Bahan dan Alat METODE PENELITIAN

24 Tabel 6. Bobot dan skor parameter suseptibilitas longsor di lokasi penelitian Parameter Bobot Skor Nilai bobot x skor Lereng :  0 – 8  8 – 15  15 – 30  30 – 45  45 0,5 1 2 3 4 0,5 1 1,5 2 Bentuklahan:  Kawah, dataran pantai anthropogenik, gisik, Maar dan Lereng kaki fluvio vulkanik  Aliran lava  Lereng bawah kerucut vulkanik  Lereng atas kerucut vulkanik  Lereng tengah dan lereng puncak kerucut vulkanik 0,33 1 2 3 4 0,33 0,66 0,99 1,32 Tekstur Tanah  Pasir sand  Lempung berpasir sandy loam  Lempung loam  Lempung berliat clay loam, Lempung berdebu silt loam  Liat clay 0,17 1 2 3 4 5 0,17 0,34 0,51 0,68 0,85 Keterangan: 0 = tidak berpengaruh; 1 = sangat rendah; 2 = rendah; 3 = sedang; 4= tinggi; 5 = sangat tinggi Kemiringan lereng 0 – 8 datar-landai diberi skor nol karena pada kemiringan tersebut tidak memicu terjadinya longsor, sebaliknya pada kemiringan lereng 45 sangat curam diberi skor empat karena bersifat sangat labil terhadap longsor. Bentuklahan gisik pantai, lereng kaki fluvio-vulkanik, dasar kawah, daratan pantai anthropogenik dan maar diberi skor nol karena merupakan bentuklahan deposisional, terbentuk dari akumulasi material lereng di atasnya. Aliran lava merupakan bentuklahan deposisional namun memiliki lereng yang agak miring. 25 Bentuklahan ini diberi skor satu rendah karena memiliki material penyusun batuan yang masif dan keras, tanah yang terbentuk sangat tipis, sehingga sangat kecil pengaruhnya terhadap longsor. Lereng bawah kerucut vulkanik merupakan bentuklahan denudasional diberi skor dua agak rendah, dikarenakan memiliki lereng yang juga agak miring, namun di atas bentuklahan ini proses pelapukan dikategorikan cukup intensif, tanah yang terbentuk juga relatif tebal, dan umumnya kaya bahan liat dari abu vulkanik. Lereng atas kerucut vulkanik merupakan bentuklahan denudasional diberi skor tiga karena meskipun memiliki kemiringan lereng yang curam, namun material penyusunnya masih sering terbaharui oleh bahan-bahan lepas piroklastik permeable hasil letusan gunungapi, sehingga proses pelapukan kurang intensif, pengaruhnya terhadap longsor dikategorikan sedang. Lereng tengah kerucut vulkanik merupakan bentuklahan denudasional diberi skor empat karena memiliki lereng miring hingga sangat curam, proses pelapukan lebih intensif daripada lereng di atasnya, sehingga lebih banyak mengandung liat berasal dari abu vulkanik. Lereng puncak kerucut vulkanik juga diberi skor empat karena memiliki kemiringan lereng yang lebih terjal daripada bagian lereng di bawahnya. Meskipun material penyusunnya berupa bahan-bahan piroklastik baru yang permeable dan belum terlapukkan secara berarti, namun material ini akan mudah dilongsorkan oleh karena kemiringannya. Tekstur tanah pasir sand diberikan skor satu sangat rendah karena pengaruhnya terhadap proses longsor sangat rendah dan bersifat meloloskan air, namun sebaliknya tekstur liat diberi skor lima sangat tinggi karena bersifat licin dan dapat meluncurkan material yang menjadi beban di atasnya. Lapisan liat bersifat kedap air permeable layer dikenal sebagai bidang luncur dari beban tanah di atasnya shear stress. Adapun untuk tekstur lempung loam diberikan skor dua sedang karena merupakan tekstur yang mempunyai kandungan fraksi pasir, debu, dan liat yang relatif sama. Berdasarkan hasil analisis terhadap masing-masing parameter lereng, bentuklahan dan tekstur tanah maka berikutnya dapat dihasilkan peta dari masing-maisng parameter tersebut. Dari peta-peta tersebut selanjutnya dapat dilakukan analisis kerentanan longsor melalui operasi tumpang tindih overlay