92 Sedangkan berdasarkan nilai U-Theil, semua persamaan memiliki nilai U-Theil di
bawah 0.2. Artinya bahwa simulasi model mengikuti data aktualnya dengan baik. Hasil validasi secara lengkap dapat dilihatpada tabel 16.
Tabel 16. Hasil Validasi Model Dampak Investasi Terhadap Kinerja Perekonomian Jawa Timur
Variabel Endogen
Mean Error
RMS Error
Bias UM
Reg UR
Dist UD
U PMDNR 4.116
6.714 0.387
0.003 0.610
0.028 PDRB 18.440
33.304 0.333
0.207 0.460
0.117 PMAR 22.449
61.135 0.017
0.004 0.979
0.139 Inflasi 24.887
52.402 0.144
0.009 0.847
0.161 Pengangguran
0.393 18.044 0.024
0.006 0.970 0.080
Tenaga Kerja 0.156
0.996 0.024
0.043 0.932
0.005
Berdasarkan semua kriteria yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa model yang dibangun mempunyai daya ramal yang cukup
valid atau layak untuk melakukan simulasi berbagai skenario kebijakan yang dirancang sebelumnya.
6.2. Hasil Simulasi Kebijakan Ekonomi Terhadap Kinerja Perekonomian Jawa Timur Periode Tahun 1998-2006
6.2.1. Peningkatan Penanaman Modal Dalam Negeri Sebesar 15 Persen
Berdasarkan hasil studi BPM Jatim dan UNAIR 2004 diketahui bahwa realisasi investasi baik PMDN maupun PMA di Jawa Timur selama kurun waktu
tahun 2001-2004 hanya sepertiga dari yang seharusnya. Padahal PMDN dan PMA merupakan sarana penting dalam mendukung peningkatan PDRB dan penyerapan
tenaga kerja. Oleh karena itu, skenario pertama yang dilakukan adalah melakukan simulasi terhadap kebijakan peningkatan PMDN sebesar 15 persen dan skenario
kedua melakukan peningkatan PMA sebesar 15 persen. Hasil simulasi pada Tabel 17 menunjukkan bahwa peningkatan PMDN
sebesar 15 persen akan menstimulasi kenaikan PDRB Jawa Timur sebesar 0.012
93 persen. Peningkatan PDRB ini akan meningkatkan daya beli masyarakat.
Peningkatan daya beli tersebut akan mendorong meningkatnya permintaan barang dan jasa. Apabila besarnya permintaan tersebut tidak diimbangi oleh
penawarannya maka akan terjadi kenaikan harga-harga barang dan jasa atau terjadi inflasi. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya apabila inflasi Jawa Timur juga
akan mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya PDRB. Di sisi lain, PMDN yang meningkat akan mendorong peningkatan kebutuhan tenaga kerja
baru, sehingga kebutuhan jumlah tenaga kerja di Jawa Timur meningkat sebesar 0.003 persen dan pengangguran menurun sebesar 0.053 persen.
Tabel 17. Hasil Simulasi Peningkatan Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing
Variabel Endogen Simulasi
Dasar PMDN
Naik 15 Perubahan
PMA Naik 15
Perubahan PDRB
194 060 194083
0.012 194 916
0.441 PMDN
4 463 617 -
- 4 518 980
1.240 PMA
517 814 517 814
0.000 - -
Inflasi 11.5936
11.5996 0.052
11.7534 1.378
Pengangguran 942 843
942 342 -0.053
938 678 -0.442
Tenaga Kerja 16 770 331
16 770 832 0.003
16 774 495 0.025
6.2.2. Peningkatan Penanaman Modal Asing Sebesar 15 Persen
Simulasi kebijakan peningkatan PMA sebesar 15 persen akan menstimuasi peningkatan PDRB Jawa Timur sebesar 0.441 persen, dan sekaligus mendorong
peningkatan inflasi di Jawa Timur sebesar 1.378 persen, seperti yang tercantum dalam Tabel 17. Dengan meningkatnya PMA diharapkan akan terjadi peningkatan
penciptaan lapangan kerja baru. Sehingga dengan adanya lapangan kerja baru tersebut akan meningkatkan kebutuhan jumlah tenaga kerja sebesar 0.25 persen
dan menurunkan pengangguran sebesar 0.442 persen.
94
6.2.3. Peningkatan Upah Minimum Provinsi Sebesar 18 Persen