Keadaan Geografis Analysis of prime commodities and participation level of farmers in agricultural development of Bulukumba Regency.;

23 1. Curah hujan antara 800-1000 mmtahun meliputi Kecamatan Ujung Bulu, sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian Bonto Bahari. 2. Curah hujan antara 1000-1500 mmtahun meliputi sebagian Kecamatan Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian Bonto Tiro. 3. Curah hujan antara 1500-2000 mmtahun meliputi Kecamatan Gantarang, sebagian Rilau Ale, sebagian Ujung Loe, sebagian Kindang, sebagian Bulukumpa, sebagian Bonto Tiro, sebagian Herlang dan Kajang. 4. Curah hujan di atas 2000 mmtahun meliputi Kecamatan Kindang, Rilau Ale, Bulukumpa dan Herlang. Sungai di Kabupaten Bulukumba sebanyak 32 aliran sungai yang terdiri dari sungai besar dan kecil. Jumlah panjang sungai seluruhnya mencapai 603.50 km. Sungai-sungai tersebut sebagian besar dimanfaatkan untuk sumber air bersih dan pengairan sawah dengan luas wilayah yang dilayani 23 365 ha. Debit air dari 32 sungai tersebut terbesar yaitu Sungai Bialo 14.2 m 3 detik, Sungai Balantieng 13.3 m 3 detik, Sungai Bijawang 7.5 m 3 detik dan Sungai Sangkala 5 m 3 detik dan selebihnya memiiki debit di bawah 3 m 3 detik. Hulu dari Sungai Bialo dan Bijawang adalah Gunung Lompobattang sedangkan hulu Sungai Balantieng berasal dari Gunung Bawakaraeng. Ketiga sungai tersebut yang memiliki debit air terbesar semuanya bermuara di Laut Flores BPS Kab. Bulukumba 2011. Kabupaten Bulukumba memiliki keistimewaan dari kondisi wilayah yang bervariasi. Karakteristik yang dimiliki baik dari segi topografi, kemiringan lahan, dan iklim merupakan peluang yang berpotensi untuk mengembangkan berbagai komoditi pertanian yang dapat dilihat dari luasan penggunaan lahan Tabel 6. Penggunaan lahan merupakan penggolongan dalam memanfaatkan lahan secara umum. Tabel 6 Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Bulukumba Tahun 2010 km 2 No Kecamatan Penggunaan Lahan Sawah Ladang huma kebun kolam tambak Perkebunan Hutan rakyat Lainnya 1 Gantarang 80.11 35.34 43.28 0.62 3.79 2 Ujung Bulu 3.38 2.56 - - 0.40 3 Ujung Loe 29.53 72.23 16.98 1.38 6.51 4 Bonto Bahari 0.63 39.63 11.75 4.00 0.95 5 Bonto Tiro 1.68 42.79 20.80 2.38 6.50 6 Herlang 3.38 36.23 22.14 - 2.41 7 Kajang 22.49 56.85 24.79 3.37 3.25 8 Bulukumpa 31.69 0.74 122.01 1.66 1.80 9 Rilau Ale 32.11 65.09 - 6.01 4.59 10 Kindang 19.58 19.32 72.82 - - Sumber: Bappeda Kab.Bulukumba 2011a 24

