Pengangguran Hasil Pendugaan Model

83 Selain itu, besarnya inflasi saat ini juga dipengaruhi oleh inflasi tahun sebelumnya atau laju inflasi saat ini ditentukan oleh laju inflasi tahun sebelumnya. Hal ini berkaitan dengan proses penyesuaian upah. Umumnya upah ditetapkan sebelum pekerjaan dilakukan. Upah biasanya ditentukan berdasarkan upah nominal atau upah menurut nilai rupiahnya. Dalam beberapa kasus tertentu, upah ditentukan untuk jangka waktu tiga tahun ke depan dan kasus lainnya upah disesuaikan atau ditentukan setahun sekali. Pada penyesuaian upah ini inflasi yang diharapkan masuk ke dalam upah. Oleh karena inflasi mendasari penetapan upah maka upah yang ditetapkan setiap periode yang berturut- turut akan lebih tinggi dari yang ditetapkan sebelumnya. Tuntutan kenaikan upah ini mengakibatkan perusahaan meningkatkan harga outputnya Syafrida, 1999. Variabel rasio upah minimum provinsi riil tahun t dengan tahun sebelumnya dan pengangguran berdasarkan uji t menunjukkan respon yang tidak nyata, walaupun tanda dari masing-masing variabel tersebut telah sesuai dengan harapan.

5.2.5. Pengangguran

Hasil pendugaan parameter persamaan pengangguran menunjukkan bahwa sebesar 90.55 persen variasi variabel-variabel PMDN riil, perubahan PMA riil, upah minimum provinsi riil tahun sebelumnya, tren waktu, dan pengangguran tahun sebelumnya dapat menjelaskan dengan baik variasi variabel Pengangguran. Sisanya sebesar 9.45 persen dijelaskan oleh variabel lainnya di luar model. Hasil pendugaan parameter persamaan pengangguran secara lengkap dapat dilihat dalam Tabel 15. 84 Variabel pengangguran dipengaruhi secara nyata oleh variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf α = 0.01 yang ditunjukkan oleh nilai statistik F = 38.346 yang lebih besar dari F tabel yaitu 4.045. Tabel 15. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Pengangguran Elastisitas Variabel Parameter Dugaan t-hitung Jangka Pendek Jangka Panjang - Intercept 36560 0.473 - Penanaman Modal Dalam Negeri Riil PMDNR -0.057 -1.805 -0.202 -0.568 - Perubahan Penanaman Modal Asing Riil PMAR1 -0.014 -0.086 - Upah Mimimun Provinsi Riil Tahun Sebelumnya LUMPR 0.033 0.321 - Tren Waktu T 24447 1.599 - - - Pengangguran Tahun Sebelumnya LPDRB 0.644 3.295 - - R 2 = 0.9055 ; F hitung = 38.346; Dw = 1.963 Keterangan: : nyata pada taraf α=5 persen : nyata pada taraf α=10 persen : nyata pada taraf α=15 persen Peran penting investasi dalam hal ini PMDN selain meningkatkan pertumbuhan ekonomi juga menciptakan lapangan kerja baru. Oleh karena itu, dengan adanya peningkatan PMDN maka lapangan kerja baru yang tercipta makin besar. Penciptaan lapangan kerja ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah orang yang bekerja sehingga dapat mengurangi pengangguran. Peran PMDN dalam mengurangi pengangguran terebut tercermin dari nilai dugaan PMDN riil sebesar -0.057. Artinya apabila ada peningkatan PMDN riil sebesar 1 juta rupiah, maka akan menurunkan tingkat pengangguran sebesar 0.057 jiwa ceteris paribus. Sehingga untuk menurunkan tingkat pengangguran 57 jiwa, maka diperlukan PMDN sebesar Rp 1 milyar. Dengan respon tidak elastis dalam jangka pendek dan cukup elastis dalam jangka panjang. Jadi apabila terdapat kenaikan PMDN sebesar 1 persen akan menurunkan jumlah pengangguran sebesar 0.202 persen dalam jangka pendek dan 0.568 persen dalam jangka panjang. 