42
Usaha perkebunan kita ketahui banyak dilakukan jauh dari daerah pinggiran kota. Pada lokasi penelitian masih terlihat sarana transportasi masih
belum memadai, dimana kondisi jalan-jalan masih berada dalam kondisi belum diaspal, berlobang- lobang, campuran tanah dan pasir, sehingga apabila terjadi
hujan jalan akan menjadi licin dan kendaran besar susah mencapai lokasi petani. Hal ini sering mengakibatkan kerugian bagi petani rakyat akibat dari kondisi jalan
tersebut. Dalam pengembangan ekonomi rakyat terutama usaha perkebunan kelapa
sawit, kondisi ini menjadi penghambat karena kelapa sawit mempunyai perhatian yang khusus baik dari segi produksi maupun segi pasca produksi. Keterlambatan
pasokan pupuk dan disinfektan lain akan menjadi permasalahan terhadap jumlah produksi sedangkan keterlambatan pemanenen dan pemasaran akan menambah
biaya produksi. Berkaitan dengan komunikasi didaerah penelitian, terlihat bahwa petani
sudah dapat melakukan komunikasi dengan lancar baik komunikasi dengan pihak perusahaan saprodi maupun dengan konsumen pemasaran dengan menggunakan
sarana handphone. Komunikasi lain yang didapat oleh masyarakat didaerah penelitian berupa media masa yang umunya berasal dari Provinsi Riau sendiri dan
juga media nasional melalui media cetak dan elektronik.
b. Kelistrikan dan Air Bersih
Di Kabupaten Kampar terdapat sebuah pembangkit listrik tenaga air, PLTA Koto Panjang dengan kapasitas terpasang 114 MW, dan diperkuat lagi oleh
3 unit PLTD dengan daya terpasang 0,34 MW. Dari total kapasitas yang ada
43
sebesar 114,34 MW dan yang digunakan untuk keperluan Kabupaten Kamapar hanya 17,2 MW, sisanya 97,14 MW dijual ke luar kabupaten.
Didalam melakukan usaha perkebunan kelapa sawit fasilitas listrik dan air bersih tidaklah terlalu berpengaruh. Dari pengamatan dilapangan diketahui bahwa
petani di Kabupaten Kampar telah memamfaatkan sarana penerangan listrik. Dari responden diketahui bahwa ketersediaan sarana listrik membantu berjalannya
usaha perkebunannya hanya untuk keperluan pribadi dan pasca panen, terutama dari segi keamanan dan kenyamanan serta ketelitian dalam pembagian keuntungan
pasca panen. Dari segi biaya, ketersediaan listrik bagi petani sangat terbantu apabila dibandingkan dengan menggunakan lampu lain.
Fasilitas air bersih dikelola oleh Perusahaan Darah Air Minum PDAM Tirta Kampar. Kapasitas produksi pada tahun 2002 telah mencapai 1.391.076 m
3
, yang diproduksi oleh 5 unit produksi yang berlokasi di Bangkinang, Air Tiris,
Kuok, Tambang dan Teratak Buluh. Dari jumlah tersebut yang telah didistribusikan kepada masyarakat mencapai 1.177.470 m
3
, dan sisanya dipakai sendiri.
Keberadaan fasilitas air bersih ini tidak sampai pada pemukiman penduduk pada lokasi- lokasi pendirian PKS. Air bersih ini tidak berhubungan langsung
dengan budidaya perkebunan kelapa sawit. Penggunaan air hanya untuk kehidupan sosial dan pribadi masyarakat. Dari pengamatan dilapangan
ketersediaan air bersih petani didapat dari sumur sendiri, hal ini disebabkan air dari PDAM belum sampai kelokasi petani.
44
c. Lembaga Keuangan
Majunya dunia usaha berkaitan erat hubungannya dengan keberadaan lembaga keuangan dilokasi tersebut. Pada saat sekarang kondisi masyarakat usaha
kecil mengharapkan sekali bantuan permodalan, hal ini dikarenakan usaha kecil masih dihadapi oleh kendala kekurangan modal usaha.
Lebaga keuangan yang ada di Kabupaten Kampar didominasi oleh Bank- Bank, baik dari swasta maupun dari pemerintah, selain itu bentuk-bentuk Bank
yang ada di Kabupaten Kampar juga bervariasi antara Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat baik BUMN ataupun BUMD. Dari pengamatan dilapangan
petani sudah terikat dengan Bank yang sama dengan perusahaan inti. Hal ini sangat membantu petani dan perusahaan berhubungan keuangan dengan
menggunakan jasa Bank yang sama untuk mentransfer dana dari inti ke petani atau sebaliknya dari petani ke inti.
d. Pendidikan