95 juga relatif lebih dirasakan oleh PMA. Ini ditunjukkan dengan prosentase
penurunan PMA yang relatif lebih besar daripada PMDN. Dengan adanya penurunan investasi tersebut akan berdampak pada
penurunan PDRB sebesar 0.020 persen. Tabel 18. Hasil Simulasi Peningkatan Upah Minimum dan Suku Bunga
Variabel Endogen Simulasi
Dasar UMP
Naik 18 Perubahan
Suku Bunga Naik 1.5
Perubahan PDRB
194 060 192739
-0.681 194 021
-0.020 PMDN
4 463 617 4370666
-2.082 4 461 728
-0.042 PMA
517 814 436023
-15.795 515 295
-0.486 Inflasi
11.594 11.282
-2.689 11.5867
-0.060 Pengangguran
942 843 965 469
2.400 942 951
0.011 Tenaga Kerja
16 770 331 16 747 705
-0.135 16 770 223
-0.001
Selain itu, penurunan PMDN maupun PMA juga mempunyai dampak pada
berkurangnya tenaga kerja yang diserap. Hal ini akan menyebabkan permintaan tenaga kerja berkurang sebesar 0.001 persen dan pengangguran meningkat sebesar
0.011 persen. Hasil simulasi selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 18.
6.2.5. Kombinasi Kebijakan
Simulasi-simulasi terdahulu merupakan simulasi untuk melihat pengaruh perubahan salah satu faktor terhadap model. Sementara simulasi - simulasi berikut
ini dilakukan untuk melihat pengaruh kombinasi beberapa faktor atau kebijakan terhadap kinerja perekonomian Jawa Timur.
6.2.5.1. Peningkatan Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing Masing-Masing Sebesar 15 Persen
Krisis ekonomi tahun 1998 telah menyebabkan kehancuran dunia usaha Indonesia tidak terkecuali di Jawa Timur. Kondisi ketidakpastian disertai berbagai
hambatan strutural lainnya, masih membuat investor enggan menanamkan modalnya di Jawa Timur. Padahal investasi swasta terutama PMDN dan PMA
96 sangat dibutuhkan untuk menggerakkan sektor riil agar mampu mengatasi
masalah penganggguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tabel 19. Hasil Simulasi Kombinasi Peningkatan Penanaman Modal Dalam
Negeri dan Penanaman Modal Asing
Variabel Endogen Simulasi Dasar
PMDN naik 15 dan PMA naik 15
Perubahan PDRB
194 060 194 788
0.375 Inflasi
11.594 11.721
1.101 Pengangguran
942 843 941 351
-0.158 Tenaga Kerja
16 770 331 16 771 823
0.009
Berdasarkan hasil simulasi pada Tabel 19, dapat diketahui bahwa kombinasi
kebijakan peningkatan PMDN dan PMA sebesar 15 persen akan mendorong terciptanya peningkatan output dalam kegiatan ekonomi. Output yang meningkat
akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDRB Jawa Timur sebesar 0.375 persen. Peningkatan PDRB akan menstimulasi peningkatan daya beli masyarakat
sehingga inflasi akan meningkat sebesar 1.101 persen. Selain peningkatan output, adanya peningkatan PMDN dan PMA akan mengakibatkan peningkatan jumlah
tenaga kerja yang diserap. Hal ini menyebabkan kenaikan jumlah tenaga kerja yang bekerja sebesar 0.009 persen dan menurunkan pengangguran sebesar 0.158
persen.
6.2.5.2. Peningkatan Penanaman Modal Dalam Negeri sebesar 15 Persen dan Upah Minimum Provinsi Sebesar 18 Persen
Hasil simulasi kombinasi kebijakan penigkatan PMDN sebesar 15 persen dan upah minimum provinsi sebesar 18 persen akan menurunkan PDRB Jawa
Timur sebesar 0.537 persen dan mengakibatkan penurunan PMA sebesar 15.795 persen. Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa PMA relatif peka terhadap
perubahan upah, sehingga dengan kenaikan upah minimum provinsi akan menyebabkan penurunan PMA yang cukup besar yaitu sebesar US 81 788.72
97 ribu. Kombinasi penurunan PMA dan PDRB akan menyebabkan penurunan
inflasi sebesar 2.086 persen. Tabel 20. Hasil Simulasi Kombinasi Peningkatan Penanaman Modal Dalam
Negeri dan Upah Minimum Provinsi
Variabel Endogen Simulasi Dasar
PMDN Naik 15 dan UMP Naik 18
Perubahan PDRB
194 060 193 017
-0.537 PMA
517 814 436 023
-15.795 Inflasi
11.594 11.3517
-2.086 Pengangguran
942 843 959 640
1.782 Tenaga Kerja
16 770 331 16 753 534
-0.100
Dampak lain yang ditimbulkan dari penurunan PMA adalah menurunnya kesempatan kerja sehingga mendorong kenaikan pengangguran sebesar 1.782
persen. Hasil simulasi secara lengkap dapat dilihat dalam Tabel 20.
