212
Tabel 54 memperlihatkan bahwa penurunan pertumbuhan ekonomi dari pertumbuhan riil 5.3, 4.8, 5.2, dan 5.1 berturut-turut untuk SSWS Dodokan,
jelateng, Menanga, dan Putih menjadi 2 meningkatkan net present value fungsi tujuan dengan kisaran 2.39 hingga 8.42. Kemungkinan penjelasan fakta ini
adalah bahwa pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan akan menggeser kurva permintaan ke atas move upward. Peningkatan
permintaan ini akan mendorong peningkatan produksi sehingga juga akan meningkatkan permintaan derived demand produsen akan input, termasuk air.
Penggunaan air dalam jumlah besar akan meningkatkan kelangkaan sumberdaya sehingga akan meningkatkan harga input air yang pada akhirnya akan meningkatkan
biaya produksi. Kelangkaan sumberdaya ini akan menggeser kurva penawaran barang-barang dan jasa supply curve ke atas, sehingga ada kemungkinan besarnya
net surplus consumer dan producer surplus pada keseimbangan pasar yang baru lebih kecil dibandingkan pada keseimbangan pasar sebelumnya.
7.4 Nilai Sumberdaya Air
Nilai sumberdaya air ditentukan oleh besarnya marginal cost dan marginal user cost.
Marginal cost adalah biaya yang diperlukan untuk memproduksi atau mengkonsumsi tambahan satu unit air. Marginal cost penggunaan air permukaan
maupun air tanah pada pengguna yang berbeda memiliki magnitude dan karakteristik berbeda estimasi fungsi marginal cost dapat dilihat pada sub bab 6.2.
Marginal cost berbagai sektor pengguna dapat dilihat pada Gambar 19.
Marginal cost dari air PDAM merupakan tambahan biaya yang diperlukan
untuk menaikkan kapasitas produksi air PDAM sebesar 1 m
3
. Biaya marginal tersebut terdiri dari biaya air baku, biaya pengolahan, biaya distribusi, biaya umum,
213
Gambar 19. Biaya Marginal Seluruh Sektor Pengguna selama Horison Waktu Tahun 2010-2025.
dan biaya penyusutan kapital. Biaya marginal dari penggunaan air sumur hanya berupa penambahan biaya listrik dan nilai waktu ibu rumahtangga yang dikorbankan
untuk tambahan ekstraksi 1 m
3
air sumur. Biaya marginal air minum kemasan merupakan tambahan biaya untu menaikkan kapasitas produksi 1 satuan, terdiri dari
biaya air baku, biaya pengolah, biaya pengemasan, biaya distribusi, biaya pemasaran, dan biaya manajemen biaya umum. Biaya marginal sektor pertanian
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
9000 10000
2010 2011
2012 2013
2014 2015
2016 2017
2018 2019
2020 2021
2022 2023
2024 2025
R u
p ia
h p
e r
m3
PDAM sumur
R. MAKAN
50000 100000
150000 200000
250000 300000
350000
2010 2011
2012 2013
2014 2015
2016 2017
2018 2019
2020 2021
2022 2023
2024 2025
R u
p ia
h p
e r
m3
AMK HOTEL
214
pada penelitian ini tidak terobservasi, namun karena pada kondisi optimal biaya marginal sama dengan nilai marginal produk, maka untuk menghitung nilai air dari
sektor pertanian digunakan nilai marginal produknya. Sama halnya dengan sektor ekonomi di atas, biaya marginal untuk sektor industri dan pariwisata juga dihitung
dengan cara yang sama. Marginal cost
air minum kemasan tertinggi dibandingkan penggunaan air pada sektor lainnya, sedang biaya marginal terendah adalah biaya penggunaan air
untuk usahatani jagung. Besarnya biaya marginal dari yang tertinggi hingga terendah secara berturutan adalah: air minum kemasan sebesar Rp 312 383 per m
3
, perhotelan sebesar Rp 55 306 per m
3
, rumah makan sebesar Rp 8 875 per m
3
, usahatani padi sebesar Rp 2 713 per m
3
, penggunaan air sumur sebesar Rp 280 per m
3
, dan usahatani jagung hanya sebesar Rp 30 per m
3
Nilai air tanah digambarkan oleh besarnya Marginal user cost, merupakan biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat pada waktu mendatang karena
sumberdaya air yang ada digunakan pada saat ini. Besarnya marginal user cost merupakan manfaat yang hilang benefit forgone karena sumberdaya digunakan
pada saat ini. Besarnya marginal user cost pada model optimasi dapat dilihat dari shadow value
pada output hasil optimasi output GAMS dimana besarnya juga menunjukkan tingkat kelangkaan sumberdaya. Dalam penelitian ini marginal user
cost air permukaan tidak dihitung karena model yang disusun tidak
memperhitungkan air permukaan yang disimpan. Jumlah air permukaan diasumsikan habis terpakai pada setiap tahunnya atau mengalir ke perairan umum jika tidak
digunakan, sehingga tidak memiliki kegunaan pada masa mendatang. Marginal user cost dari penggunaan air tanah pada ketiga skenario kebijakan disajikan pada
Gambar 20. .
