Kerangka Model Optimasi Dinamik

59

3.2.2 Kerangka Model Optimasi Dinamik

Program optimasi dinamik tidak saja berkemampuan memberikan keputusan- keputusan atas variabel endogen yang memenuhi beberapa kondisi keseimbangan equilibrium sebagaimana dalam analisis statik, namun juga keputusan-keputusan lintas waktu dari beberapa variabel atas dasar pola perubahan yang telah dikehendaki. Disamping itu, variabel keputusan pada kasus problem optimasi dinamik adalah fungsi dari waktu t dan sejumlah kendala constraints yang mencakup sistem dinamik atau fungsi transformasi Chiang, 2005. Bagian-bagian yang menyusun program dinamik meliputi: 1 variabel keputusan decision variables , 2 variabel penentu keputusan state variables, 3 periode keputusan decision stages, 4 penerimaan setiap tahap periode stage return, 5 fungsi transisi atau fungsi transformasi transformation function, dan 6 fungsi tujuan objective function. Pengelolaan sumberdaya air dimaksudkan untuk sepenuhnya kesejahteraan masyarakat dengan jalan merubah sumberdaya menjadi barang dan jasa melalui berbagai proses produksi. Besarnya manfaat yang dihasilkan dari proses tersebut sangat tergantung dari besarnya alokasi sumberdaya air pada setiap sektor produksi. Oleh karenanya besarnya alokasi sumberdaya untuk setiap sektor pengguna dijadikan sebagai variabel keputusan. Penentuan state variable pada sistem pengelolaan sumberdaya air didasarkan pada hubungan antara karakteristik fisik sumberdaya, sektor produksi sebagai pengguna air, dan rumahtangga konsumen sebagai pengguna akhir air, barang dan jasa yang dihasilkan sektor produksi. Dari ketiga komponen tersebut dapat diidentifikasi variabel penentu keputusan state variables, terdiri dari 1 permintaan air minumbersih, 2 permintaan air maya virtual water dari barang 60 dan jasa yang dikonsumsi, 3 kapasitas alir sumber stok air, 4 kebutuhan minimal sektor pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan minimal, dan 5 kebutuhan minimal lingkungan untuk memprtahankan keberlangsungan ekosistemnya. Penetapan permintaan air maya sebagai state variables didasarkan kenyataan bahwa penggunaan air pada sektor produksi sebenarnya merupakan permintaan turunan dari permintaan rumahtangga konsumen akan barang dan jasa. Kapasitas alir ditetapkan sebagai state variables dengan alasan bahwa stok sumber air khususnya air permukaan tidak dapat diprediksi, dan yang potensial dapat digunakan adalah kapasitas alir di setip sumber. Sedang state varibles kebutuhan minimal sektor pertanian untuk menghasilkan kebutuhan pangan minimal bagi masyarakat dimaksudkan untuk memperlakukan pangan beras agak berbeda dengan komoditas lain karena beras merupakan kebutuhan pokok komoditas strategis, komoditas politis yang ketersediaannya merupakan suatu keharusan. Demikian juga kebutuhan minimal lingkungan dimaksudkan untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari. Komponen fungsi transisi merupakan kendala dinamis yang dimaksudkan untuk menggambarkan besarnya cadangan sumberdaya pada tahap ke t+1 yang ditentukan oleh besarnya cadangan dan keputusan pada tahap ke t. Pada penelitian ini fungsi transisi yang menjadi kendala dinamis problem alokasi sumberdaya air di Pulau Lombok adalah stok air tanah. Horizon waktu time horizon pemecahan problem alokasi sumberdaya air ini ditetapkan secara sengaja yaitu tahun 2010-2025 dengan pertimbangan bahwa sebagian besar data-data fisik maupun aspek ekonomi yang akan dipergunakan diambil pada tahun tersebut. Sedang akhir peride diambil tahun 2025 dengan 61 pertimbangan bahwa tahun tersebut merupakan tahun akhir Program Pembangunan Jangka Panjang Propinsi Nusa Tenggara Barat yang saat ini dijalankan. Pemecahan problem optimal didasarkan pada fungsi tujuan aditif, yaitu penjumlahan dari hasil dari manfaat sosial yang dihasilkan dari kegiatan seluruh sektor pengguna selama horizon waktu yang ditetapkan. Fungsi tujuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah memaksimumkan nilai kini present value manfaat sosial bersih net social benefit yang dihasilkan seluruh sektor produksi, yaitu dari pelayanan air perkotaan urban services, pertanian, industri, pariwisata dan kebutuhan lingkungan. Pengukuran manfaat bersih didasarkan pada 2 pendekatan: 1 consumer surplus dan producer surplus yang diterapkan pada seluruh sektor kecuali sektor pertanian, dan 2 nilai produk marginal value marginal procut dari penggunaan air. Secara detail pengukuran benefit untuk setiap sektor dijelaskan pada kerangka operasional. Perumusan model pemecahan optimasi dinamik pengelolaan sumberdaya air di Pulau Lombok yang didasarkan pada komponen-komponen di atas disajikan pada Gambar 6. 3.3 Kerangka Pemikiran Operasional 3.3.1 Kategori Pengguna Air