Analisis Location Quotient Teknik Analisis Data

16 DSij= X ijt 1 X ijt - X it 1 X it dimana: Sub Sektor Unggulan Xij = PDRB sub sektor i di Kabupaten Bulukumba Xi = PDRB sub sektor i di Provinsi Sulawsi Selatan t1 = titik tahun akhir t0 = titik tahun awal Komoditi Unggu lan Xij = produksi komoditas i di suatu kecamatan ton atau ekor Xi = produksi komoditas i di Kabupaten Bulukumba ton atau ekor Nilai Differential Shift diinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut: DS bernilai positif berarti sub sektorkomoditi tersebut memiliki keunggulan secara kompetitif. DS bernilai negatif berarti sub sektorkomoditi tersebut tidak memiliki keunggulan secara kompetitif. Penentuan komoditas unggulan dilakukan berdasarkan gabungan nilai LQ dan DS, mencakup 4 kuadran dengan mengacu pada Tipologi Klassen, yaitu: Kuadran II Komoditi unggu l secara kompetitif Kuadran I Komoditi unggul secara komparatif dan kompetitif Kuadran IV Komoditi tidak unggul baik secara komparatif maupun kompetitif Kuadran III Komoditi unggul secara komparatif

3.4.3 Analytical Hierarcy Process AHP

Menentukan komoditas unggulan pertanian dapat dilakukan dengan menggunakan analisis AHP yang dikembangkan oleh Thomas K.Saaty. AHP ini diimplementasikan dengan berdasarkan kepada sejumlah kriteria. Penerapan prosedur AHP telah dilakukan pula oleh Bank Indonesia dalam menyusun komoditasjenis usahaproduk unggulan di Kalimantan Selatan Ikhsan 2011. AHP dimaksudkan untuk membantu memecahkan masalah kualitatif yang kompleks dengan memakai perhitungan kuantitatif melalui proses pengekspresian masalah dimaksud dalam kerangka berpikir yang terorganisir sehingga memungkinkan dilakukannya proses pengambilan keputusan secara efektif. Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan suatu persoalan kompleks dan tidak berstruktur serta bersifat strategik dan dinamis melalui upaya penataan rangkaian variabelnya dalam suatu hirarki Eriyatno dan Sofyar 2007. Langkah atau tahapan penyelesaian AHP menurut Saaty dalam Ikhsan 2011 adalah sebagai berikut: 17 1. Identifikasi sistem Identifikasi sistem dilakukan dengan cara mempelajari beberapa referensi guna memperluas pengetahuan sehingga dapat diperoleh konsep yang relevan dengan permasalahan. 2. Penyusunan Hirarki Penyususnan hirarki atau struktur keputusan dilakukan dengan menggambarkan elemen sistem atau alternatif keputusan ke dalam suatu abstraksi hierarki keputusan. Hirarki AHP dapat dilihat pada Gambar 3. Kriteria yang digunakan untuk komoditas unggulan yakni: a. Sumber daya alam SDA sebagai faktor yang menentukan produksi komoditas baik dilihat dari kualitas lahan kesesuaian lahan maupun kuantitas lahan ketersediaan lahan. b. Preferensi petani PP sebagai indikator petani menerima komoditas tersebut untuk diusahakan. c. Kebijakan Pemerintah KP sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam pengembangan komoditas unggulan baik dalam bentuk anggaran maupun regulasi.. d. Kontribusi Ekonomi KE, memberikan gambaran komoditas yang dikembangkan memberikan nilai tambah bagi petani dan daerah. e. Kelembagaan Klmb, memberikan gambaran adanya kemitraan antara lembaga pemerintah, swasta maupun petani dari segi penyediaan modal, sarana produksi dan pemasaran. f. Pasar Psr, dilihat dari sisi permintaan yang dicirikan oleh besarnya permintaan di pasar lokal, pasar domestik maupun pasar internasional. Gambar 3 Struktur AHP untuk Penentuan Komoditas Unggulan 3. Komparasiperbandingan berpasangan Matriks komparasi berpasangan ini dapat menggambarkan konstribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteriakepentingan yang setingkat di atasnya. Penentuan tingkat kepentingan pada setiap tingkat hirarki atau pendapat dilakukan dengan teknik perbandingan berpasangan. Teknik perbandingan berpasangan yang digunakan dalam AHP berdasarkan judgement atau pendapat dari pengambil keputusan atau para pakar serta orang yang terlibat atau memahami Penentuan komoditas unggulan SDA PP KP KE Klmb Pasar Komoditas A Komoditas B Komoditas C Komoditas D