56
Gangguan lainnya adalah kebisingan yang bersumber dari kegiatan pabrik pada saat melakukan pemanasan mesin untuk proses produksinya pada malam
hari. Gangguan suara ini terjadi pada saat malam hari terutama tengah malam disaat masyarakat sedang beristirahat. Terganggunya kenyaman masyarakat
terutama dirasakan hingga jarak hingga 2 km dari lokasi pabrik pengolahan kelapa sawit.
Berdasarkan uraian tersebut, proses pendirian pabrik pengolahan kelapa sawit kurang memperhatikan aspek lingkungan, dimana 60 pendirian parik
berada tidak jauh dari lokasi perumahan masyarakat. Peranan stakeholders terkait tidak dirasa karena mereka kurang memahami permasalahan lingkungan hidup.
5.2. Dampak Sosial Keberadaan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
Dalam penelitian ini aspek sosial yang diamati meliputi beberapa aspek kehidupan masyarakat berupa pendidikan, kesehatan, sumber air minum,
perumahan dan peralatan rumah tangga serta kondisi kesejahteraan masyarakat. a. Tingkat Pendidikan
Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam pembangunan. Keadaan pendidikan yang diamati dalam penelitian ini adalah penyebaran
kemampuan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi merupakan dampak dari keberadaan pabrik pengolahan kelapa sawit.
Hal ini dapat dilihat pada Tabel 17.
57
Tabel 17. Sebaran Masyarakat Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Kabupaten Kampar
Yang Mencapai Tingkat Pendidikan Uraian
Sebelum Adanya Pabrik Setelah Adaya Pabrik
SD 8,33
1,67 SLTP
38,33 5,00
SLTA 6,67
5,00 Tidak bisa
Menamatkan PT
8,33 3,33
Jumlah 61,67
15,00 SD
15,00 3,33
SLTP 16,67
20,00 SLTA
5,00 51,67
Bisa Menamatkan
PT 1,67
10,00 Jumlah
38,33 85,00
Total 100,00
100,00 Dari Tabel 17 dapat dijelaskan bahwa sebelum adanya pabrik 38,33 dari
masyarakat tidak bisa menamatkan SLTP, tetapi setelah adanya pabrik 51,67 masyarakat bisa menamatkan SLTA. Hal ini menunjukan bahwa keberadaan
pabrik pengolahan kelapa sawit memberikan dampak positif kepada masyarakat terhadap pendidikan formal.
Kesadaran masyarakat yang semakin meningkat tentang perlunya pendidikan merupakan bagian dari migrasi masyarakat dari berbagai daerah
seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Jawa. Disamping itu migrasi penduduk juga dapat memberikan dampak berdirinya lembaga- lembaga
pendidikan baru baik negeri ataupun swasta, disamping meningkatnya kesejahteraan masyarakat dari kondisi sebelum ada pabrik.
58
b. Pencemaran Lingkungan Pencemaran udara yang terjadi terhadap penyebaran masyarakat disekitar
pabrik pengolahan kelapa sawit berupa emisi tidak menunjukan dampak negatif. Akan tetapi dampak negatif pencemaran udara ini diakibatkan dari transportasi
pengangkutan Tandan Buah Segar, sebagai bahan baku olahan pabrik, karena dapat menimbulkan debu bagi pengguna jalan yang sama.
Pembuangan janjangan kosong sisa hasil olahan pabrik dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai kebun inti yang melakukan pembuangan disekitar
lokasi pemukiman masyarakat yang tersebar di daerah inti. Berdasarkan pengamatan dilapangan 90 pabrik Pengolahan Kelapa Sawit mempunyai
perkebunan inti, dari persentase tersebut 67,5 pabrik membuang janjangan kosong pada kebun inti mereka. Menurut Lubis 1990, ampas dan cangkang
sawit dapat dijadikan pupuk untuk tanaman, terutama pada perkebunan kelapa sawit. Hal ini menyebabkan perusahaan ataupun pengusaha perkebunan kelapa
sawit menempatkan janjangan kosong tersebut tanpa memperhatikan jarak perkebunan inti berada dekat atau tidak dengan lokasi pemukiman masyarakat.
Selain udara dan sampah aspek lain dari lingkungan masyarakat pengguna sumber air berdampak positif. Dari Tabel 18 terlihat bahwa 26,67 masyarakat
sebelum berdirinya pabrik pengolahan kelapa sawit pengguna sumber air sungai. Setelah berdirinya pabrik, pengguna sumber air sumur lebih meningkat menjadi
95. Dapat dikatakan keberadaan pabrik pengolahan kelapa sawit memberikan dampak positif terhadap pengguna air sumur.
59
Tabel 18. Penyebaran Masyarakat Berdasarkan Sumber Air di Kabupaten Kampar
No Uraian
Sebelum Berdiri pabrik pengolahan kelapa sawit
Setelah Berdiri pabrik pengolahan kelapa sawit
1 Air sungai
26,67 3,33
2 Air hujan
5,00 1,67
3 Sumur
68,33 95,00
Total 100,00
100,00
Kontroversi kekhawatiran masyarakat, pabrik pengolahan kelapa sawit membuang limbah ke sungai. Hal ini dibuktikan dengan kejadian di Desa
Petapahan Kecamatan Tapung pada tahun 2002. Terjadi pencemaran air sungai akibat pembuangan limbah ditandai dengan matinya ikan dalam jumlah besar,
berubahnya warna air dari kondisi normal dan ditandai dengan penebalan lumpur pada dasar sungai.
