Bahaya longsor landslide hazard di lokasi penelitian

Kondisi wilayah yang berbukit di lokasi penelitian berasal dari penimbunan bahan piroklastik dan aliran lava dari erupsi gunungapi secara terus menerus terutama pada bagian lereng puncak kerucut vulkanik hingga lereng bawah kerucut vulkanik. Aliran lava dari arah puncak gunung ke bagian bawah yang terjadi pada saat letusan Gunung Kekau atau Bukit Melayu sehingga terjadi pengikisan pada dinding lereng diduga dapat menyebabkan keterjalan lereng jika erosi pada pinggiran aliran lava terus berlangsung. Adapun wilayah yang mempunyai lereng agak landai merupakan hasil proses deposisi endapan lahar maupun piroklastik. Berdasarkan hasil analisis ini, dapat disimpulkan bahwa Pulau Ternate relatif memiliki karakteristik wilayah yang rentan susceptible terhadap longsor, dimana hampir separuh dari wilayah penelitian 43 berada pada kelas suseptibilitas sedang hingga tinggi. Laut Halmahera Laut Maluku Gambar 13. Peta suseptibilitas longsor di lokasi penelitian Pemicu longsor Pemahaman arti pemicu longsor dalam penelitian ini adalah adanya suatu faktor yang bersifat mempercepat proses terjadinya longsor, sehingga faktor ini menyebabkan suatu kondisi topografi yang secara alami dalam keadaan rentan ambang batas kestabilan lereng benar-benar longsor. Faktor pemicu longsor di lokasi penelitian adalah curah hujan, gempa dan aktifitas manusia yang direpresentasikan dalam bentuk penggunaan lahan. Untuk melakukan analisis bahaya longsor, faktor pemicu yang digunakan untuk analisis ini adalah hanya faktor penggunaan lahan saja, adapun untuk faktor curah hujan dan gempa tidak digunakan seperti yang telah dijelaskan pada bab metode penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana aktifitas manusia dapat mempengaruhi potensi longsor. Aktifitas manusia Aktifitas manusia dapat memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap lahan. Salah satu pengaruh negatif yang dihasilkan adalah terjadinya proses tanah longsor. Di lokasi penelitian, aktifitas manusia sebagai salah satu faktor pemicu longsor dapat terlihat dari tipe penggunaan lahan. Pada penelitian ini penggunaan lahan akan digunakan untuk menganalisis bahaya longsor. Penggunaan lahan merupakan bentuk pemanfaatan sebidang lahan di atas permukaan bumi oleh manusia dengan tujuan tertentu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bentuk penggunaan lahan sangat bervariasi, namun secara sederhana dapat dipilah menjadi lahan terbangun, lahan budi daya pertanianperkebunan, lahan pertambangan, dan lahan konservasi hutanvegetasi. Beberapa bentuk penggunaan lahan dapat menjadi pemicu proses pelongsoran yang disebabkan oleh beban atau berat dari masing-masing jenis penggunaan lahan yang ada terhadap tanahbatuan di bawahnya. Dengan kata lain jenis penggunaan lahan tersebut bersifat meningkatkan daya tekan shear stress terhadap batuan dasar. Namun beberapa penggunaan lahan juga mempunyai sistem yang memperkuat daya tahan shear strength, seperti sistem perakaran pohon yang dalam secara alami, atau pemasangan paku bumi beton secara buatan, maka jenis penggunaan lahan tersebut malah bersifat sebaliknya menghindarkan proses pelongsoran. Di lokasi penelitian jenis penggunaan lahan dapat dibedakan menjadi hutan, pemukiman, perkebunan, penambangan dan lainnya seperti yang tercantum di dalam Tabel 29.