6.2.5.3. Peningkatan Penanaman Modal Dalam Negeri Sebesar 15 Persen dan Suku Bunga Sebesar 1.5 Persen
Kombinasi kebijakan peningkatan PMDN sebesar 15 persen dan suku bunga sebesar 1.5 persen seperti yang tercantum dalam Tabel 21, akan menurunkan
PMA sebesar 0.486 persen. Hal ini dikarenakan investasi dan suku bunga mempunyai hubungan yang terbalik sehingga dengan meningkatnya suku bunga
akan menyebabkan menurunnya investasi. Pada simulasi ini, ternyata dampak penurunan PMA relatif besar terhadap PDRB. Sehingga walaupun PMDN naik
sebesar 15 , tetapi PDRB turun sebesar -0.006 persen. Tabel 21. Hasil Simulasi Kombinasi Peningkatan Penanaman Modal Dalam
Negeri dan Suku Bunga
Variabel Endogen Simulasi Dasar
PMDN Naik 15 dan Suku Bunga Naik 1.5
Perubahan PDRB
194 060 194 049
-0.006 PMA
517 814 515 295
-0.486 Inflasi
11.594 11.5939
0.003 Pengangguran
942 843 942 342
-0.053 Tenaga Kerja
16 770 331 16 770 832
0.003
98 Di samping menurunnya PDRB, dampak lain dari penurunan PMA adalah
menurunnya output perekonomian. Apabila permintaan output lebih besar dari penawarannya maka akan mengakibatkan kenaikan harga output yang dapat
mendorong naiknya inflasi sebesar 0.003 persen. Pengaruh kenaikan PMDN lebih terlihat pada tenaga kerja, dengan naiknya
PMDN maka tenaga kerja yang terserap meningkat sebesar 0.003 persen sehingga pengangguran turun sebesar 0.053 persen atau sebesar 499 jiwa.
6.2.5.4. Peningkatan Penanaman Modal Asing sebesar 15 Persen dan Upah Minimum Provinsi Sebesar 18 Persen
Hasil simulasi kombinasi kebijakan peningkatan PMA sebesar 15 persen dan UMP sebesar 18 persen ini, mempunyai dampak langsung terhadap peningkatan
PDRB Jawa Timur sebesar 0.449 persen yang sekaligus juga meningkatkan inflasi sebesar 0.784 persen.
Tabel 22. Hasil Simulasi Kombinasi Peningkatan Penanaman Modal Asing dan Upah Minimum Provinsi
Variabel Endogen Simulasi Dasar
PMA Naik 15 dan UMP Naik 18
Perubahan PDRB
194 060 194 931
0.449 PMDN
4 463 617 4 511731
1.078 Inflasi
11.594 11.6845
0.784 Pengangguran
942 843 956 392
1.437 Tenaga Kerja
16 770 331 16 756 782
-0.081
Di sisi lain, kenaikan upah yang tinggi menyebabkan biaya produksi
meningkat dan pada akhirnya permintaan tenaga kerja akan berkurang. Hasil simulasi menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja berkurang sebesar 0.081 persen
yang berdampak pada meningkatnya pengangguran sebesar 1.437 persen. Akan tetapi peningkatan UMP tersebut tidak terlalu mempengaruhi PMDN, sehingga
PMDN meningkat sebesar 1.078 persen. Hasil simulasi secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 22.
99
6.2.5.5. Peningkatan Penanaman Modal Asing Sebesar 15 Persen dan Suku Bunga Sebesar 1.5 Persen
Pada Tabel 23, dapat diketahui bahwa kombinasi kebijakan peningkatan PMA sebesar 15 persen dan suku bunga sebesar 1.5 persen mempunyai dampak
positif terhadap peningkatan PDRB Jawa Timur sebesar 0.442 persen. Akan tetapi, seiring dengan peningkatan PDRB tersebut inflasi juga meningkat sebesar
1.383 persen. Dampak positif lainnya sebagai akibat kenaikan PMA adalah meningkatnya
jumlah tenaga kerja yang terserap sebesar 0.025 persen dan menurunkan pengangguran sebesar 0.446 persen.
Tabel 23. Hasil Simulasi Kombinasi Peningkatan Penanaman Modal Asing dan Suku Bunga
Variabel Endogen
Simulasi Dasar PMA Naik 15 dan
Suku Bunga Naik 1.5 Perubahan
PDRB 194 060
194 918 0.442
PMDN 4 463 617
4 519 734 1.257
Inflasi 11.594
11.7539 1.383
Pengangguran 942 843
938 635 -0.446
Tenaga Kerja 16 770 331
16 774 539 0.025
6.2.5.6. Peningkatan Upah Minimum Provinsi Sebesar 18 Persen dan Suku Bunga Sebesar 1.5 Persen
Simulasi peningkatan UMP sebesar 18 persen dan suku bunga sebesar 1.5 persen akan mempengaruhi pos biaya produksi, sehingga berdampak langsung
pada menurunnya PMA dan PMDN masing-masing sebesar 16.282 persen atau setara dengan US 6638.375 ribu dan 2.125 persen. Penurunan PMA dan PMDN
tersebut selain mempunyai dampak terhadap PDRB di satu sisi juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja di sisi lain. Oleh karena itu, dengan menurunnya
PMA dan PMDN akan menyebabkan penurunan PDRB Jawa Timur sebesar 0.701 persen dan penurunan jumlah tenaga kerja yang diserap sebesar 0.136 persen.
