksi dengan memberikan air panas pada saat diremas ataupun sebelum diremas. Hasil dari proses ini adalah cairan minyak yang masih bercampur dengan air, lumpor, dan kotoran pasir maupun serat-serat, atau dikenal dengan nama Crude Palm Oil CPO atau minyak kasar. Selain crude palm oil, proses ini juga menyisakan ampas dan cangkang sawit. Dalam pengolahan TBS menjadi CPO ternyata banyak menimbulkan zat- zat kimia lain yang akan bertebaran di udara. Selain itu dalam pengolahan ini juga di ketahui adanya bahan-bahan sisa produksi yang akan dibuang pada permukaan tanah, baik dalam lokasi pabrik yang akan melakukan pengolahan limbah cair ataupun munculnya limbah padat yang akan dimanfaatkan dan disebarkan pada lokasi perkebunan.

2.4. Hubungan Sosial Ekonomi

Kebijaksanaan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun tujuan umum kebijaksanaan pertanian kita adalah memajukan pertanian, mengusahakan agar pertanian menjadi lebih produktif dan efisien dalam berproduksi sehingga akan mengakibatkan taraf kehidupan petani bisa menjadi 17 lebih meningkat dan kesejahteraan lebih sempurna. Untuk mencapai tujuan-tujuan itu, pemerintah baik di pusat maupun di daerah mengeluarkan peraturan-peraturan pemerintah, keputusan Presiden, Keputusan Menteri, Keputusan Gubernur dan lain- lain. Peraturan-peraturan pada dasarnya dapat dibagi 2 dua, yaitu: kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bersifat mengatur regulating policies dan pembangunan pendapatan yang lebih dan merata Mubyarto, 1989. Pada tingkat nasional, kebijaksanaan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan didaerah yang dilakukan secara bertahap tersebut, adalah bertujuan untuk mencapai tiga aspek pembangunan yaitu: 1. Pemerataan pembangunan dan hasil- hasil yang menuju pada tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, 2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan 3. Stabilitas sosial yang sehat dan dinamis Dalam suatu kurun waktu pertumbuhan yang sangat cepat dan terutama didasarkan pada sumberdaya alam, perluasan manufaktur modern dan perubahan teknologi bidang pertanian, tidak disangsikan lagi. Jika yang kaya semakin kaya, namun secara umum tidaklah benar kalau yang miskin semakin miskin Arndt dalam Mubyarto, 1984. Menurut Kamaluddin 1991, untuk pemerataan dari pembangunan itu tercermin atau dijabarkan lebih lanjut dalam delapan jalur pemerataan, yaitu: 1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan perumahan. 2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan. 3. Pemerataan kesempatan memperoleh pelayanan kesehatan. 18 4. Pemerataan kesempatan kerja 5. Pemerataan kesempatan berusaha. 6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita. 7. Pemerataan penyebaran pembangunan diseluruh wilayah tana h air, dan 8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan. Selain itu faktor budaya juga tidak bisa diabaikan karena menurut Soem 2000, walaupun setiap masyarakat mempunyai sistem budaya yang masing- masing berbeda satu dengan yang lain, tetapi kebudayaan mempunyai sifat hakekat yang berlaku umum, antara lain: 1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perikelakuan manusia 2. Kebudayan telah ada terlebih dahulu dari lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi tersebut. 3. Kebudayaan diperlukan manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya. 4. Kebudayaan berisikan aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, yang dilarang dan dibolehkan. Pada sisi lain, Suri 2001 menyatakan, kita memandang kebudayaan sebagai : 1. Pengatur dan pengikat masyarakat 2. Hal-hal yang diperoleh manusia melalui pendidikanbelajar nature 3. Pola kebiasaan dan perilaku manusia. 4. Sistem masyarakat yang dipakai untuk memperoleh kerjasama, kesatuan dan kelangsungan hidup masyarakat manusia. 