Strategi Pengembangan Sektor Pertanian dan Komoditas Unggulan serta Sektor Turunannya

61 6 SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Sub-sub sektor pertanian unggulan di Kabupaten Bulukumba meliputi tanaman bahan makanan, perkebunan dan peternakan. Keunggulan sub sektor tanaman bahan makanan didukung oleh nilai produksi komoditas unggul dibandingkan dengan kabupaten lain. Komoditas perkebunan sebagai sub sektor unggulan karena didominasi oleh komoditas perdagangan bernilai ekspor dan peternakan unggul disebabkan karena komoditasnya menduduki peringkat kedua dengan populasi terbesar tingkat provinsi. Sub sektor perikanan dan kehutanan di Kabupaten Bulukumba hanya unggul secara kompetitif. Berdasarkan analisis komparatif dan kompetitif, komoditas unggulan di Kabupaten Bulukumba yaitu tanaman pangan jagung dan kacang tanah dan hortikultura pisang, mangga dan rambutan. Komoditas tanaman pangan sebagai komoditas pertanian unggulan didukung oleh kondisi geografis Kabupaten Bulukumba yang cocok untuk pertanian terutama tanaman pangan. Di samping itu, tanaman pangan merupakan kebutuhan pangan yang harus terpenuhi dan menjadi kebutuhan dasar bagi negara dalam ketahanan pangan. Komoditas hortikultura memiliki potensi sebagai komoditas unggulan karena memiliki koefisien produksi dan laju pertumbuhan paling tinggi dari komoditas pertanian lainnya. Keunggulan komoditas juga didukung oleh petani yang ditunjukkan dengan tingginya partisipasi dalam mengembangkan komoditas tanaman pangan. Partisipasi tertinggi dalam mengembangkan komoditas unggulan adalah petani padi karena didukung oleh kemauan dan kesempatan tinggi serta kemampuan sedang. Tingginya partisipasi petani padi menggambarkan bahwa untuk mengembangkan komoditi ini tidaklah sulit karena petani memiliki kemauan dan kemampuan untuk berbudidaya padi dan kesempatan yang diperoleh dari pihak luar sebagai penunjang produksi budidaya padi juga mudah. Pengembangan sektor pertanian dan komoditas unggul serta sektor turunannya di Kabuaten Bulukumba diarahakan pada pengembangan komoditas jagung, kacang tanah, pisang, mangga dan rambutan. Strategi yang dapat diterapkan yaitu pemanfaatan sumber daya alam ditunjang dengan kebijakan pemerintah, penguatan kemitraan dan penerapan teknologi.