85 Faktor lain yang berpengaruh terhadap pengangguran adalah tren waktu dan ekspektasi jumlah pengangguran tahun sebelumnya. Variabel tren waktu sebagai representasi teknologi yang berhubungan positif dengan pengangguran menunjukkan bahwa semakin maju teknologi yang digunakan maka semakin besar jumlah pengangguran. Karena dengan adanya teknologi terutama yang menggunakan mesin dan komputer maka tenaga kerja manusia yang digunakan makin sedikit, sehingga jumlah pengangguran makin bertambah. Sedangkan variabel pengangguran tahun sebelumnya yang berpengaruh nyata terhadap pengangguran menunjukkan bahwa diperlukan waktu yang relatif lama bagi variabel pengangguran untuk kembali pada tingkat keseimbangannya. Berdasarkan uji t diketahui bahwa variabel perubahan PMA riil tahun sebelumnya dan rasio upah minimum provinsi riil tahun t dengan tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata terhadap pengangguran, walaupun tanda dari masing-masing variabel sesuai dengan harapan. 5.3. Sintesis Terhadap Hasil Analsisis Ekonometrika Dampak Investasi Terhadap Kinerja Perekonomian Jawa Timur Pertumbuhan ekonomi dapat bersumber dari pertumbuhan permintaan agregat agregat demandAD dan atau pertumbuhan penawaran agregat agregat supply AS. Demikian halnya dengan pertumbuhan ekonomi atau PDRB Jawa Timur juga bersumber dari sisi permintaan dan penawaran agregat. Komponen PDRB Jawa Timur terdiri dari PMDN, PMA, Dummy otonomi Daerah, tren waktu dan PDRB sebelumnya. Dengan meningkatnya PMDN dan PMA maka dapat mendorong peningkatan output dalam perekonomian dalam arti akan menggeser supply barang dan jasa ke kanan. Pertambahan output tersebut tentunya akan berakibat pada meningkatnya PDRB. Peningkatan PDRB dari sisi 86 supply penawaran ini lebih baik daripada peningkatan dari sisi permintaan karena tidak akan memicu inflasi atau kenaikan harga seperti halnya peningkatan yang diakibatkan oleh sisi permintaan seperti yang terlihat pada Gambar 11 dan 12. Oleh karena itu pertumbuhan yang bersumber pada Agregat Demand harus diimbangi oleh peningkatan dari sisi Agregat Supply. Dengan demikian maka inflasiharga dapat menurun sedangkan pendapatan atau PDRB tetap meningkat Gambar 13. P AD 0 Y Y 1 Y AS AS 1 P Gambar 11. Pertumbuhan Ekonomi Akibat Pergeseran Kurva Penawaran Agregat Sumber: Tambunan 2006 P 0 Y Y 1 Y Gambar 12. Pertumbuhan Ekonomi Akibat Pergeseran Kurva Permintaan Agregat Sumber: Tambunan 2006 P 1 AS P 1 P AD 1 AD 87 Inflasi di Jawa Timur bersumber dari kenaikan permintaan agregat oleh sebab itu harus diupayakan untuk mengimbangi peningkatan permintaan tersebut dengan meningkatkan supply. Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu dengan meningkatkan PMDN dan PMA di Jawa Timur. Selama ini perkembangan PMDN dan PMA di Jawa Timur belum memenuhi harapan karena terbentur dengan beberapa kendala, yaitu kondisi politik dan keamanan yang belum sepenuhnya stabil, belum terwujudnya good governance , lemahnya jaminan dan kepastian hukum , adanya peningkatan biaya melakukan bisnis yang timbul karena ekses pelaksanaan otonomi daerah BPM Jatim dan UNAIR, 2004, terbatasnya informasi investasi bagi para investor, menurunnya kondisi infrastruktur dan belum terjaminnya kontinuitas bahan baku serta pasokan listrik Wahyuni, 2007. Padahal banyak sekali potensi Jawa Timur yang belum dikembangkan diantaranya potensi sumberdaya alam kehutanan, pertanian, perkebunan, bahan-bahan tambang, perikanan laut, dan sumber daya minyak dan gas bumi yang potensial dan potensi industri. 1 AS AD AD 1 2 P 1 AS 1 0 Y Y 1 Y 2 Gambar 13. Pertumbuhan Yang Bersumber Pada AD Harus Diimbangi Oleh Peningkatan AS P 2 P 88 Potensi industri yang dapat dikembangkan untuk mengasilkan produk yang mempunyai daya saing baik di pasar lokal, nasional dan internasonal adalah 1 industri perhiasan di wilayah Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Malang, Mojokerto, Lamongan, Pasuruan, Lumajang, Nganjuk, Pamekasan, Banyuwangi, Bangkalan, Ponorogo dan Pacitan, 2 industri kulit dan produk kulit di Kabupaten Sidoarjo, Mojokerto, dan Magetan, 3 industri makanan Di