Potensi Investasi di Jawa Timur

24 Apabila ditinjau dari jumlah proyeknya maka Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Hongkong menduduki peringkat 5 besar. Sedangkan bila dilihat dari nilai investasinya sejak tahun 1967 sampai 31 Maret tahun 2004, maka Inggris menduduki peringkat pertama dengan nilai investasi sebesar US 6.78 milyar dan mampu menyerap tenaga kerja Indonesia sebesar 16.393 jiwa dan tenaga kerja asing sebesar 331 jiwa. Peringkat kedua adalah Hongkong dan berikutnya Jepang BPM Jatim dan UNAIR, 2004. Apabila ditelaah lebih lanjut, ternyata baik investor asing maupun dalam negeri yang masuk ke Jawa Timur lebih tertarik menanamkan modalnya di wilayah Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Malang dan Pasuruan walaupun untuk PMDN penyebarannya lebih merata. Hal ini disebabkan oleh tersedianya sarana dan prasarana yang memadai seperti pelabuhan laut, terminal peti kemas, bandara internasional Juanda, lembaga keuangan perbankan, asuransi, jalan tol dan tersedianya tenaga kerja terampil dalam jumlah yang memadai.

2.2.3. Potensi Investasi di Jawa Timur

Prospek investasi di Jawa Timur pada dasarnya cukup baik. Selain lokasinya yang strategis sebagai pintu gerbang wilayah Indonesia Timur, Jawa Timur juga mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup besar serta memiliki sarana dan prasarana untuk pengembangan investasi yang memadai. Potensi sumber daya alam tersebut antara lain kehutanan, pertanian, perkebunan, bahan-bahan tambang, perikanan laut, dan sumber daya minyak dan gas bumi yang potensial. Sarana dan prasarana yang tersedia untuk pengembangan investasi di Jawa Timur antara lain 1 bandar udara internasional Juanda, 2 pelabuhan laut 25 internasional Tanjung Perak Surabaya dan Banyuwangi serta pelabuhan laut Probolinggo dan Gresik, 3 stasiun kereta api, 4 terminal bis di berbagai kota, 5 terminal peti kemas, 6 jalan tol Surabaya-Gresik, 7 jaringan listrik, telepon, gas dan air minum, 8 Bursa Efek Surabaya dan 9 lembaga keuangan perbankan dan non perbankan. Dukungan yang lain, yaitu adanya investasi pemerintah dalam membangun jembatan nasional Suramadu Surabaya-Madura, pasar induk agribisnis Jemundo, jalan lintas selatan Jawa Timur, jalan tol Waru-Mojokerto, pendirian PT Jatim Investment Management, terminal peti kemas, melanjutkan proyek KA komuter dan rencana menerapkan konsep East Java Incorporated dan East Java Integrated Industries Zone . Selain itu, Jawa Timur juga mempunyai potensi industri dengan produk- produk yang bisa dikembangkan sebagai produk yang mempunyai daya saing yang tinggi dalam pasar nasional maupun internasional. Industri tersebut antara lain 1 supporting industries, pada saat ini terdapat 169 unit usaha yang termasuk dalam supporting industries dan 71 di antaranya khusus memproduksi komponen otomotif roda dua. Lokasi dari unit usaha tersebut tersebar di beberapa kabupaten atau kota yaitu Surabaya, Pasuruan, Sidoarjo, Malang, Gresik, Kediri dan Mojokerto, 2 industri perhiasan, mulai dari perhiasan emas, perak dan batu mulia. Terdapat 19 perusahaan menengah besar dan 1 500 unit usaha kecil pada sentra-sentra industri perhiasan emas, perak dan batu mulia yang tersebar di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Malang, Mojokerto, Lamongan, Pasuruan, Lumajang, Nganjuk, Pamekasan, Banyuwangi, Bangkalan, Ponorogo dan Pacitan. Sampai saat ini kontribusi produk perhiasan Jawa Timur terhadap nasional sebesar 25 26 persen, 3 industri kulit dan produk kulit, 4 industri makanan dan minuman dan 5 industri aromatik. Untuk industri kulit, produk yang menonjol antara lain penyamakan kulit, alas kaki, tas, jaket, dan hasil kerajinan, misalnya wayang. Lokasi untuk produk alas kaki sandal adalah di Wedoro, Sidoarjo. Sedangkan untuk produk tas di kecamatan Tanggulangin kabupaten Sidoarjo dan produk sepatu di Mojokerto dan Magetan. Produk industri makanan dan minuman yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah produk olahan pertanian yaitu aneka kripik umbi-umbian dan buah-buahan, sari mengkudu dan kopi jahe serta produk olahan hasil laut yaitu krupuk udang, petis, terasi, teripang dan ikan asin. Jumlah industri makanan dan minuman tersebut berkisar 40 970 unit usaha yang tersebar di wilayah Surabaya, Sidoarjo, Kediri, Malang, Batu, Jombang, Pasuruan, Gresik, Lamongan, Banyuwangi, Pacitan, Jember dan Lumajang. Tenaga kerja yang terserap pada tahun 2004 sebesar 102 500 jiwa BPM Jatim dan UNAIR, 2004. Selain itu dengan upah minimum provinsi yang relatif lebih rendah daripada Bandung dan Tangerang serta adanya pelaksanaan pelayanan satu atap dalam satu hari one day service sebagai akibat adanya otonomi daerah diharapkan dapat menambah daya tarik Jawa Timur sebagai wilayah investasi.

2.2.4. Inflasi