43
Sebagaimana tabel di atas terlihat bahwa laki-laki di pulau Ternate lebih banyak 89.676 jiwa dibandingkan dengan perempuan 86.408 jiwa. Jumlah
terbesar berada di Kecamatan Ternate Selatan, yaitu
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 32.447 jiwa dan jumlah penduduk
perempuan sebanyak 31.299 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Ternate Selatan,
yaitu sebesar 1.2, dan terendah di Kecamatan Pulau Ternate, yaitu sebesar - 0,1. Secara rinci data laju pertumbuhan penduduk per kecamatan di pulau
Ternate dapat dilihat pada Gambar 7.
Sumber: BPS Kota Ternate diolah, 2012
Gambar 7. Grafik Laju pertumbuhan penduduk per Kecamatan di Kota Ternate Sebagaimana grafik tersebut, terlihat bahwa
pertumbuhan penduduk per kecamatan di Pulau Ternate relatif menurun dari tahun 2008
– 2009 namun mengalami peningkatan pada tahun 2010. Hal ini menunjukan bahwa terjadi
penyebaran penduduk sejalan dengan terbentuknya Kecamatan Ternate Tengah.
b. Perekonomian
Pada aspek perekonomian, data disajikan adalah indikator ekonomi Kota
Ternate, yaitu sektor pertanian, industri, perdagangan, transportasi dan jumlah keluarga miskin per Kecamatan di pulau Ternate Tabel 19. Untuk sektor
pertanian yang menjadi salah satu indikator perekonomian Kota Ternate adalah
hasil produksi tanaman unggulan, seperti Kelapa, Pala, Cengkeh, dan Kakao. Selain itu juga produksi ternak, seperti sapi, kambing, ayam, dan bebek. Sektor
2008 2009
2010 Pulau Ternate
16.376 14.693
14.692 Ternate Selatan
61.785 63.302
63.746 Ternate Tengah
53.997 51.753
52.027 Ternate Utara
42.374 45.197
45.574 -
10.000 20.000
30.000 40.000
50.000 60.000
70.000 80.000
44
industri diambil dari data jumlah industri rumah tangga pada berbagai skala usaha
dan dikelompokan menjadi jenis usaha industri unggulan, yaitu anyaman, makanan dan meubeler.
Sektor perdagangan dapat digambarkan dari jumlah sarana perekonomian,
seperti jumlah pasar, swalayan, kios, warung nasi, dan jumlah hotelpenginapan per kecamatan. Sektor transportasi dapat digambarkan dari
jumlah kendaraan bermotor yang dikomersilkan, seperti jumlah truk, ojek, dan angkot. Adapun
untuk data kemiskinan didapat dari data kelurga penerima beras miskin RasKin
per kecamatan.
Tabel 19. Pertanian, industri, perdagangan, transportasi dan kemiskinan per kecamatan di pulau Ternate
Kecamatan Pertanian
Industri Perdagangan
Transportasi Keluarga
Miskin Pulau Ternate
15.760 121
194 868
1.513 Ternate Selatan
9.479 345
647 1.807
6.566 Ternate Tengah
2.385 184
1.892 3.649
5.363 Ternate Utara
12.562 397
417 5.182
4.694
Sumber: BPS Kota Ternate diolah, 2011
Dari tabel di atas, pada sektor pertanian, Kecamatan Pulau Ternate memiliki hasil pertanian yang lebih tinggi, yaitu 15.760 ton. Hal ini dikarenakan
luasan lahan pertanian di Kecamatan Pulau Ternate lebih luas dari Kecamatan
yang lain. Pada sektor industri, Kecamatan Ternate Utara lebih mendominasi yaitu sebanyak 397 jenis usaha yang terdiri dari 383 jenis industri makanan dan
14 jenis industri meubeler BPS Kota Ternate, 2011. Di sektor perdagangan, Kecamatan Ternate Tengah memiliki jumlah sarana perekonomin lebih banyak
daripada kecamatan yang lain, yaitu 1.892 buah. Hal ini menunjukan bahwa Kecamatan Kota Ternate menjadi pusat perekonomian dan keramaian di Kota
Ternate. Sektor transportasi, jumlah kendaraan bermotor yang terbanyak
dikomersilkan adalah di Kecamatan Ternate Utara yaitu sebanyak 5.182 unit. Hal
ini menunjukan pula bahwa aksesibilitas warga Kecamatan Ternate Utara cukup tinggi yang juga menunjang pada aspek perekonominnya. Keluarga penerima
beras miskin yang terbanyak adalah di Kecamatan Ternate Selatan, yaitu
45
sebanyak 6.566 keluarga. Hal ini sejalan dengan jumlah penduduk yang
terbanyak juga berada di
Kecamatan Ternate Selatan.
