Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

11 4. Kebijakan alternatif apa yang dapat diterapkan dan bagaimana pengaruhnya terhadap alokasi sumberdaya air yang ada?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis pengelolaan sumberdaya air yang efisien dan berkeadilan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Pulau Lombok. Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengestimasi fungsi penawaran dan permintaan sumberdaya air dari berbagai pengguna dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2. Membangun dan menganalisis model alokasi sumberdaya air antar wilayah, sektor pengguna dan waktu. 3. Melakukan simulasi pengaruh berbagai kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya air terhadap alokasi sumberdaya air, stok air tanah, nilai kini benefit sosial total dan nilai ekonomi sumberdaya air. 4. Mengestimasi nilai ekonomi air untuk setiap sektor pengguna.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian tentang sumberdaya alam di Pulau Lombok yang telah dilakukan lebih banyak terfokus pada pengelolaan sumberdaya hutan dan perairan pantai. Topik penelitian yang berkaitan dengan kehutanan lebih banyak mengkaji pemanfaatan hutan dari aspek ekonomi, konservasi sumberdaya hutan termasuk satwa yang ada di dalamnya, kelembagaan kehutanan, dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan, kurang memberi perhatian kepada keterkaitan antara sumberdaya hutan dan sumberdaya air, meskipun antara keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Oleh karenanya penelitian tentang sumberdaya air ini 12 akan menjadi kajian pelengkap dalam pengelolaan sumberdaya alam di Pulau Lombok. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan bagi Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sumberdaya air yang semakin langka, sehingga penggunaannya dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat, dan dapat menghindarkan konflik sosial yang sering terjadi akibat ketidak jelasan dalam pengelolaan sumberdaya air.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan di Pulau Lombok Propinsi Nusa Tenggara Barat. Sumberdaya air yang dialokasikan kepada sektor produksi dan konsumsi berasal dari air permukaan pada setiap Sub Satuan Wilayah Sungai SSWS dan recharge serta stok air tanah pada Cekungan Air Tanah CAT. 2. Air permukaan meliputi air dari mata air, danau, embung dam tradisional dan air permukaan lainnya. Besarnya air permukaan dan air tanah yang dialokasikan didasarkan pada besarnya sumberdaya air permukaan dan air tanah yang diukur oleh Badan Hidrologi Dinas Kimpraswil dan Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Nusa Tenggara Barat. 3. Kebutuhan masyarakat akan air tidak hanya meliputi kebutuhan air langsung untuk minum, mandi dan cuci, namun juga kebutuhan air tak langsung air maya untuk menghasilkan barang-barang dan jasa yang dikonsumsi rumahtangga. 4. Kebutuhan air tak langsung yang diperhitungkan dalam penelitian ini hanya terbatas pada air yang diperlukan untuk menghasilkan barang dan jasa yang 13 dihasilkan secara domestik di Pulau Lombok. Sedang air tak langsung untuk komoditas yang dihasilkan dari luar daerah tidak diperhitungkan. 5. Alokasi air untuk kebutuhan lingkungan, dan untuk permandian ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari stok sumberdaya air yang ada. Besarnya persentase ditetapkan berdasarkan pengalaman penelitian di tempat lain. 6. Perubahan teknologi, perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap ketersediaan air permukaan dan air tanah dianggap konstan. 7. Karena keterbatasan peneliti, kualitas air permukaan dan air tanah tidak diperhitungkan dalam model yang disusun. 8. Eksternal cost yang timbul karena ekstraksi air permukaan maupun air tanah tidak diperhitungkan dalam perhitungan biaya, karena dampak negatif yang mungkin timbul dari ekstraksi sumberdaya air masih relatif kecil. 9. Model yang dibangun tidak memasukkan nilai investasi dari setiap sektor atau sub sektor kegiatan ekonomi karena keterbatasan data yang tersedia, dan sulitnya pengukuran beragam jenis investasi dalam perekonomian. Oleh karenanya pengembangan sektor ekonomi ke depan mengasumsikan investasi dapat dilakukan setidaknya mengikuti pertumbuhan investasi yang selama ini terjadi.

1.6 Kebaruan Penelitian