Inflasi KERANGKA TEORITIS 3.1. Produk Domestik Bruto

43 Hubungan antara tingkat bunga riil dengan investasi yang berbanding terbalik antara satu dengan yang lain bersifat negatif dapat ditunjukkan secara grafis pada Gambar 7. Menurut Delong 2002 selain suku bunga, faktor lain yang menentukan suatu perusahaan untuk melakukan investasi adalah jumlah uang yang tersedia di perusahaan dan total keuntungan. Sukirno 2006 melengkapi apa yang telah dinyatakan oleh Mangosoebroto dan Delong, bahwa selain suku bunga dan keuntungan perusahaan, keputusan untuk berinvestasi ditentukan juga oleh 1 ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan, 2 kemajuan teknologi, dan 3 tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.

3.3. Inflasi

Inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga umum secara terus-menerus dan persisten dari suatu perekonomian Susanti, Ikhsan dan Widayanti, 2000; dan Putong, 2003. Hal senada juga diungkapkan oleh Naim 2001 yang menyatakan bahwa inflasi merupakan kecenderungan harga-harga barang dan jasa termasuk faktor-faktor produksi, diukur dengan satuan mata uang yang semakin naik secara umum dan terus-menerus. Menurut Sukirno 2006 berdasarkan sumber atau penyebabnya, maka inflasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: 1. Inflasi desakan biaya, yaitu kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan dalam biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan mentah atau kenaikan upah. 44 2. Inflasi impor, yaitu kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan harga-harga barang impor yang digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam negeri. 3. Inflasi tarikan permintaan, yaitu kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh pertambahan permintaan yang besar yang tidak dapat dipenuhi oleh kemampuan memproduksi yang tersedia. Apabila berdasarkan sifatnya atau tingkat kelajuan harga-harga yang berlaku, inflasi dapat dibedakan menjadi inflasi merayap, inflasi sederhana moderate dan hiperinflasi. Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang lambat jalannya. Inflasi sederhana apabila tingkat inflasi mencapai 5 hingga 10 persen. Hal ini biasanya terjadi di negara-negara berkembang. Sedangkan yang dimaksud dengan hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa yang singkat. Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua yaitu 1 inflasi yang berasal dari dalam negeri domestic inflation yang timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara. Untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru. Selain itu kenaikan harga tersebut juga bisa dikarenakan musim paceklik gagal panen serta bencana alam yang berkepanjangan dan 2 inflasi yang berasal dari luar negeri. Karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi maka harga barang- barang dan ongkos produksi di negara tersebut juga tinggi atau relatif mahal. Sehingga bagi negara pengimpor terpaksa menjual barang tersebut di dalam negeri dengan harga yang mahal Putong, 2003. 45 Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam perekonomian. Akan tetapi, sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa untuk jangka pendek terdapat trade off antara inflasi dan pengangguran. Hal ini menunjukkan bahwa inflasi dapat menurunkan tingkat pengangguran atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk menyeimbangkan perekonomian negara. Jadi sebenarnya inflasi mempunyai dampak positif dan negatif. Akibat negatif yang dapat ditimbulkan oleh inflasi adalah 1 menurunkan pendapatan riil orang- orang yang berpendapatan tetap, 2 mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang dan 3 memperburuk pembagian kekayaan khususnya kekayaan yang bersifat keuangan Sukirno, 2006. Sedangkan dampak positif dari inflasi Putong, 2003 adalah 1 bagi pengusaha barang-barang mewah high end yang mana barangnya lebih laku pada saat harganya semakin tinggi masalah prestise, 2 masyarakat akan semakin selektif dalam mengonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifisme dapat ditekan, 3 inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh dan 4 tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara membuka usaha. Menurut Putong 2003 angka inflasi dapat dihitung berdasarkan angka indeks yang dikumpulkan dari beberapa macam barang kebutuhan pokok atau utama bagi masyarakat yang diperjualbelikan di pasar dengan masing-masing tingkat harga. Angka indeks yang memperhitungkan semua barang yang dibeli oleh konsumen pada masing-masing harganya disebut sebagai indeks harga konsumen IHK atau Consumer Price Index=CPI. Berdasarkan indeks harga 46 konsumen dapat dihitung berapa besarnya laju kenaikan harga-harga secara umum dalam periode tertentu. Biasanya setiap bulan, 3 bulan dan 1 tahun. Selain menggunakan IHK, tingkat inflasi juga dapat dihitung dengan menggunakan GNP atau PDB deflator, yaitu membandingkan GNP atau PDB yang diukur berdasarkan harga berlaku GNP atau PDB nominal terhadap GNP atau PDB harga konstan GNP atau PDB riil.

3.4. Pengangguran