4.2 Penduduk

Penduduk Kabupaten Bulukumba tahun 2010 berjumlah 394 746 jiwa yang tersebar di 10 sepuluh kecamatan. Dari sepuluh kecamatan, Kecamatan Gantarang yang mempunyai jumlah penduduk terbesar yaitu 70 301 jiwa. disusul Kecamatan Bulukumpa sebanyak 50 835 jiwa. Hal ini disebabkan karena kedua kecamatan tersebut memiliki luas wilayah terbesar di Kabupaten Bulukumba. Sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat pada Kecamatan Bonto Tiro dan Bonto Bahari dengan jumlah penduduk sebanyak 22 808 jiwa dan 23 976 jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Bulukumba pada tahun 2010 mencapai 342.32 orang per km 2 . Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah kecamatan Ujung Bulu yaitu 3 332.83 orang per km 2 . Hal ini terjadi karena kecamatan tersebut merupakan ibukota Kabupaten Bulukumba dan aktivitas yang tinggi dengan jumlah penduduk relatif besar dan luas wilayah terkecil. Untuk tingkat kepadatan penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Kindang yaitu 200.42 orang per km 2 . Berdasarkan kondisi geografis, umumnya Kecamatan Kindang merupakan wilayah perbukitan dan memiliki hutan lindung terluas di Kabupaten Bulukumba sehingga kondisi tersebut menyebabkan kurangnya penduduk yang bermukim di kecamatan tersebut. Kepadatan penduduk berdasarkan data Bappeda 2011b dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini. Gambar 5 Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bulukumba per Kecamatan pada Tahun 2010

4.3 Tenaga Kerja dan Perindustrian

Penduduk usia kerja PUK merupakan penduduk yang berumur 15 lima belas tahun ke atas. Penduduk usia kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Mereka yang termasuk dalam angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan sedangkan bukan angkatan kerja adalah mereka yang bersekolah, mengurus rumah tangga atau melakukan kegiatan lain. Penduduk usia kerja di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2010 berjumlah 410.11 200.42 321.7 296.71 364.79 350.75 291.14 220.77 273.94 3.332.83 Gantarang Kindang Rilau Ale Bulukumpa Kajang Herlang Bonto Tiro Bonto Bahari Ujung Loe Ujung Bulu 25 276 540 jiwa yang terdiri dari 126 438 laki-laki dan 150 102 perempuan. Penduduk usia kerja yang masuk angkatan kerja berjumlah 183 755 jiwa atau 66.45 persen dari seluruh penduduk usia kerja. Penduduk Kabupaten Bulukumba dengan status mencari pekerjaan Apply Job tercatat 13 686 jiwa dari seluruh angkatan kerja. Dari angka tersebut tercatat tingkat pengangguran terbuka rasio antara pencari kerja dan jumlah angkatan kerja di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2010 sebesar 7.45 persen yang menunjukkan adanya peningkatan sekitar 1.74 persen dari 5.71 persen tahun 2009 Tabel 7. Tabel 7 Jumlah dan Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas menurut Angkatan Kerja di Kabupaten Bulukumba Tahun 2009 dan 2010 No Angkatan kerja 2009 Jiwa 2010 Jiwa A Status sedang bekerja 184.544 94.29 170.069 92.55 1 Bekerja 184.544 94.29 170.069 92.55 B Status mencari pekerjaan 11.178 5.71 13.686 7.45 1 Pernah bekerja 2.529 1.29 3.084 1.68 2 Tidak pernah bekerja 8.649 4.42 10.602 5.77 Bulukumba 195.722 100 183.755 100 Sumber: BPS Kab.Bulukumba 2011 Penduduk angkatan kerja yang bekerja di lapangan usaha pertanian menyerap tenaga kerja terbanyak baik pada tahun 2009 maupun 2010. Akan tetapi, pada tahun 2010 jumlah pekerja mengalami penurunan sebesar 10.58 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sama halnya dengan lapangan usaha perdagangan, rumah makan dan hotel yang mengalami penurunan jumlah pekerja sebanyak 25 978 orang pada tahun 2009 menjadi 22 471 orang. Hanya lapangan usaha industri pengolahan yang mengalami peningkatan sebesar 32.67 persen. Tabel 8. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat Kabupaten Bulukumba untuk berusaha di bidang pertanian menurun. Tabel 8 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bulukumba Tahun 2009 dan Tahun 2010 No Lapangan usaha Tahun 2009 orang Tahun 2010 orang 1 Pertanian 121 971 109 070 2 Industri pengolahan 9 195 12 199 3 Perdagangan. rumah makan dan hotel 25 978 22 471 4 Jasa kemasyarakatan 13 251 12 726 5 Lainnya 14 149 13 603 Bulukumba 184 544 170 069 Sumber: BPS Kab.Bulukumba 2011 26

