28
2. Tahap analisis masalah, tujuan, alternatif dan pihak terkait. Menganalisis informasi yang didapat dari stakeholders tersebut, kemudian disusun suatu
metode penanggulangan dampak yang bisa didukung oleh pemerintah. 3. Tahap rencana pelaksanaan dan pengendalian. Melakukan sosialisasi terutama
kepada kelompok sasaran, sehingga model penanggulangan dimaksud dapat dilaksanakan. Dari pelaksanaan selanjutnya diharapkan dapat terwujud suatu
kondisi sosial ekonomi masyarakat yang akan mendukung keberadaan pabrik pengolahan kelapa sawit dan sekaligus membantu meningkatkan mutu
masyarakat sekitar PKS.
2.7. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran terhadap dampak sosial ekonomi pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit di Kabupaten Kampar ini, diawali dengan tujuan
pembangunan adalah untuk mewujudkan tingkat kesejahteraan yang lebih baik pada masyarakat di masa mendatang. Selain itu berdasarkan pada Visi dan Misi
Provinsi Riau, yang berkeinginan untuk menjadi provinsi paling maju di Indonesia, sekaligus menjadi pusat perekonomian dan pusat budaya melayu di
Asia Tenggara pada tahun 2020, keinginan daerah-daerah yang kaya untuk melaksanakan otonomi daerah, karena daerah-daerah tersebut menganggap
pemerintah pusat tidak merata dalam pembagian hasil daerah. Pembangunan pertanian di Provinsi Riau yang dipandang memiliki
prospek cukup baik untuk masa yang akan datang, hal ini ditunjang oleh potensi yang dimiliki oleh Provinsi Riau, yaitu:
29
1. Potensi sumberdaya alam yang cukup luas serta didukung oleh sumberdaya manusia yang terlibat disektor pertanian dalam jumlah yang
relatif besar. 2. Tumbuhnya industri dan pariwisata, yang pasti me mbutuhkan hasil atau
produk pertanian Letak Provinsi Riau yang strategis, baik dari tingkat pulau Sumatera,
maupun keberadaannya pada lintas perdagangan internasional, khususnya negara- negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand memungkinkan
Provinsi Riau untuk dijangkau dengan lebih efisien dibanding dengan daerah lainnya.
Provinsi Riau memiliki keunggulan komparatif dalam hal perkebunan kelapa sawit terhadap daerah lainnya, sehingga mendorong berdirinya PKS.
Banyaknya PKS yang berdiri di Kabupaten Kampar adalah 25 unit PKS, 6 unit merupakan PKS kategori besar, 13 unit PKS kategori sedang dan 6 unit lainnya
merupakan pabrik dengan kategori kecil, tentu akan memberikan dampak bagi masyarakat disekitarnya. Dampak ini bisa dirasakan oleh masyarakat yang
merupakan petani sawit ataupun masyarakat yang bukan petani kelapa sawit secara ekternal maupun secara internal, yang secara tidak langsung menimbulkan
dampak sosial ekonomi. diharapkan pada akir kajian ini dapat dirumuskan bagai mana strategi mengatasi dampak negatif tersebut yang pada akirnya dapat
meningkatkan kualitas sumberdaya masyarakat dan perkonomian Kabupaten Kampar. Secara skematis kerangka berfikir ini dapat disajikan pada gambar 2.
30
= hubungan langsung = hubungan tidak langsung
Gambar 2. Bagan Alir Kerangka Pikir Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit di Kabupaten Kampar
Pembangunan Pertanian
Tujuan Pembangunan UU No.221999
Berdirinya pabrik pengolahan kelapa sawit Visi dan Misi Riau 2020
Pusat perekonomian di Asia Tenggara
Dampak Sosial a. Pendidikan
b. Kesehatan c. Lingkungan
d. Perumahan Dampak Ekonomi
a. Tenaga Kerja b. Lapangan Kerja
c. Pendapatan
SDA Perkebunan Kelapa Sawit
Industri Pariwisata a. Letaknya Strategis
b. Keunggulan Komparatif
a. SWOT Deskriptif b. Analisi Meta Matriks
Program Penanggulangan Dampak Keberadaan Pabrik Kelapa Sawit di Kabupaten Kampar a. Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat
b. Peningkatan Perekonomian Kabupaten Kampar Logical Frame
Approach Aktivitas pabrik pengolahan kelapa sawit
Internalitas Eksternalitas
31
2.8. Defenisi Operasional