11 differential shift digunakan untuk melengkapi analisis LQ dalam melihat
keunggulan suatu sub sektor atau komoditi.
2.4 Agribisnis dalam Pembangunan Pertanian
Agribisnis adalah bisnis yang berbasis pertanian yang dilaksanakan secara terpadu mulai dari hulu sampai ke hilir sesuai dengan sistem-sistem input
produksi dan keluaran. Lingkup kegiatan usaha agribisnis mulai dari sub sistem input, sub sistem produksi, sub sistem agroindustri dan sub sistem pemasaran
Pasaribu 2012.
Potensi komoditi pertanian di Indonesia cukup besar dan beberapa jenis komoditi sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri sehingga peranannya
dalam ekonomi nasional dapat ditingkatkan. Upaya pengolahan komoditi pertanian menjadi beberapa produk sangat penting dalam rangka meningkatkan
nilai tambah daya guna dari komoditi tersebut serta meningkatkan taraf hidup petani secara tidak langsung Tambunan et al. 1993.
Berkembangnya sektor pertanian yang kuat akan memberikan landasan bagi pengembangan industri berdaya saing tinggi dengan dukungan sumber daya yang
memadai. Industri yang tumbuh pesat akan mampu menyerap dukungan sektor pertanian sekaligus meningkatkan nilai tambahnya Sastrosoenarto 2006.
Agroindustri berbasis sumber daya lokal pada era globalisasi akan berprospek cerah sehingga dimungkinkan akan menjadi leading sector.
Pembangunan pertanian ke depan, strategi pembangunan agroindustri harus menjadi pilihan utama karena merupakan upaya peningkatan kesempatan kerja,
peningkatan ekspor, pertumbuhan, pemerataan, pengentasan kemiskinan dan ketahanan nasional dapat terjamin sehingga agroindustri dapat dipandang sebagai
salah satu sumber pertumbuhan ekonomi di Indonesia Antuli 2007.
2.5 Partisipasi Petani
Proses pembangunan yang mengarah pada pemberdayaan masyarakat dimulai dari aktivitas pemilihan komoditi dan jasa beserta keahlian dan cara-cara
produksi yang dimiliki masyarakat setempat sebagai potensi untuk dikembangkan dan menjadi prime mover dari kegiatan masyarakat tersebut. Karena itu,
diharapkan dapat terciptanya nilai tambah mulai dari sisi bahan baku hingga sisi produknya. Dengan tujuan akhir bahwa penciptaan nilai tambah tersebut mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat setempat Fitria 2004.
Kaitannya dengan pembangunan, menurut Slamet 2003, untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan ada tiga syarat utama yaitu:
1. Kemauan berpartisipasi
Kemauan partisipasi bersumber pada faktor psikologis individu yang menyangkut emosi dan perasaan yang melekat pada diri manusia. Faktor-
faktor yang menyangkut emosi dan perasaan ini sangat kompleks sifatnya, sulit diamati dan diketahui dengan pasti dan tidak mudah dikomunikasikan
akan tetapi selalu ada pada setiap individu dan merupakan faktor penggerak perilaku manusia. Dalam proses pembangunan, faktor-faktor yang akan
12 mempengaruhi segi emosi dan perasaan itu adalah obyek pembangunan,
pemrakarsa pembangunan, penggerak pembangunan serta kondisi-kondisi lingkungan tempat proses pembangunan itu berlangsung.
2. Kemampuan berpartisipasi
Tingkat kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan tergantung banyak faktor yang saling berinteraksi, utamanya faktor
pendidikan, keterampilan, pengalaman dan ketersediaan modal.
3. Kesempatan berpartisipasi
Tingkat kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan tergantung banyak faktor yang saling berinteraksi, utamanya faktor
ketersediaan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk berlangsungnya proses pembangunan, kelembagaan yang mengatur interaksi antar warga
masyarakat dalam proses pembangunan. Birokrasi yang mengatur rambu- rambu serta menyediakan kemudahan-kemudahan dan mendorong
masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan serta faktor sosial budaya masyarakat akan sangat menentukan corak perilaku masyarakat
dalam proses pembangunan. Faktor-faktor lainnya adalah kesesuaiannya dengan hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat, ketersediaannya pada
saat dibutuhkan.
