Tingkat Partisipasi Petani Ubi Jalar

52 analisis menunjukkan ketiga variabel sebagai syarat partisipasi memiliki tingkat partisipasi yang berbeda. Tingginya kemauan petani kacang tanah dipengaruhi karena hasil panen mereka sebagian di jual sebagian pula mereka gunakan untuk kebutuhan sendiri. Petani kacang tanah menanam kacang tanah sebanyak dua kali dalam setahun Musim pertama, mereka dominan menanam kacang tanah untuk di jual ke konsumen dan pada musim kedua mereka menanam secara tumpang sari dengan tanaman jagung. Kacang tanah yang mereka panen pada musim kedua sebahagian digunakan untuk bibit pada musim pertama tahun selanjutnya. Hasil yang mereka peroleh dianggap cukup memenuhi kebutuhan mereka dengan imbalan harga komoditi yang mahal. Mahalnya harga hasil panen mereka merupakan penambahan pendapatan karena harga yang dijual tinggi sedangkan biaya produksi rendah. Gambar 18 Persentase Tingkat Partisipasi Petani Kacang Tanah pada Masing- masing Kategori Kemampuan petani kacang tanah dikategorikan sedang disebabkan modal yang mereka gunakan untuk budidaya komoditi tersebut agak sulit diperoleh. Mereka memodali sendiri biaya produksi hingga panen dengan modal seadanya sehingga kurang mencukupi untuk membiayai keseluruhan biaya produksi. Akibat kurangnya modal yang tersedia sehingga lahan mereka biasanya tidak ditanami secara penuh dan berakibat kurangnya hasil panen mereka. Rendahnya kesempatan petani yang diperoleh dari pihak luar mengidentifikasikan partisipasi petani dalam mengembangkan komoditi menjadi terbatas. Peranan pemerintah dalam menyediakan bantuan benih, pupuk dan pestisida sangat rendah sehingga dalam penyediaan sarana tersebut diusahakan oleh petani sendiri. Animo petani untuk membudidayakan kacang tanah di wilayah mereka cukup tinggi yang ditandai dengan persepsi mereka bahwa wilayahnya dapat dijadikan daerah pengembangan komoditi tersebut dan menganggap pemerintah mendukung pengembangan kacang tanah misalnya dengan pelatihan SL-PTT Kacang Tanah. 20 40 60 80 100 Kemauan Kemampuan Kesempatan Rendah Sedang Tinggi 53

5.4.6 Tingkat Partisipasi Petani Tanaman Pangan

Guna mengetahui tingkat partisipasi petani tanaman pangan untuk pengembangan komoditi unggulan menggunakan metode tabel silang. Hasil yang tertera pada tabulasi silang merupakan hasil yang diperoleh dari masing-masing tingkat partisipasi petani untuk komoditi padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah. Tabel 14 menunjukkan partisipasi petani padi lebih tinggi di bandingkan dengan keempat petani lainnya. Petani padi memiliki tingkat partisipasi tertinggi kemauan dan kesempatan tinggi, kemampuan sedang sedankan petani ubi jalar tingkat partisipasinya terendah kemauan, kemampuan dan kesempatan rendah. Rendahnya partisipasi petani ubi jalar menandakan bahwa komoditi tersebut sulit untuk dikembangkan karena ketiga syarat partispasi mempunyai tingkatan yang rendah. Menurut Syarifullah 2004, tingkat partisipasi tinggi disebabkan oleh kemauan, kemampuan dan kesempatan yang tinggi atau dapat dikatakan bahwa interaksi ketiganya menentukan tingkat partisipasi. Tabel 15 Analisis Tingkat Partisipasi Petani Tanaman Pangan Petani Variabel Kemauan Kemampuan Kesempatan Padi Tinggi Sedang Tinggi Jagung Sedang Sedang Rendah Ubi Kayu Sedang Rendah Rendah Ubi Jalar Rendah Rendah Rendah Kacang Tanah Tinggi Sedang Rendah Tingginya partisipasi petani padi menggambarkan bahwa untuk mengembangkan komoditi padi tidaklah sulit karena petani memiliki kemauan dan kemampuan untuk berbudidaya padi dan kesempatan yang diperoleh sebagai penunjang produksi budidaya juga mudah. Dengan tingginya tingkat partisipasi padi dapat menunjang pemerintah dalam mewujudkan “Swasembada Beras” yang didukung oleh program pemerintah pusat yaitu Program Peningkatan Produksi Beras Nasional P2BN dan Program Provinsi Sulawesi Selatan “Surplus 2.5 juta ton”. Komoditas jagung dan kacang tanah juga berpotensi untuk dikembangkan di kabupaten ini. Meskipun petani mempunyai kemauan yang sedang tanaman jagung dan tinggi tanaman kacang tanah akan tetapi mereka juga memiliki tingkat kemampuan yang sedang untuk mengembangkan tanaman mereka. Tingkat kesempatan yang tinggi belum tentu menjamin akan tingginya tingkat partisipasi jika kemauan dan kemampuan dari mereka untuk mengembangkan usaha tani mereka berada pada level rendah. Meskipun tingkat kesempatan rendah akan tetapi faktor tersebut dapat ditingkatkan dengan memperluas bantuan- bantuan sarana prasarana yang diperlukan petani guna mengurangi biaya produksi pertanian mereka. Kemauan dan kemampuan merupakan faktor internal sedangkan kesempatan merupakan faktor eksternal dalam berpartisipasi. Dengan kata lain kemauan dan kemampuan berasal dari pihak yang bersangkutan, dalam hal ini petani dan kesempatan berasal dari pihak luar yang memberi kesempatan.