4.4 Produk Domestik Regional Bruto PDRB Sektor Pertanian

PDRB sektor pertanian Kabupaten Bulukumba memiliki kontribusi terbesar dari total PDRB Kabupaten Bulukumba. Sektor pertanian terdiri dari sub sektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Sub sektor tanaman bahan makanan yang terdiri dari tanaman pangan dan hortikultura memiliki nilai PDRB tertinggi dibandingkan dengan keempat sub sektor lainnya selama 5 tahun berturut-turut Tabel 9. Berdasarkan nilai PDRB tahun 2006, sub sektor tanaman bahan makanan menyumbang 50 persen dari PDRB sektor pertanian dan begitupun pada tahun 2010 sebesar 54,12 persen. Hal ini menunjukkan besarnya peran sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman bahan makanan dalam memicu perekonomian di Kabupaten Bulukumba. Tabel 9 PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Bulukumba pada Tahun 2006 sampai 2010 juta rupiah Sub Sektor Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Tabama 597 506.83 595 634.62 721 648.81 793 660.28 922 354.02 Perkebunan 304 518.16 351 964.80 36 833.51 422 566.70 404 643.68 Peternakan 41 126.00 47 498.78 59.531.40 73 195.85 95 950.63 Kehutanan 2 857.16 3 509.15 3 813.59 4 357.27 6 290.31 Perikanan 155 778.91 175 367.32 211 031.37 229 313.04 274 98.71 Total 1 101 787.06 1 173 974.67 1 382 858.68 1 523 093.14 1 704 137.35 Sumber: BPS Kab.Bulukumba 2011 PDRB merupakan total nilai tambah dari semua barang dan jasa yang dihasilkan di suatu wilayah dalam periode satu tahun Rustiadi et al. 2011. PDRB tersusun dari nilai-nilai produksi pada masing-masing komoditi dalam suatu sub sistem dimana nilai produksi merupakan hasil perkalian dari jumlah produksi dan harga pada setiap komoditi Wulandari 2010. Produksi sub sektor tanaman bahan makanan umumnya mengalami peningkatan dari tahun 2005 ke 2010 kecuali komoditas ubi kayu, ubi jalar dan nenas Tabel 10. Ubi kayu mengalami penurunan pada Kecamatan Ujung Loe, Herlang, Bulukumpa dan Rilau Ale sedangkan ubi jalar pada Kecamatan Gantarang, Bonto Bahari, Bonto Tiro, Herlang dan Rilau Ale. Komoditi nenas mengalami penurunan produksi di Kecamatan Kajang, Bulukumpa, Rilau Ale dan Kindang. Komoditas perkebunan yang dominan di Kabupaten Bulukumba yang diidentifikasi dalam penelitian adalah kelapa, kopi, kakao, cengkeh dan lada. Komoditas yang mengalami peningkatan dari tahun 2005 ke 2010 adalah cengkeh, kakao dan lada sedangkan kelapa dan kopi mengalami penurunan. Produksi tertinggi pada tahun 2010 untuk komoditi kelapa di Kecamatan Kajang, lada di Kecamatan Rilau Ale sedangkan kopi, cengkeh dan kakao di Kecamatan Kindang. Kabupaten Bulukumba dengan populasi ternaknya tersebar pada 10 kecamatan merupakan salah satu wilayah penyedia ternak di Sulawesi Selatan. Komoditas ternak yang dikembangkan adalah sapi, kerbau, kuda, kambing, ayam ras petelur, ayam ras pedaging, ayam buras dan itik. Komoditas kerbau, ayam buras dan itik mengalami penurunan populasi dari tahun 2005 ke 2010 sedangkan komoditas peternakan lainnya mengalami peningkatan. Penurunan populasi ayam