c. Infrastruktur
Pada aspek infrastruktur, terdapat data bangunan rumah menurut kualitas
rumah, jumlah fasilitas umum, dan jalan. Data jumlah dan kualitas rumah per kecamatan di pulau Ternate dapat dilihat pada Tabel 20 di bawah ini;
Tabel 20. Jumlah rumah penduduk menurut kualitas per Kecamatan di pulau Ternate
Kecamatan Jumlah dan kualitas rumah unit
Jumlah Permanen
Bukan Permanen Pulau Ternate
2.983 423
3.406 Ternate Selatan
4.873 2.928
7.801 Ternate Tengah
4.393 2.913
7.306 Ternate Utara
4.243 265
4.508 Jumlah
16.492 6.529
23.021
Sumber : BPS Kota Ternate, 2011
Secara umum, kondisi rumah di pulau Ternate mempunyai kualitas permanen dan jumlah
terbanyak berada di Kecamatan Ternate Selatan yaitu 4.873 unit, dan terendah berada
di Kecamatan pulau Ternate yaitu 2.983 unit. Untuk kondisi rumah yang bukan permanen terbanyak juga terdapat
di Kecamatan Ternate Selatan sebanyak 2.928 unit, sedangkan yang
terendah berada di
Kecamatan Ternate Utara sebanyak 265 unit. Persentase perbandingan secara
keseluruhan di pulau Ternate adalah 7 untuk bangunan permanen dan 28
untuk bukan permanen. Selain hal tersebut di atas, Kota Ternate juga
memiliki sejumlah fasilitas umum seperti jumlah sekolah dan tempat ibadah per kecamatan. Jumlah fasilitas
umum terbanyak di pulau Ternate berada di Kecamatan Ternate Selatan, yaitu
sebanyak 123 unit dan yang terendah berada
di Kecamatan Pulau Ternate, yaitu sebanyak 74 unit Tabel 21.
Tabel 21. Jumlah sekolah dan tempat ibadah per Kecamatan di pulau Ternate Kecamatan
Jumlah Sekolah Tempat Ibadah
Jumlah Pulau Ternate
33 41
74 Ternate Selatan
54 69
123
46
Lanjutan Tabel 21. Jumlah sekolah dan tempat ibadah per Kecamatan di pulau Ternate Kecamatan
Jumlah Sekolah Tempat Ibadah
Jumlah Ternate Tengah
33 81
114 Ternate Utara
37 75
113
Sumber : BPS Kota Ternate, 2011
Bappeda Kota Ternate 2010 membagi status jalan di Kota Ternate menjadi 4, yaitu jalan kolektor primer, jalan kolektor sekunder, jalan lokal primer, dan
lokal sekunder. Pembagian status jalan didasarkan pada aksesibiltas serta fungsi dari jalan tersebut. Secara rinci klasifikasi jalan
dijabarkan sebagai berikut; 1.
Jalan Kolektor Primer, yaitu jalan yang menghubungkan pusat kota dengan pusat-pusat kawasan. Jalan kolektor ini juga sekaligus berfungsi
sebagai jalan penghubung antara satu distrik dengan distrik-distrik lainnya.
2. Jalan Kolektor Sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan pusat distrik
dengan pusat-pusat lingkungan. Disamping itu jalan ini juga menjadi penghubung antara pusat-pusat lingkungan.
3. Lokal Primer, yaitu jalan yang menghubungkan persil -persil rumah
dengan pusat-pusat lingkungan dan jalan-jalan kolektor. 4.
Lokal Sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan persil-persil rumah dengan jalan lingkungan. Biasanya jalan ini hanya bisa dilalui oleh
kendaraan roda dua.
Tabel 22. Panjang jalan menurut status jalan per kecamatan di pulau Ternate Kecamatan
Panjang jalan Km Jumlah
Kolektor primer
Kolektor sekunder
Lokal primer
Lokal sekunder
Pulau Ternate 24,8
0,9 0,7
8,3 34,7
Ternate Selatan 17,9
7,4 11,7
45,3 82,3
Ternate Tengah 2,8
12,1 20,1
12,1 47,1
Ternate Utara 7,9
7,2 7
14,7 36,8
Sumber: Bappeda diolah, 2010