Alih Fungsi Lahan. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN DAMPAK KEBERADAAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

84 perusahaan apa saja dapat melakukan globalisasi dengan cara memasuki atau memiliki jaringan yang bagus di pasar internasional. Potensi dan iklim usaha yang cukup kondusif saat ini belum menjamin keberlangsungan usaha pada masa mendatang. Cepat atau lambat kondisi ini akan dipengaruhi oleh datangnya pesaing asing yang berusaha di bidang yang sama. Pada saat itu persaingan usaha menjadi semakin ketat, ditambah dengan diberlakukannya perdagangan bebas AFTA secara lebih luas. Implikasi dari kondisi ini menyebabkan daerah yang survive adalah daerah yang mampu bersaing dan selalu memperhatikan perubahan yang terjadi atau adaptable dengan iklim persaingan yang ketat tersebut.

b. Persaingan Dengan Daerah Lain

Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 dan 25 Tahun 1999 serta disempurnakan melalui Undang-Undang Nomor 32 dan 33 Tahun 2004, memberikan dampak yang sangat signifikan bagi daerah terhadap hak dan kewenangan dalam mengatur rumah tangganya sendiri serta memberikan kebebasan bagi daerah untuk menentukan prioritas pembangunan sesuai dengan potensi yang dimiliki, hal inilah yang dinilai dapat menimbulkan persaingan dengan daerah lain yang mengusahakan investasi dalam kegiatan yang sama dalam rangka peningkatan pendapatan asli daerah PAD pada masing- masing daerah.

c. Alih Fungsi Lahan.

Alih fungsi lahan dapat menjadi salah satu faktor ancaman karena perluasan areal perkebunan kelapa sawit swadaya murni yang dilakukan secara individu atau berkelompok kelompok tani, akan memberikan ancaman terhadap 85 subsektor pertanian tanaman pangan dan holtikultura. Berdasarkan pada fakta lapangan bahwa penambahan luasan areal perkebunan dari tahun ketahun mengalami peningkatan termasuk tenaga kerja dib idang subsektor ini. Selain itu alih fungsi lahan bukan saja terjadi pada subsektor pertanian akan tetapi terjadi dibeberapa desa eks transmigrasi di Kabupaten Kampar, seperti penggunaan lahan-lahan potensial dan lahan pekarangan awalnya diperuntukkan pemerintah sebagai lahan tanaman holtikultura mengalami perubahan fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. 86 Tabel 25. Matriks Analisis SWOT Strategi Pembangunan Kabupaten Kampar Internal Faktor Eksternal Faktor STRENGTHSS S1. Sumber daya alam yang cukup tinggi S2. Perkembangan industri kecil menengah S3. Prasarana jalan yang memadai S4. Letak geografis Kabupaten Kampar yang strategis WEAKNESSES W W1. Pelayan publik yang masih rendah W2. Rendahnya kualitas dan kemampuan SDM masyarakat. W3. Kurangnya kualitas dan sarana kesehatan yang memadai W4.Sifat kehidupan masyarakat yang agraris tradisional OPORTUNITIES O O1.Permintaan pasar terhadap komoditas perkebunan yang tinggi O2.Ketersediaan kredit O3.Tersedianya teknologi O4.Kerjasama regional STRATEGI S-O 1. Memperluas jaringan pemasaran produk yang dihasilkan oleh masyarakat S1, S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4 2. Meningkatkan kerja sama antar Kabupaten, Provinsi dan luar negeri dalam bidang ekonomi dan perdagangan S1, S2, S4,O1, O2,O3, O4. 3. Mengoptimalkan pengelolaan SDA untuk kesejahteraan rakyat S1, S2, S4, O1, O2, O3, O4 STRATEGI W-O 1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan W1, W2, W3, O4. 2. Meningkatkan sumberdaya manusia masyarakat W2, W3, W4, O3, O4 THREATS T T1.Perdaganga bebas Globalisasi T2.persaingan dengan daerah lain T3.Alih fungsi lahan STRATEGI S-T 1. Memanfaatkan keuggulan komparatif Kabupaten Kampar S1, S2, S3, S4, T1, T3 2. Pengembangan sistem manajemen lingkungan untuk industri perkebunan S1,S2, S3, T5 STRATEGI W-T 1. Mengembangkan usaha kecil menengah agar memiliki daya saing yang kuat akan pasar Global T1, W4 87 6.4. Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Kampar 6.4.1. Strategi S – O