Bagi masyarakat pengguna sumber air sungai, ini merupakan dampak negatif dari keberadaan pabrik pengolahan kelapa sawit. Akan tetapi hal ini
menjamin masyarakat pengguna sumber air dari aspek kesehatan. c. Tingkat Kesehatan
Berdirinya pabrik pengolahan kelapa sawit berdampak negatif terhadap penyebaran masyarakat berdasarkan penyakit yang diderita. Pada Tabel 19 dapat
dilihat penyakit Inspeksi Saluran Pernafasan Atas ISPA menempati urutan tinggi, baik sebelum atau sesudah berdiri pabrik pengolahan kelapa sawit. Artinya
keberadaan pabrik pengolahan kelapa sawit tidak memberikan dampak terhadap penyakit ISPA. Penyakit diare menempati urutan kedua, tetapi mengalami
60
peningkatan jumlah penderita. Artinya keberadaan pabrik pengolahan kelapa sawit memberikan dampak negatif terhadap penyebaran mayarakat dilingkungan
pabrik pengolahan kelapa sawit. Tabel 19. Penyebaran Masyarakat Berdasarkan Penyakit Pernah Diderita di
Kabupaten Kampar
Penyakit Sebelum Berdirinya pabrik
Setelah Berdirinya pabrik
ISPA 45,00
43,33 Diare
43,33 46,67
Jamur Kulit 8,33
5,00 Lainnya Rematik,
Alergi, Malaria 3,34
5,00 Total
100,00 100,00
Pembuangan limbah sampah adalah salah satu faktor penyebab berkembang biaknya lalat. Menurut penelitian Tasliati 2004, lalat merupakan
sala h satu faktor penyebab terjadinya diare di Desa Petapahan Kecamatan Tapung. Hal ini dapat dikatakan bahwa pembuangan dan penempatan janjangan kosong
yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan masyarakat sangat erat kaitannya terhadap perkembang biakan lalat. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab
penyakit diare. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar 2004, tercatat penderita
penyakit diare sebesar 954 jiwa. Dalam wilayah kerja Puskesmas Tapung, tercatat 654 jiwa terserang diare. Sepuluh penyakit diwilayah kerja Puskesmas Tapung
ISPA, diare, infeksi kulit, kecelakaan, mata, reumatik, alergi kulit, jamur kulit, dan malaria klinik diare menempati urutan kedua setelah penyakit ISPA
Puskesmas Tapung, 2004
61
d. Perumahan dan Peralatan Rumah Tangga Rumah sebagai tempat anggota keluarga berkumpul juga memiliki nilai
tersendiri dari aspek sosial masyarakat, dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Penyebaran Masyarakat Berdasarkan Kondisi Perumahan di
Kabupaten Kampar
Keadaan Rumah Sebelum Adanya pabrik
pengolahan kelapa sawit Setelah Adanya pabrik
pengolahan kelapa sawit
Atap a. Genteng
15,00 23,33
b. Seng 81,67
76,67 c. Daun Rumbia
3,33 -
Dinding a. Bata
20,00 73,33
b. 12 bata 43,33
16,67 c. Papan
36,67 10,00
Lantai a. Semen
78,33 93,33
b. Papan 18,33
6,67 c. Tanah
3,33 -
Jenis Rumah a. Permanen
43,33 68,33
b. Semi permanen 53,33
31,67 c. Non permanen
3,33 -
Dari Tabel 20 terlihat keberadaan pabrik pengolahan kelapa sawit memberikan dampak positif terhadap sebaran masyarakat pengguna atap genteng,
dinding bata dan lantai semen. Pergeseran jenis rumah ini disebabkan peningkatan pertumbuhan penduduk yang berada di sekitar pabrik membuka wawasan
masyarakat tentang kemajuan-kemajuan dan gaya hidup modern. Hal ini menyebabkan animo masyarakat untuk meningkatkan status sosial melalui
penampilan rumah dan didukung oleh peningkatan pendapatan sehingga terjadi pergeseran jenis rumah dari semi permanan menjadi permanen.
62
Secara nyata perubahan kondisi perumahan ini juga menimbulkan dampak negatif, ditandai denga n keinginan masyarakat yang tinggi untuk membangun dan
memperbaiki rumahnya. Hal ini mengakibatkan ibu- ibu rumah tangga berorientasi dan berfikir bukan lagi pada pemenuhan kebutuhan dasar rumah tangga, tetapi
lebih mendahulukan keinginan sekunder bahkan tertier. Untuk peralatan dan fasilitas rumah tangga memberikan dampak pada
meningkatnya fasilitas rumah tangga, atau segala peralatan rumah tangga. Hal ini terjadi karena kesejahteraan dan keinginan memperbaiki taraf hidup juga
meningkat.
5.3. Dampak Ekono mi Keberadaan pabrik pengolahan kelapa sawit