Proses Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

53

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Proses Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

Keharusan untuk mendirikan pabrik pengolahan kelapa sawit bagi perusahaan swasta atau Badan Usaha Milik Negara BUMN yang memiliki kebun inti atau plasma akan memberikan dampak pada masyarakat baik dampak positif atau dampak negati. Dalam proses pemberian rekomendasi terhadap berdirinya pabrik pengolahan kelapa sawit, bila tidak direncanakan secara cermat akan menimbulkan dampak negatif bagi pencemaran lingkungan dan tingkat kesehatan masyarakat di sekitar pabrik. Penentuan lokasi pabrik harus mempergunakan pertimbangan- pertimbangan yang mendalam, karena penentuan lokasi pabrik merupakan suatu kebijakan yang akan dipergunakan dalam jangka panjang. Dalam perencanaan pemilihan lokasi pendirian pabrik, peraturan daerah setempat selayaknya dijadikan bahan pertimbangan yang sangat penting. Pada umumnya masing- masing daerah mempunyai peraturan tersendiri yang mengatur masalah pembagian daerah untuk industri, pemukiman, jalur hijau dan sebagainya. Selain itu setiap daerah juga memiliki jalur birokrasi yang dapat menyebabkan proses pendirian pabrik membutuhkan waktu cukup lama terutama dalam pengurusan perizinan. Menurut Ahyari 2002, perlu dimengerti bahwa akan terdapat beberapa perusahaan tertentu yang karena proses produksi sebaiknya mendirikan pabrik dari perusahaan tersebut dalam jarak yang cukup jauh dari lokasi pemukiman 54 penduduk. Hal ini disebabkan oleh proses produksi dari perusahaan yang bersangkutan ini akan dapat menimbulkan gangguan masyarakat, misalnya menyebarkan bau yang tidak sedap atau tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh pabrik tersebut yang cukup tinggi. Selain itu terdapat pula beberapa perusahaan yang dikhawatirkan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan, gangguan keamanan dan lain sebagainya. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengusaha pabrik pengolahan kelapa sawit dan stakeholders terkait dalam pemberian rekomendasi, pada Tabel 16 dapat dilihat tanggapan negatif masyarakat terhadap keberadaan pabrik pengolahan kelapa sawit. Tabel 16. Tanggapan Negatif Masyarakat Terhadap Keberadaan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit No Polusi Tanggapan Alasan Masyarakat 1 Udara Terganggu Bau dan debu. 2 Air Khawatir Khawatir limbah pabrik yang dibuang ke sungai. 3 Sampah Terganggu Janjangan kosong berserakan dijalanan. 4 Lainnya Ada - Banyaknya lalat terutama musim kemarau, dikhawatirkan bisa menularkan berbagai macam jenis penyakit. - Munculnya lalat- lalat kecil pada sore hari. - Suara bising pada malam hari disaat pemanasan mesin pabrik mengganggu kenyamanan. Pencemaran udara yang menimbulkan bau dan debu, merupakan bagian dari proses pengolahan di PKS, baik secara langsung atau secara tidak langsung. Bau merupakan dampak langsung akibat dari proses pengolahan Tandan Buah Segar menjadi Crude Palm Oil. Debu merupakan dampak tidak langsung dari pengangkutan Tandan Buah Segar. Hal ini harus mendapat perhatian perusahaan 55 agar transportasi Tandan Buah Segar harus dipisahkan dari jalan yang juga digunakan masyarakat. Sampah yang ditimbulkan merupakan dampak dari keberadaan pabrik pengolahan kelapa sawit berupa sisa dari proses pengolahan Tandan Buah Segar menjadi Crude Palm Oil, terutama adalah tercecernya janjangan kosong di jalan pada pembuangan akhir serta sampah dari limbah kantin yang terdapat disekitar pabrik. Selain itu juga adanya brondolan yang tercecer di jalanan ketika pengangkutan Tandan Buah Segar ke pabrik pengolahan kelapa sawit. Pada musim kemarau, lalat- lalat yang berterbangan akan sampai ke pemukiman masyarakat. Lalat yang diyakini masyarakat dapat menjadi mediator penularan penyakit, diduga berasal dari tempat pembuangan janjangan kosong yang dekat dengan pemukiman masyarakat. Selain lalat juga terdapat binatang- binatang kecil menyerupai lalat bercangkang keras yang beterbangan dalam jumlah yang sangat besar pada sore hari yang bisa mengganggu kenyaman masyarakat terutama pengendara sepeda motor. Kekhawatiran masyarakat terhadap pencemaran air adalah, ada pabrik pengolahan kelapa sawit yang membuang limbah ke sungai. Kekhawatiran ini terjadi karena masyarakat tidak mengetahui bahwa dalam syarat mendirikan pabrik pengolahan kelapa sawit, pabrik juga diharuskan membuat rancangan pengolahan limbah yang sempurna serta diikuti dengan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL yang konsisten. Kekhawatiran tersebut sangat beralasan, 60 pabrik pengolahan kelapa sawit tidak menerapkan analisa mengenai dampak lingkungan. 56 Gangguan lainnya adalah kebisingan yang bersumber dari kegiatan pabrik pada saat melakukan pemanasan mesin untuk proses produksinya pada malam hari. Gangguan suara ini terjadi pada saat malam hari terutama tengah malam disaat masyarakat sedang beristirahat. Terganggunya kenyaman masyarakat terutama dirasakan hingga jarak hingga 2 km dari lokasi pabrik pengolahan kelapa sawit. Berdasarkan uraian tersebut, proses pendirian pabrik pengolahan kelapa sawit kurang memperhatikan aspek lingkungan, dimana 60 pendirian parik berada tidak jauh dari lokasi perumahan masyarakat. Peranan stakeholders terkait tidak dirasa karena mereka kurang memahami permasalahan lingkungan hidup.

5.2. Dampak Sosial Keberadaan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit