Analisis bahaya longsor di lokasi penelitian

35 merupakan faktor penting untuk menentukan resiko bencana. Secara matematis resiko dapat dirumuskan sebagai berikut; R = H x V C dimana R adalah resiko Risk, H adalah bahaya Hazard, V adalah kerentanan vulnerability dan C adalah kapasitas capacities. Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, dalam penelitian ini penilaian resiko longsor tidak memperhitungkan kapasitas masyarakat, dikarenakan jumlah sampel yang diperoleh terlalu sedikit sehingga kurang dapat mencerminkan kondisi masyarakat dalam arti menyeluruh. Namun kapasitas tetap dideskripsikan sebagai gambaran kondisi masyarakat yang tinggal di lokasi terjadinya longsor. Nilai resiko kemudian dikategorikan menjadi tiga kelas yaitu rendah, sedang dan tinggi sesuai dengan rumus 3. Berdasarkan hasil perhitungan resiko, nilai resiko tertinggi mencapai 0,47 dan terendah yaitu 0,006 sehingga nilai interval kelas resiko yaitu 0,15 Tabel 15. Tabel 15. Nilai interval kelas resiko longsor di lokasi penelitian Nilai interval Kelas Resiko 0,006 – 0,156 Rendah 0,16 – 0,31 Sedang 0,32 – 0,47 Tinggi Sumber: Hasil analisis, 2012

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Administrasi dan posisi geografis Kota Ternate

Kota Ternate merupakan salah satu Kota di Provinsi Maluku Utara yang terdiri dari 8 pulau, yaitu pulau Ternate, pulau Moti, pulau Hiri, pulau Tifure, pulau Batang Dua, pulau Maka, pulau Manodan, dan pulau Gurida. Secara geografis Kota Ternate terletak pada posisi 0 26’0’’- 1 20’0’’ Lintang Utara dan 126 10’0’’-127 26’0’’ Bujur Timur. Kota Ternate berbatasan dengan laut Maluku dibagian Utara, Selatan, dan Barat, sedangkan dibagian Timur berbatasan dengan Selat Halmahera. Luas wilayah Kota Ternate adalah 57.954 ha dan terdapat 7 kecamatan dengan luasan masing-masing kecamatan tersaji pada Gambar 4. Sumber : BPS Kota Ternate, 2011 Gambar 4. Grafik luas kecamatan di Kota Ternate

4.2. Kondisi Fisik Kota Ternate a.

Bentuklahan Landform Pulau Ternate adalah sebuah pulau yang terbentuk karena proses vulkanik yang muncul dari dasar laut, sehingga sebagian dari tubuhnya berada di bawah permukaan laut dan sebagian lagi muncul di permukaan laut. Bentuklahan vulkanik volcanic landform aktual yang muncul ke permukaan dikenal sebagai Pulau Ternate Moti Pulau Batang Dua Pulau Hiri Ternate Selatan Ternate Tengah Ternate Utara Luas Daratan Ha 372,3 248 290,4 67 169,8 108,5 143,8 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350 375 38 gunungapi Gamalama atau Gunung Gamalama piek van Ternate yaitu gunungapi strato tipe A. Erupsi pertamanya dikenal pada tahun 1538 dan terakhir erupsi pada tahun 2011. Biasanya tipe letusan gunungapi ini bersifat eksplosif dimana suara dentuman hanya terdengar satu kali, seperti suara meriam, disertai dengan kepulan asap hitam yang membumbung tinggi, kemudian mengembang menyerupai cendawan. Material letusan G . Gamalama banyak mengandung SiO 2 , Al 2 O 3 , FeO, CaO dan MgO Direktorat Vulkanologi, 1979. Menurut Bappeda Kota Ternate 2010, secara umum pulau Ternate terdiri dari kaki dan tubuh G. Gamalama, serta puncak G. Gamalama: a. Morfologi kaki G. Gamalama Merupakan daerah kaki gunungapi dengan relief datar hingga landai yang terletak dibagian timur, utara dan di selatan dari G. Gamalama dan terbentang memanjang sepanjang pantai. b. Morfologi tubuh dan puncak G. Gamalama. Merupakan bagian lereng dan puncak atas G. Gamalama yang memiliki elevasi 500 – 1000 meter dengan kemiringan lereng 30 - 45. Pada daerah puncak memperlihatkan adanya perpindahan titik aktifitas vulkanik dari selatan ke utara berdasarkan lokasi titik-titik kepundan.

b. Iklim

Menurut Stasiun Meteorologi Ternate 2011, rata-rata temperatur udara pada tahun 2010 sekitar 27,3 C, suhu maksimum sebesar 31,58 C dan suhu minimum sebesar 24,15 C. Selama tahun 2010 jumlah hari hujan terbanyak terjadi di bulan Januari, April dan Juli dengan jumlah hari hujan sebanyak 23 hari dan besarnya curah hujan bulanan berturut-turut 225 mm, 332,7 mm dan 211,4 mm.

c. Geologi

Menurut Bronto et al, 1982 G. Gamalama berdasarkan stratigrafinya, dapat dibagi menjadi 3 generasi, yaitu Gamalama Tua Gt, Gamalama Dewasa Gd dan Gamalama Muda Gm Gambar 5. Masing-masing generasi menghasilkan endapan gunungapi yang dapat dibagi menjadi 6 bagian untuk Gt, 7 bagian untuk Gd, dan 17 bagian untuk Gm. Selain itu, ada dua endapan permukaan sebagai hasil dari rombakan endapan Gt, Gd dan Gm yaitu berupa endapan permukaan aluvium al dan endapan piroklastik rombakan pr. Endapan 39 tersebut dapat ditemui di daerah pantai dan di sekitarnya di bagian Tenggara pulau Ternate, yaitu daerah yang mempunyai dataran terluas di pulau ini. Berdasarkan persebaran dari masing-masing produk, terlihat bahwa endapan Gm relatif mendominasi pulau Ternate dengan luas 4.224,2 ha atau 47.3 dari keseluruhan endapan. Namun satuan endapan terluas yaitu alluvium sebesar 832 ha atau 9,3 dari total luasan Tabel 16. Di atas endapan ini banyak dimanfaatkan sebagai permukiman atau tempat penduduk Ternate melakukan aktiftas kesehariannya. Tabel 16. Satuan endapan batuan gunungapi Gamalama dan luasannya Kode Satuan endapan Luas ha Persentase Gt Gamalama Tua Gt p Endapan Piroklastik 540 6,1 Gt ig Ignimbrit 146,9 1,6 Gt la Endapan lahar 538,8 6 Gt ip Sumbat intrusi andesit 5,4 0,06 Gt L Lava teralterasi 1,1 0,01 Gt Lu Lava tak teruraikan 744,1 8,3 Jumlah 1.976,3 22,1 Gd Gamalama Dewasa Gd p Endapan jatuhan piroklastik 285,6 3,2 Gd bv Breksi letusan gunungapi 1,8 0,02 Gd pl Endapan letusan litoral 151,7 1,7 Gd pf Endapan aliran piroklastik 366,7 4,1 Gd L Lava 111,7 1,2 Gd la Endapan lahar 105 1,1 Gd Lu Lava tak teruraikan 624,6 7 Jumlah 1.647,1 18,5 Gm Gamalama Muda Gm pm Endapan piroklastik muda 234,7 2,6 Gm lm Endapan lahar muda 599,3 6,7 Gm pt Endapan piroklastik tua 603,9 6,8 Gm L8 Lava 1907 117,4 1,3 Gm Tv Endapan letusan freatik maar tolire 486 5,4 Gm L7 Lava 1763 303,9 3,4 40 Lanjutan Tabel 16. Satuan endapan batuan gunungapi Gamalama dan luasannya Kode Satuan endapan Luas ha Persentase Gm bv Breksi letusan dan percikan 153,3 1,7 Gm L6 Lava 1737 214,6 2,4 Gm pf Endapan aliran piroklastik 45 0,5 Gm L Lava 9 0,1 Gm fr Endapan letusan freatik maar laguna 26,4 3 Gm lt Endapan lahar tua 648,5 7,3 Gm Lu Lava tak teruraikan 544,2 6,1 Jumlah 4.224,2 47,3 al Alluvium 832 9,3 pr Piroklastik rombakan 241.8 2,7 Sumber: Direktorat vulkanologi diolah, 1982 Laut Halmahera Laut Maluku Sumber : Bronto et al 1982 Gambar 5. Peta Geologi Lokasi Penelitian