19 Mengingat hal- hal diatas, posisi sektor pertanian disatu sisi akan diuntungkan, namun disisi lain jika sektor pertanmian tidak mendapat perhatian yang besar, akan mendapatkan tekanan yang berat, karena seperti yang dikatakan Mubyarto dalam Esmara 1987 bahwa sektor pertanian selalu ditandai oleh kemiskinan struktural yang berat, sehingga dorongan pertumbuhan dari luar tidak selalu mendapat tanggapan positif dari petani berupa kagiatan investasi. Soekartawi 1995 mengatakan aspek ma nusia penduduk dan aspek ekonomi yang dibuat oleh manusia dalam pemanfaatan sumberdaya alam adalah aspek yang perlu diperhatikan. Bagi Indonesia sektor pertanian adalah potensi terbaik untuk dipelihara dan dikembangkan. Jika sektor ini benar-benar diberdayakan dan terwujud dalam berdayanya petani, maka secara sistematis kemiskinan struktural yang sekarang masih ada dapat dihapuskan. Gambaran kebangkitan pertanian dengan agribisnisnya sebagai solusi krisis ekonomi dalam kenyataannya dilapangan tidak selalu membawa dampak yang menggembirakan. Ada banyak hal yang menyebabkan keadaan tersebut, mulai faktor internal petani sampai faktor eksternal seperti kondisi perekonomian dan masalah kebijakan. Banyak kebijakan pemerintah dinilai terlalu terburu-buru dan tidak melalui hasil analisa secara nyata di lapangan. Ketidaksiapan infrastruktur dan lemahnya pengawasan dan koordinasi kelembagaan adalah salah satu bukti, akibatnya tentu petani yang menjadi korban Agricia, 1999. Keberadaan pabrik Pengolahan Kelapa sawit sebagai suatu organisasi dalam lingkungan masyarakat akan memberikan beberapa pengaruh terhadap 20 lingkungannya. Pengaruh yang ditimbulkan ini dapat bersifat positif atau negatif. Pengaruh tersebut menurut Jatmiko 2003 diantaranya adalah: 1. fasilitas fisik; berhubungan dengan masalah kebutuhan fasilitas fisik perusahaan atau organisasi, 2. produktifitas; merupakan rasio leratif total output terhadap total input, atau tingkat barangjasa yang dihasilkan oleh suatu organisasi relatif terhadap sumberdaya yang digunakan organisasi dalam proses produksi, 3. sumberdaya manusia; berhubungan dengan asset sumberdaya manusia suatu organisasi, dan 4. tanggung-jawab sosial; berhubungan dengan masalah komitmen perusahaan atau organisasi terhadap masalah sosial dan lingkungan disekitarnya. Biasanya diukur berdasarkan seberapa besar kontribusi finansial perusahaan terhadap masyarakat, tipe-tipe aktivitas perusahaan, jumlah waktu yang diperlukan untuk melayani masyarakat. Sebagai mahluk hidup, manusia mempunyai beragam kebutuhan untuk mempertahankan dan menikmati hidupnya. Modernisasi gaya hidup telah menempa manusia sebagai manusia pengejar kepuasan material. Sebagai manusia dengan budaya hedonisme, manusia tidak memberi batas maksimum atas kepuasan material yang dikejarnya Hutagaol, 2004. Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit sebagai suatu organisasi, selain memiliki dampak negatif karena keberadaannya sebagai suatu perusahaan industri, juga memiliki beberapa dampak yang dapat menguntungkan masyarakat sekitar lingkungan pabrik tersebut. Melihat dari pernyataan Jatmiko diatas, ternyata sebagai suatu perusahaan, PKS telah membantu menampung hasil panen 21 masyarakat yang akan menunjang produktifitas perusahaan. Selain itu tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat direkrut dari masyarakat yang berada dilingkungan sekitar pabrik yang dan dengan tanggung-jawab sosial, perusahaan tentu telah membantu keseimbangan sosial masyarakat disekitar lingkungan perusahaan. Kesemuanya ini bagi masyarakat tentu sangat berpengaruh untuk meningkatkan perekonomian mereka. Menurut Ahyari 2002, manajemen perusahaan yang akan mendirikan suatu pabrik pada suatu lokasi tertentu, sangat perlu untuk mempertimbangkan sikap dari masyarakat pada daerah yang dipertimbangkan untuk pendirian pabrik tersebut. Hal ini perlu untuk dipertimbangkan karena sikap dari masyarakat setempat tersebut akan dapat mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan perusahaan yang bersangkutan ini pada waktu-waktu yang akan datang. Menurut Amsyari 1990 dapat dinyatakan bahwa pada hakekatnya didalam lingkungan buatan manusia terjadi suatu siklus yang berputar, yakni: manusia berusaha untuk tetap hidup dengan layak, sehingga manusia mengolah lingkungan alamiah menjadi lingkungan buatan yang penuh dengan kreasi-kreasi barunya. Oleh perubahan-perubahan yang dilakukan, mereka kemudian berhadapan pula dengan bahan pencemar yang akhirnya akan merugikan eksistensi mereka sendiri. 22 2.5. Strategi dan Dampak Sosial Ekonomi 2.5.1. Manajemen Strategi