6.2 Saran

1. Pengembangan komoditas tanaman pangan unggulan perlu dipertahankan dan dikembangkan mengingat ketersediaannya sebagai pemenuhan kebutuhan pangan untuk masyarakat dan ketahanan pangan nasional. 2. Pemerintah Kabupaten Bulukumba disarankan menitikberatkan pengembangan agroindustri berbasis hortikultura guna peningkatan kesejahteraan petani dan pendapatan daerah. 3. Perlunya koordinasi dan kerjasama antara petani, pemerintah dan pihak swasta dalam pengembangan agribisnis di Kabupaten Bulukumba. 4. Diperlukan penelitian lanjutan mengenai partisipasi petani untuk komoditas non tanaman pangan. 62 DAFTAR PUSTAKA Adisasmita R. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Yogyakarta: Garaha Ilmu. Antuli ZAK. 2007. Rancang Bangun Sistem Penunjang Keputusan Pengembangan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan di Propinsi Gorontalo [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Baehaqi A. 2010. Pengembangan Komoditas Unggulan Tanaman Pangan di Kabupaten Lampung Tengah.[Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bulukumba. 2011a. Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba No 4 Tahun 2011 tentang RPJMD Kabupaten Bulukumba Tahun 2010-2015. Bappeda: Kabupaten Bulukumba. [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bulukumba. 2011b. Profil Kabupaten Bulukumba 2011. Bappeda: Kabupaten Bulukumba. [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. 1988. Pewilayahan Komoditi sebagai Strategi Dasar Pengembangan Wilayah Daerah Propinsi Sulawesi Selatan. Makassar: Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. 2011. Kabupaten Bulukumba dalam Angka 2011. Bulukumba: BPS Kabupaten Bulukumba. [BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. 2011. Sulawesi Selatan dalam Angka 2011. Makassar: BPS Provinsi Sulawesi Selatan. Daryanto A dan Hafizrianda Y. 2010. Analisis Input-Output dan Social Accounting Matrix untuk Pembangunan di Daerah. Bogor: IPB Press. Dillon H.S. 2004. “Pertanian Membangun Bangsa” dalam Pertanian Mandiri: Pandangan Strategis Para Pakar untuk Kemajuan Pertanian Indonesia. Jakarta: Penebar Swadaya. Djakapermana RD. 2010. Pengembangan Wilayah melalui Pendekatan Kesisteman. Bogor: IPB Press. [DKP] Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Renstra Dinas Kehutanan dan Perkebunan 2011-2015. Bulukumba: DPK. [DPKH] Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2011. Profil Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Bulukumba. Bulukumba: DPKH [DTPH] Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura 2011a. Data Potensi Pengembangan Hortikultura Tahun Anggaran 2011. Bulukumba: DTPH. [DTPH] Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura 2011b. Laporan Tahunan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba 2011. Bulukumba: DTPH. Eriyatno dan Sofyar F. 2007. Riset Kebijakan: Metode Penelitian untuk Pascasarjana. Bogor: IPB Press. Fafurida. 2009. Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan di Kabupaten Kulonprogo. Jurnal Jejak. II2:144-155. Fitria DN. Pengembangan Komoditi Unggulan Wilayah: Kasus Pengembangan Produk Kerajinan Kayu Kelapa di Kabupaten Sleman Provinsi D.I.Jogyakarta. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan. XII 1:128–156. 63 Fudjaja L. 2002. Dinamika Kesempatan Kerja Sektor Pertanian dan Industri di Sulawesi Selatan [Thesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Hendayana R. 2003. Aplikasi Metode Location Quotient LQ dalam Penentuan Komoditas Unggu lan Nasional. Jurnal Informatika Pertanian. 12:1-21. Herdiana. 2009. Analisis Jalur Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Kabupaten Lebak Provinsi Banten [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Holle Y. 2000. Partisipasi Petani dalam Kegiatan PIR Kelapa Sawit [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Ikhsan S. 2011. Penerapan Metode AHP untuk Menentukan Komoditas Unggulan Pertanian Kabupaten Pulang Pisau. Kalimantan Tengah. Jurnal Agribisnis Pedesaan. 2:129-143. Jamil M. 2011 Analisis Sektor Basis dan Pergeseran Sruktur Ekonomi di Kabupaten Bulukmba Periode 2000-2009 [Tesis]. Makassar: Universitas Hasanuddin. Marimin. 2008 Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta: Grasindo. Mulyanto HR. 2008. Prinsip-prinsip Pengembangan Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mulyasari G. 2009. Komunikasi Partisipatif Warga pada Bengkulu Regional Development Project [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Pasaribu AM. 2012. Perencanaan dan Evaluasi Proyek Agribisnis. Yogyakarta: Andi Offset. Pasaribu SM. 2011. Pengembangan Agroindustri Perdesaan dengan Pendekatan One Village One Product OVOP. Forum Penelitian Agro Ekonomi. 291:1-11. Patedduri A. 2004. Optimisme Pembangunan Pertanian di Kabupaten Bulukumba dalam Al-Asyari A, Mappasomba A, Mapparessa AM Editor. Menapak Hari Esok Bulukumba yang Lebih Baik. Bulukumba: Perpustakaan Nasional. Pranoto E. 2008. Potensi Wilayah Komoditas Pertanian dalam Mendukung Ketahanan Pangan Berbasis Agribisnis Kabupaten Banyumas [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro. Pribadi OK, Panuju DR, Rustiadi E dan Emma A. 2011. Permodelan Perencanaan Pengembangan Wilayah Konsep, Metode, Aplikasi dan Teknik Komputasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Rayyudin dan Toha R. 2009. Partisipasi Petani dalam Pembangunan Pedesaan di Kabupaten Konawe. Jurnal Informasi. 141:19-32. Riyadi DMM. Pembangunan Daerah Melalui Pengembangan Wilayah. Kertas kerja pada Diseminasi dan Diskusi Program-program Pengembangan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Daerah. Bogor. [15- 16 Mei 2000 di Hotel Novotel Bogor]. Tersedia pada http:old.bappenas.go.idindex.php?module=Filemanagerfunc=down loadpathext=ContentExpressview=171Bangda-Bangwil1.pdf . Ropingi dan Sudartono Y. 2008. Pembangunan Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian di Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. 42:87-98.