Pengolahan Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA

13 aktivitas atau kinerja tertentu yang diharapkan untuk terjadi pada suatu organisasi. Pengendalian strategik dilakukan oleh manajer yang tujuannya adalah untuk memastikan bahwa rencana-rencana menjadi kenyataan, sehingga mereka perlu memahami dengan jelas tentang apa realitas atau kenyataan yang diharapkan.

2.3. Pengolahan Kelapa Sawit

Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit pada dasarnya hanyalah sebagai sarana pengolahan dari minyak yang telah diproduksi oleh biji sawit di lapangan. Pabrik tidak dapat menaikan jumlah minyak melebihi jumlah minyak yang terkandung dalam buah sawit. Keberhasilan pengolahan didukung oleh serangkaian unit- unit proses yang terdapat pada suatu pabrik. Daging buah mesocarp pada buah kelapa sawit terdiri dari 3 komponen utama yaitu minyak beserta lemak, serat dan air. Serat pada daging buah terutama terdiri dari selulosa dan lignin yang akan muncul sebagai bahan sisa setelah pengolahan di pabrik ± 6,2 dari berat tandan Turner dan Gilbanks dalam Lubis, 1990. Menurut Sinaga 1994, minyak sawit adalah suatu triglyserida yaitu senyawa Glyserol dengan asam lemak. Minyak ini dapat berubah dengan kehadiran enzim lipase atau enzim oxidase membentuk Asam Lemak Bebas ALB. Jika hal ini terjadi, maka akan menimbulkan kerusakan pada minyak dan akan berpengaruh pada kuantitas dan kualitas hasil produksi. Pada kondisi ini, kerusakan akan menimbulkan bau yang tidak sedap pada hasil produksi. 14 Risza 1997 mengatakan, untuk mengatasi kerusakan hasil produksi kelapa sawit, pengolahan buah sawit di pabrik dimulai dari proses sterilisasi, faktor- faktor yang harus diperhatikan adalah: 1. Kematangan buah. 2. Ketepatan proses produksi buah jangan menginap. 3. Kulit luar buah jangan rusak memar atau luka. 4. Kebersihan buah. 5. Kebersihan alat-alat pengolahan. 6. Panas yang cukup selama pengolahan berlangsung. Selain itu hal- hal yang perlu mendapat perhatian adalah efisiensi ekstraksi dan kualitas produk. Efisiensi ekstraksi secara langsung akan mempengaruhi rendemen, sedangkan kualitas berpengaruh pada daya saing di pasar. Oleh sebab itu, tandan buah segar yang telah dipanen dan akan diolah, harus diangkut sesegera mungkin ke Loading Ramp agar kenaikan ALB dapat dihindari. Keberhasilan pengolahan pada PKS selain ditentukan oleh TBS dan bahan-bahan pendukungnya, juga sangat dipengaruhi oleh ketersediaan energy. Energy untuk menggerakkan mesin- mesin pengolah, diperoleh dari stasiun pembangkit tenaga. Pada PKS, stasiun pembangkit tenaganya berupa turbin uap yang mendapatkan potensial dari broiler. Stasiun broiler sangat membutuhkan ketersediaan air. Oleh sebab itu, kelengkapan pabrik pengolahan kelapa sawit adalah 1 unit water supply, 2 unit broiler, 3 unit kamar mesin, dan 4 unit pengolahan. Keseluruhan unit ini harus bekerja dengan terkoordinasi, karena setiap unit berhubungan dan saling mempengaruhi serta sangat menentukan kelancaran unit selanjutnya. 15 Tujuan utama dari pengolahan kelapa sawit adalah untuk memperoleh minyak semaksimal mungkin, jadi zat- zat yang tidak diperlukan harus dibuang. Proses pembuangan zat- zat yang tidak diperlukan ini dilakukan dengan perebusan, dan diharapkan dapat juga: 1. Menonaktifkan enzim lipase maupun enzim lain seperti lipoxidase penyebab hidrolisa lemak 2. Menghidrolisa pektin sebagai zat perekatpengikat buah dengan tandan buah 3. Mengcoagulasikan zat- zat putih telur terutama globulin pada daging buah sehingga mencegah emulsi 4. Menghidrolisa zat-zat lendir, sehingga mempermudah pemisahan air dari minyak 5. Melelehkan lapisan lilin pada daging buah sehingga daging buah menjadi lunak. 6. Mengurangi kadar air Setelah dilakukan perebusan, dilakukan penebahan atau pemipilan. Pada proses pemipilan yang dilakukan dengan thressing machine mesin pipil ini diharapkan akan memberikan buah dalam jumlah yang optimal. Oleh sebab itu dalam proses ini diharapkan mesin dapat bekerja dengan efisien. Selain menghasilkan buah sawit pipilan atau brondolan, proses ini juga menghasilkan tandan kosong buah sawit yang selanjutnya di masukan ke incinerator. Setelah dipipil, brondolan sawit dimasukan kedalam ketel pengaduk untuk melalui proses peremasan. Tujuan peremasan ini adalah meremas buah sehingga daging buah lepas dari biji dan menghancurkan sel-sel yang mengandung minyak. 16 Dalam proses ini, brondolan yang masuk akan berubah menjadi bubur dengan suhu yang tinggi mencapai 90 C. Selain menghasilkan bubur sawit, pada proses ini juga menghasilkan uap yang terdiri dari berbagai zat kimia. Tahapan proses selanjutnya adalah peremasan. Proses ini diharapkan memberikan minyak dari bubur sawit yang telah dihasilkan dalam proses sebelumnya. Agar proses ini efisien, biasanya dilakukan ekstraksi dengan memberikan air panas pada saat diremas ataupun sebelum diremas. Hasil dari proses ini adalah cairan minyak yang masih bercampur dengan air, lumpor, dan kotoran pasir maupun serat-serat, atau dikenal dengan nama Crude Palm Oil CPO atau minyak kasar. Selain crude palm oil, proses ini juga menyisakan ampas dan cangkang sawit. Dalam pengolahan TBS menjadi CPO ternyata banyak menimbulkan zat- zat kimia lain yang akan bertebaran di udara. Selain itu dalam pengolahan ini juga di ketahui adanya bahan-bahan sisa produksi yang akan dibuang pada permukaan tanah, baik dalam lokasi pabrik yang akan melakukan pengolahan limbah cair ataupun munculnya limbah padat yang akan dimanfaatkan dan disebarkan pada lokasi perkebunan.

2.4. Hubungan Sosial Ekonomi