100 Berkurangnya tenaga kerja yang terserap tersebut mengakibatkan meningkatnya
pengangguran sebesar 2.411 persen. Hasil simulasi secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Hasil Simulasi Kombinasi Peningkatan Upah Minimum Provinsi dan Suku Bunga
Variabel Endogen Simulasi Dasar
UMP Naik 18 dan IR Naik 1.5
Perubahan PDRB
194 060 192 700
-0.701 PMDN
4 463 617 4 368 778
-2.125 PMA
517 814 433 504
-16.282 Inflasi
11.594 11.275
-2.750 Pengangguran
942 843 965 577
2.411 Tenaga Kerja
16 770 331 16 747 597
-0.136
6.3. Studi Komparasi Peranan Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing Terhadap Kinerja Perekonomian Jawa Timur
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan peranan PMDN
dan PMA terhadap kinerja perekonomian Jawa Timur yang tercermin dalam tiga indikator ekonomi yaitu PDRB, inflasi dan pengangguran.
Untuk membandingkan peran investasi PMDN dan PMA dapat dilakukan dengan cara membandingkan hasil simulasinya terhadap PDRB, inflasi dan
pengangguran. Tabel 25. Perbandingan Hasil Simulasi PMDN dan PMA Terhadap PDRB,
Inflasi dan Pengangguran
Perubahan Simulasi
PDRB Inflasi Pengangguran
Rp Milyar
Rp Milyar
Perubahan Jiwa
PMDN Naik 15
651.94 0.012 1 940.60 0.052
0.58 -0.053 47 142
PMA Naik 15
566. 99 0.441 85 386.40 1.376 15.99
-0.442 416 736
Pada Tabel 25, dapat diketahui bahwa pada saat PMDN dinaikkan sebesar 15 persen maka akan menstimulasi kenaikan PDRB sebesar 0.012 persen yang
menyebabkan naiknya inflasi sebesar 0.052 persen dan dampak penting lainnya yaitu menurunnya pengangguran sebesar 0.053 persen.
101 Selanjutnya apabila PMA yang ditingkatkan 15 persen maka PDRB akan
meningkat menjadi 0.441 persen, yang akhirnya memicu kenaikan inflasi sebesar 1.376 persen. Di sisi lain kenaikan PMA tersebut mendorong terciptanya lapangan
kerja baru sehingga jumlah pengangguran turun sebesar 0.442 persen. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dampak kenaikan PMA
sebesar 15 persen relatif lebih besar daripada kenaikan PMDN. Karena dengan naiknya PMA dapat mendorong kenaikan PDRB dan penurunan pengangguran
yang relatif lebih besar daripada PMDN yaitu sebesar 0.441 persen atau setara dengan Rp 85 386, 40 milyar dan 0.442 persen atau setara dengan 416 736 jiwa.
Dengan memperhatikan kemampuan PMA untuk mengurangi pengangguran yang relatif lebih besar maka selanjutnya pengembangan PMA perlu diarahkan kepada
usaha-usaha yang relatif padat karya seperti bidang usaha perdagangan dan tekstil. Selama ini kedua bidang usaha tersebut telah diminati oleh PMA, tetapi
berdasarkan urutannya masih di bawah industri kimia dan barang logam. Kemudian, apabila dikaitkan dengan target pertumbuhan investasi nasional
sebesar 15.5 persen untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6.8 persen pada tahun 2008 yang disampaikan oleh Menko Perekonomian Boediono
2
maka dapat dinyatakan bahwa peningkatan investasi baik PMDN maupun PMA di Jawa
Timur sebesar 15 persen belum mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6.8 persen seperti yang diperkirakan oleh pemerintah pusat. Hal ini ditandai dengan
relatif rendahnya kenaikan PDRB akibat kenaikan PMDN atau PMA sebesar 15 persen atau dengan kata lain peran investasi dalam pembentukan PDRB relatif
2
Kompas. 2007. Pertumbuhan Belum Mendasar: Hambatan Pengembangan Sektor Riil Belum Tertangani. Rabu, 16 Mei 2007, Halaman 1 dan 15. Kompas, Jakarta.
102 rendah. Pernyataan ini didukung dengan data dari BPS Jatim Tahun 2006 yang
menyebutkan bahwa investasi baru menyumbang 37.46 persen dari total PDRB atas harga berlaku sebesar Rp 469.23 trilyun. Sebaliknya sektor konsumsi
mempunyai peran yang cukup besar yaitu dengan menyumbang sekitar 60 persen dari total PDRB.
6.4. Implikasi Kebijakan