Bidang Ekonomi Dampak Eksternal Keberadaan pabrik pengolahan kelapa sawit 1. Bidang Sosial

68 oleh kendaraan pengangkut TBS ke PKS milik pedagang pengumpul yang melalui jalan-jalan yang ada dalam desa.

5.4.2. Bidang Ekonomi

a. Tenaga dan Lapangan kerja Dampak dari perluasan perkebunan kelapa sawit memberikan lapangan pekerjaan secara tidak langsung bagi masyarakat lokal ataupun pendatang. Pemeliharaan perkebunan kelapa sawit seperti, pengendalian gulma, pemberantasan hama penyakit, pemupukan, penunasan, pemanenan, pengangkutan TBS dan lainnya menurut Khairuddin 2003, untuk perkebunan kelapa sawit diseluruh Kabupaten Kampar dengan perbandingan luas per 10 Ha dapat menyerap 4 orang tenaga kerja. Angka tersebut jelas menunjukan bahwa sektor perkebunan kelapa sawit memiliki kemampuan yang besar dalam menyerap tenaga kerja. Selain memberikan kesempatan pekerjaan, perluasan perkebunan juga memberikan perluasan usaha secara eksternal. Kebutuhan akan sarana produksi, memberikan peluang kepada masyarakat untuk menyediakan kios-kios sarana produksi saprodi. Sensus Ekonomi Nasional SUSENAS tahun 1999, untuk Kabupaten Kampar menunjukan jumlah penduduk usia kerja yang masuk angkatan kerja sebesar 57,65 dan bukan angkatan kerja 42,35. Dari angkatan kerja yang ada 89,71 bekerja dan 10,29 mencari pekerjaan. Tingkat pengangguran di Kabupaten Kampar tahun 1999 cenderung meningkat dibanding tahun 69 sebelumnya yaitu dari 7,01 tahun 1998 menjadi 10,29 pada tahun 1999 Rencana Strategis Kabupaten Kampar Tahun 2001-2005, 2000. Berdasarkan data Statistik Kesejahteraan Rakyat Tahun 2002, di Kabupaten Kampar terdapat 52,76 penduduk yang merupakan angkatan kerja dan 47,24 bukan angkatan kerja. Dari angkatan kerja tersebut yang sedang bekerja adalah 93,53 dan yang sedang mencari pekerjaan adalah 6,47 Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Kampar Tahun 2002-2006, 2004. Terlihat bahwa tingkat pengangguran pada tahun 2002 menurun dibandingkan tahun 1999. Data BPS Kabupaten Kampar Tahun 1999 dan Tahun 2002 menunjukan terjadinya penambahan jumlah penduduk dan rumah tangga. Tahun 1999, jumlah penduduk 415.344 jiwa, sedangkan secara keseluruhan rumah tangga tercatat 94.086 KK. Pada taun 2002 jumlah penduduk adalah 556.575 jiwa dan rumah tangga 124.888 KK. Bertambahnya jumlah penduduk juga memberikan dampak positif pada bidang angkutan masyarakat seperti banyaknya angkutan pedesaan dan ojek-ojek. Selain itu dampak positif lainnya adalah meningkatnya kebutuhan tenaga kerja di rumah makan, restoran dan kantin-kantin di lokasi sekitar pabrik. Dampak negatif adalah terjadinya peningkatan jumlah penduduk sebagai akibat dari mobilitas penduduk mencari pekerjaan di lokasi- lokasi pabrik dan perkebunan. Masyarakat pendatang ini umumnya menjadi buruh kasar di pabrik dan buruh harian di lokasi perkebunan. Hasil kajian dilapangan menunjukan bahwa masyarakat pendatang umumnya berasal dari daerah tetangga dan sebagian 70 kecil dari pulau Jawa. Migrasi penduduk ini membawa perubahan terhadap budaya daerah tempatan. Selain itu juga terdapatnya rumah-rumah bordir, warung remang-remang, kafe dan berbagai bentuk kriminalitas. 71

VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN DAMPAK KEBERADAAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT