108 7. Dari persamaan 19 dan 20 diperoleh persamaan sebagai berikut:
atau
49 t
k G
t
MSB β
=
410 t
k G
t
MSB β
Artinya kondisi alokasi sumberdaya air tabah ground water terjadi pada saat net present value marginal social benefit sektor pariwisata adalah sama
4.5 Skenario Kebijakan
Simulasi kebijakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh beberapa keadaan terhadap keputusan alokasi sumberdaya. Dalam penelitian ini akan dicoba beberapa
skenario sebagai berikut:
1. Status Quo
Kondisi status quo merepresentasikan proyeksi alokasi penggunaan sumberdaya air sebagaimana telah berlangsung selama ini. Alokasi diatur
melalui beberapa mekanisme, baik melalui keputusan khusus oleh dinas terkait maupun melalui mekanisme harga dengan ketetapan GubernurBupati. Pada
kondisi status quo, alokasi untuk irigasi didasarkan pada kriteria pemenuhan kebutuhan air sebesar 1.2 literhektardetik. Sedang alokasi pada sektor lainnya
diserahkan pada mekanisme pasar, harga ditetapkan pemerintah berupa pajak
109 penggunaan air permukaan dan air tanah, besarnya ditetapkan sebesar 20 dari
Harga Dasar Air.
2. Program Swasembada Pangan
Menjamin ketersediaan pangan di tingkat rumahtangga merupakan salah satu kebijakan popular yang dilaksanakan pemerintah. Sektor pertanian dikenal
sebagai salah satu sektor yang menghasilkan nilai marginal lebih rendah dibandingkan sektor lainnya, sehingga dalam alokasi sumberdaya air sektor ini
mendapat subsidi cukup besar dari pemerintah. Jika sektor pertanian dibiarkan pada kondisi berkompetisi sempurna dengan sektor lain dalam alokasi
sumberdaya, maka dikhawatirkan terjadi disalokasi terhadap sektor ini. Mengingat pentingnya kebijakan penyediaan pangan yang cukup bagi seluruh
masyarakat, maka dalam pemodelan alokasi sumberdaya air ini dilakukan simulasi skenario pelaksanaan program swasembada pangan. Kebijakan
swasembada pangan adalah kebijakan yang menetapkan tingkat produksi sektor pertanian harus mampu memenuhi kecukupan kebutuhan pangan harapan bagi
masyarakat. Swasembada pangan dalam penelitian ini merupakan swasembada beras, jagung, kedelai dan kacang tanah.
Skenario kebijakan swasembada pangan dalam model dirancang dengan jalan menambahkan konstrain tingkat ketersediaan pangan dalam model.
Sumberdaya air harus dialokasikan pada sektor pertanian pada tingkat dimana sektor ini mampu menyediakan kebutuhan pangan bagi masyarakat, atau dengan
kata lain, air permukaan dan air tanah yang dialokasikan untuk kegiatan usahatani padi, jagung, kedelai, dan kacang tanah harus lebih besar atau sama
dengan jumlah kebutuhan komoditas padi, jagung, kedelai dan kacang tanah per
110 kapita per bulan dikali indeks permintaan, dikali besarnya air maya untuk
menghasilkan masing-masing barang tersebut. Secara matematis konstrain tersebut dirumuskan sebagai berikut:
agr agr
t k
k k
k k
k k
Vw Q
t G
t G
t G
t S
t S
t S
1
26 25
24 26
25 24
4 1
ρ
+ =
+ +
+ +
+
∑
=
3. Kebijakan Pembatasan Quota Pengambilan Air Tanah Secara Total
Pesatnya pertumbuhan perusahaan air minum kemasan dan perhotelan sebagai pengguna air tanah yang cukup besar dewasa ini, dikhawatirkan pada
jangka panjang akan mengakibatkan degradasi sumber air tanah. Penyedotan air tanah dalam jumlah besar dapat menurunkan level air tanah, meningkatkan biaya
ekstraksi air tanah bagi rumahtangga, dan dapat menyebabkan interusi air laut ke daratan. Untuk menjaga agar dampak negatif tidak terjadi, dan untuk menjaga
tingkat ketersediaan air tanah dalam jumlah aman, maka disimulasikan kebijakan pembatasan quota pengambilan air tanah. Stok air tanah akan berada pada
kondisi konstan jika tingkat ekstraksinya tidak melebihi tingkat recharge-nya Dalam penelitian ini akan disimulasikan bagaimana fungsi tujuan dan
konsusi air tanah akan dipengaruhi oleh pembatasan ektraksi air tanah pada tingkat dimana ekstraksi air tanah per tahun tidak boleh melebihi recharge-nya.
Secara matematis konstrain tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
t R
t Gijk
k k
k j
∑ ∑
∑∑
= =
= =
≤
4 1
4 1
4 1
1 11
1
4. Variasi Tingkat Discout Rate dan Pertumbuhan Ekonomi
Tingkat discount rate yang digunakan akan mempengaruhi nilai net present value dari net social benefit penggunaan sumberdaya air selama horizon
111 waktu tertentu. Makin tinggi discount rate yang digunakan makin kecil nilai
NPV dari net social benefit, dan karena besarnya benefit sosial mempengaruhi keputusan alokasi sumberdaya, maka penting untuk melihat bagaimana pengaruh
tingkat discount rate terhadap perubahan alokasi sumberdaya. Tingkat pertumbuhan ekonomi mempengaruhi pendapatan masyarakat,
dan pada akhirnya mempengaruhi permintaan masyarakat akan barang dan jasa, sehingga akan mempengaruhi alokasi sumberdaya. Oleh karenanya penting
untuk melihat bagaimana perubahan tingkat pertumbuhan ekonomi ini mempengaruhi perubahan alokasi sumberdaya air.
Dalam penelitian ini dipilih 3 tingkat discount rate yaitu 6 untuk mewakili tingkat discount rate sosial, 10 mewakili tingkat discount rate
komersial BI rate pada tahun 2009-2010 berfluktuasi, berkisar antara 8 – 12, dan 18 untu mewakili kondisi jika terjadi krisis ekonomi yang akan berdampak
pada peningkatan tingkat suku bunga.
112
V. KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PADA SAAT INI