Menurut Sahidu 1998, partisipasi masyarakat dalam pembangunan hanya dapat ditingkatkan melalui peningkatan kemauan, kemampuan dan kesempatan
karena sesungguhnya perilaku partisipasi merupakan hasil interaksi faktor-faktor kemauan, kemampuan dan kesempatan. Ketiga faktor tersebut bagi masyarakat
dapat ditingkatkan melalui peningkatan penyediaan dan pelayanan sarana dan prasarana pertanian, peningkatan “demokrasi pertanian” pendekatan
pembangunan yang lebih berorientasi pada semakin berperannya petani dalam mengambil keputusan usaha taninya serta peningkatan pemanfaatan potensi
sumber daya lokal tokoh masyarakat dan kelembagaan petani yang tumbuh dan berkembang di kalangan warga masyarakat setempat.
Salah satu ciri daerah yang mandiri adalah peranan masyarakat yang tinggi dalam pembangunan. Mayarakat akan semakin terbuka, makin berpendidikan dan
makin tinggi kesadarannya dengan demikian makin tanggap dan kritis terhadap segala hal yang menyangkut kehidupannya. Dalam masyarakat yang semakin
maju dan berkembang, rakyat akan semakin aktif ikut serta dalam menentukan nasibnya sendiri. Peran masyarakat yang aktif akan lebih menumbuhkan potensi
daerah, sehingga dapat mempercepat proses pertumbuhan daerah Sumodiningrat 2011.
13
3 METODE
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian meliputi wilayah Kabupaten Bulukumba yang mencakup 10 kecamatan. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 6 bulan yaitu dari bulan
Mei sampai Oktober 2012.
3.2 Jenis, Sumber dan Metode Analisis Data
Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari dinas-dinas terkait di sektor pertanian dan BPS
sedangkan data primer melalui wawancara dan kuesioner pada pengambil kebijakan di instansi lingkup pertanian Kabupaten Bulukumba dan petani. Matriks
tujuan, metode, data yang digunakan, sumber data dan output yang diharapkan tertera pada Tabel 2.
Tabel 2 Matriks Hubungan Tujuan, Metode, Data yang Digunakan, Sumber Data dan Keluaran
No Tujuan
Metode Analisis Data yang
digunakan Sumber Data
Keluaran 1
Mengidentifikasi sub sektor pertanian
unggulan Kabupaten Bulukumba pada
lingkup Provinsi Sulawsi Selatan
Location Quotient
Komponen Differential
Shift PDRB sektor
pertanian Prov.Sul-Sel
dan PDRB sektor
pertanian Kab.
Bulukumba BPS Prov.
Sul-Sel dan BPS Kab.
Bulukumba Teridentifikasinya
sub sektor pertanian
unggulan Kab. Bulukumba dalam
lingkup Prov.Sul- Sel
2 Menganalisis
komoditas unggulan dalam Kabupaten
Bulukumba Location
Quotient, Komponen
Differential Shift,
Analytical Hierarcy
Process Data
produksi populasi sub
sektor pertanian tiap
kecamatan Kab.
Bulukumba dan
pandangan aparat
pemerintah BPS Kab.
Bulukumba dan dinas –
dinas sub sektor
pertanian Teridentifikasinya
komoditas pertanian
unggulan di Kabupaten
Bulukumba
3 Menganalisis tingkat
partisipasi petani dalam pengembangan
komoditas unggulan Tabulasi silang
Tingkat partisipasi
petani Kuesioner
Tingkatan partisipasi petani
dalam mengembangkan
komoditas unggulan
4 Menyusun arahan dan
strategi pengembangan sektor
dan komoditas unggul serta sektor
turunannya Deskriptif
Data gabungan,
data dan laporan
instansi terkait Keluaran
tujuan 1, 2 dan 3, instansi
terkait Arahan dan
strategi pengembangan
sektor dan komoditas unggul
serta sektor turunannya