49 komoditi turun-temurun. Dalam hal permodalan, petani jagung agak kesulitan
memenuhi modal berusaha tani baik yang berasal dari petani itu sendiri maupun dari pihak luar dan modal yang diperoleh dirasakan kurang mencukupi.
Gambar 15 Persentase Tingkat Partisipasi Petani Jagung pada Masing-masing Kategori
Kemudahan memperoleh sarana prasarana produksi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan produksi karena dibutuhkan dalam kegiatan
usaha tani. Untuk penyediaan sarana dan prasarana bagi petani jagung baik yang diusahakan sendiri oleh petani untuk memperolehnya maupun dari pihak luar
umumnya mudah diperoleh. Rendahnya kesempatan untuk berpartisipasi disebabkan karena sarana prasarana yang digunakan dalam berbudidaya jagung
ketersediaannya dominan diusahakan oleh petani sendiri. Jumlah bantuan dari pihak pemerintah mauun swasta berupa bibit. pupuk dan pestisida dinilai kurang
oleh petani.
5.4.3 Tingkat Partisipasi Petani Ubi Kayu
Gambar 16 menunjukkan bahwa sebagian besar 65 persen petani berkemauan sedang untuk berpartisipasi mengembangkan komoditi ubi kayu.
Kemampuan dan kesempatan petani sebagian besar 85 persen dan 95 persen rendah untuk berpartisipasi.
Kemauan petani membudidayakan tanaman ubi kayu tergolong sedang. Harapan sebagai salah satu indikator kemauan pada petani ubi kayu
memperlihatkan bahwa sebagian besar komoditi yang mereka usahakan di jual keseluruhan atau sebagian dijual dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Tanaman ubi kayu biasanya mereka konsumsi sebagai pengganti makanan beras apabila mereka tidak memiliki beras atau sebagai makanan cemilangorengan dan
mereka menjualnya untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Untuk pola berusaha tani mereka yang menentukan sendiri, biasanya ditumpangsarikan dengan tanaman
jagung dan panen masing-masing sekali untuk komoditi setiap tahunnya. Pemasaran pun demikian, petani umumnya menjual hasil pertanian mereka berupa
gaplek dan menjualnya ke Pasar Panampu yang berada di Kota Makassar. Cara ini lebih menguntungkan jika dibandingkan jual basah, bahkan kadang-kadang tidak
20 40
60 80
100
Kemauan Kemampuan Kesempatan
Rendah Sedang
Tinggi
50 ada pembeli. Untuk informasi mengenai budidaya, pemasaran, perolehan sarana
dan prasarana mereka dapatkan dari penyuluh maupun teman sesama petani.
Gambar 16 Persentase Tingkat Partisipasi Petani Ubi Kayu pada Masing-masing Kategori
Petani memerlukan beragam informasi untuk menunjang kegiatan usaha taninya. Ketersediaan informasi pertanian memberikan pengaruh positif terhadap
tingkat pemberdayaan petani. yang mengandung makna bahwa semakin tinggibaik ketersediaan informasi pertanian maka akan semakin tinggi tingkat
keberdayaan petani dimana ketersediaan informasi pertanian yang memadai akan mendukung peningkatan keberdayaan petani dalam pengelolaan usahataninya
Sadono 2012.
Kemampuan dan kesempatan petani ubi kayu rendah untuk berpartisipasi. Kemampuan untuk berpartisipasi rendah karena mereka umumnya tidak pernah
mendapatkan pelatihan, walaupun pengalaman kerja di atas 5 tahun. Pelatihan diperlukan untuk menambah pengetahuan tentang usaha tani mereka misalnya
teknologi, pemupukan berimbang, penggunaan varietas unggul yang dapat meningkatkan produksi pertanian mereka. Modal yang mereka perlukan dalam
berusaha tani sekitar Rp500 000 sampai Rp1 000 000 untuk sekali tanam yang mereka usahakan sendiri dari uang hasil jual gaplek musim sebelumnya sehingga
apabila hasil yang diperoleh sebelumnya sedikit maka akan mempengaruhi banyaknya tanaman yang mereka tanam selanjutnya. Kesempatan yang diberikan
baik dari pihak pemerintah maupun pihak swasta dalam penyediaan berbagai sarana tidak ada, dengan kata lain mereka mengusahakan sendiri. Mereka
berpendapat bahwa kegiatan-kegiatan pemerintah tidak sepenuhnya mendukung pengembangan ubi kayu di wilayah mereka walaupun petani menganggap
komoditi tersebut sangat cocok dikembangkan di wilayah mereka karena sejak dulu ubi kayu yang terkenal di Kabupaten Bulukumba berasal dari daerah mereka.
5.4.4 Tingkat Partisipasi Petani Ubi Jalar
Tingkat partisipasi petani untuk mengembangkan ubi jalar dapat dilihat pada Gambar 17. Sebagian besar 80 persen, 85 persen dan 90 persen petani
20 40
60 80
100
Kemauan Kemampuan Kesempatan
Rendah Sedang
Tinggi