Kota Surabaya, Sidoarjo, Kediri, Malang, Batu, Jombang, Pasuruan, Gresik, Lamongan, Banyuwangi, Pacitan, Jember dan Lumajang, 4 industri aromatik dan 5 supporting industries . Sarana dan prasarana yang telah dan akan dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jatim untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi investor di antaranya adalah 1 pembangunan jembatan Suramadu, 2 pasar induk agribisnis Jemundo di Kabupaten Sidoarjo, 3 pembangunan kawasan khusus perhiasan di Juanda, 4 pembangunan jalan tol: Waru-Mojokerto, Gempol-Bangil-Pasuruan dan tol tengah kota Surabaya, 5 terminal peti kemas dan pelabuhan laut di Tanjung Bumi atau Sepulu Kabupaten Bangkalan-Madura, 6 pembangunan kawasan ekonomi terpadu di Arosbaya, Kabupaten Bangkalan-Madura, 7 pembangunan jalan lintas selatan yang mencakup 8 kabupaten dan 8 merealisasikan ring road Surabaya timur hingga jembatan Suramadu BPM Jatim Dan UNAIR, 2004. Upaya yang lain yang dilakukan Pemprov Jatim untuk menarik investor adalah: melakukan efisiensi birokrasi terutama dalam hal pelayaan perijinan investasi dengan menyelenggarakan pelayanan satu atap dalam sehari one day service . Dengan kemudahan ini diharapkan banyak investor yeng tertarik untuk berinvestasi di Jawa Timur. 89 Dampak lain dari perkembangan PMDN dan PMA yang belum memenuhi harapan adalah rendahnya lapangan kerja baru yang tercipta sehingga hanya sedikit pencari kerja yang terserap. Sedikitnya jumlah tenaga kerja yang bekerja akan menyebabkan jumlah pengangguran di Jawa Timur semakin meningkat. Namun, apabila dibandingkan antara PMDN dan PMA maka PMDN lebih berperan untuk mengurangi pengangguran. Hal ini disebabkan: 1 Proyek- proyek PMDN lokasinya lebih tersebar sehingga banyak pencari kerja di Kabupaten di luar Surabaya mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan pekerjaan dengan pencari kerja di Surabaya dan sekitarnya, serta 2 Proyek PMDN relatif padat karya dibandingkan dengan PMA. Seperti yang telah diuaraikan pada sub bab 2.2. bahwa industri pengolahan makanan dan tekstil yang relatif banyak menyerap tenaga kerja menduduki peringkat kedua dan kelima dalam PMDN sedangkan di PMA kedua bidang usaha tersebut menduduki urutan ketiga dan keenam. Jadi dapat dikatakan bahwa selama ini proyek PMA lebih bersifat padat modal daripada PMDN. Tingkat upah memang mempunyai kedudukan yang strategis bagi pekerja, pengusaha dan pemerintah. Akan tetapi di Jawa Timur upah tidak dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengurangi pengangguran. Karena tingginya angka pengangguran maka pada tingkat upah berapapun para pekerja tetap mau bekerja. Keadaan tersebut didukung oleh pernyataan Ritongga 2005 yang menyebutkan bahwa pada tahun 2006 dari 17 provinsi yang sudah menetapkan UMP-nya, DKI Jakarta mencatat UMP tertinggi yaitu Rp 819 100 dan Jawa Timur sebesar Rp 390 000 yang merupakan UMP terendah. Dengan keadaan UMP yang rendah tersebut di satu sisi menyiratkan tingginya pengangguran dan 90 di sisi lain menunjukkan bahwa pada tingkat upah berapapun tenaga kerja di Jatim mau bekerja. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan oleh Pemprov Jatim untuk menekan pengangguran adalah dengan meningkatkan PMDN dan PMA terutama yang bergerak dalam bidang usaha yang relatif padat karya seperti industri pengolahan makanan, industri tekstil dan perdagangan. Peningkatan PMDN dapat dilakukan dengan menyediakan infrastruktur yang memadai yaitu jalan dan menetapkan upah minimum provinsi secara hati-hati. Sedangkan untuk PMA adalah melalui eifisiensi pelayanan perijinan investasi dengan melakukan one day service di seluruh wilayah Jawa Timur. 91

VI. HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN ALTERNATIF KEBIJAKAN