215
Gambar 20. Marginal User Cost Sumberdaya Air Tanah Pada kebijakan Ststus Quo, Swasembada Pangan, dan Pembatasan Ekstraksi Air Tanah Total Selama Horison Waktu 2010-2025 Asumsi: Discount Rate 6, dn Pertumbuhan Ekonomi Riil
2010 2011
2012 2013
2014 2015
2016 2017
2018 2019
2020 2021
2022 2023
2024 STQ
104.94 111.23
117.91 124.98
132.48 140.43
148.85 157.79
167.25 177.29
187.93 199.20
211.16 223.82
237.25 SWBD
238.5 252.81
267.97 284.05
301.10 319.16
338.31 357.02
361.54 365.33
372.06 380.30
390.32 404.70
426.58 APQ
50 100
150 200
250 300
350 400
450
M A
R G
IN A
L U
SE R
C O
ST R
P
216
Gambar 20 memperlihatkan bahwa marginal user cost air tanah pada kebijakan swasembada pangan memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan pada
kebijakan lainnya. Hal ini dikarenakan ekstraksi air tanah dan besarnya marginal benefit dari pengguna air tanah yang dominan pada kebijakan swasembada pangan
lebih tinggi dibandingkan pada kebijakan lainnya. Marginal User cost pada kebijakan pembatasan total ekstraksi air tanah memiliki nilai sama dengan nol, hal
ini dikarenakan cadangan sumberdaya air dalam aquifer air tanah tidak digunakan sehingga tidak terjadi benefit forgone.
Tingkat discount rate yang digunakan mempengaruhi ekatraksi dan stok air tanah, oleh karenanya juga mempengaruhi besarnya marginal user cost dari stok air
tanah. Gambar 21 memberi gambaran bahwa semakin rendah tingkat discount rate yang digunakan, semakin tinggi nilai marginal user cost stok air tanah, dan
sebaliknya. Pengaruh perubahan disount rate dari 10 ke 18 lebih tinggi dibanding dari 6 ke 10.
Tingkat pertumbuhan ekonomi juga berpengaruh terhadap besarnya marginal user cost
stok air tanah. Gambar 22 memberi gambaran bahwa semakin rendah tingkat pertumbuhan ekonomi semakin rendah juga besarnya marginal user cost. hal
ini dikarenakan semakin rendahnya pertumbuhan ekonomi semakin rendah tingkat penggunaanekstraksi air tanah, sehingga semakin besar stok dan makin rendah
tingkat kelangkaannya, dan oleh karenanya benefit forgone generasi mendatang juga semakin kecil karena sumberdaya masih relatif banyak tersedia.
217
Gambar 21. Pengaruh Discount Rate Terhadap Marginal User Cost Stok Air Tanah Selama Horison Waktu 2010-2025 Asumsi: Kebijakan Status Quo, Pertumbuhan Ekonomi Riil
2011 2012
2013 2014
2015 2016
2017 2018
2019 2020
2021 2022
2023 2024
2025 DR_6
104.94 111.23
117.91 124.98
132.48 140.43
148.85 157.79
167.25 177.29
187.93 199.20
211.16 223.82
237.25 DR_10
100.7 106.74
113.14 119.93
127.13 134.75
142.84 151.41
160.50 170.13
180.33 191.15
202.62 214.78
227.67 DR_18
40.28 42.696
45.258 47.974
50.852 53.903
57.137 60.566
64.200 68.052
72.135 76.463
81.051 85.914
88.672 50
100 150
200 250
M A
R G
IN A
L U
SE R
C O
ST R
P
218
Gambar 22. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Marginal User Cost Stok Air Tanah Selama Horison Waktu 2010-2025 Asumsi: Kebijakan Status Quo, Discount Rate 6
2010 2011
2012 2013
2014 2015
2016 2017
2018 2019
2020 2021
2022 2023
2024 EGR_Riil 104.94 111.23 117.91 124.98 132.48 140.43 148.85 157.79 167.25 177.29 187.93 199.20 211.16 223.82 237.25
EGR_2 177.02 187.64 198.9
210.83 223.48 236.89 251.10 266.17 282.14 299.07 317.01 336.03 356.19 377.57 390.63 50
100 150
200 250
300 350
400 450
M a
rg in
a l U
se r C
o st
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan
Permintaan air pada level rumahtangga secara signifikan dipengaruhi oleh harga, jumlah anggota rumahtangga kecuali air minum kemasan dan pendapatan
kecuali air sumur. Pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan air. Air minum kemasan memiliki elastisitas permintaan tertinggi -5.22, berikutnya air
PDAM -0.66 dan air sumur 0.24, menunjukkan bahwa air minum kemasan masih merupakan barang mewah dibandingkan air PDAM dan air sumur. Permintaan air
maya untuk seluruh komoditas yang dianalisis dipengaruhi secara nyata oleh harga komoditas tersebut kecuali untuk tahu tempe, sedang pengaruh jumlah anggota
rumahtangga, pendidikan dan pendapatan bervariasi. Kebutuhan air masyarakat Lombok sebesar 56.33 m
P
3
P
per kapita per bulan, terdiri dari 7.68 m
P
3
P
per kapita per bulan air langsung untuk minum, masak, sanitasi, dan lainnya dan 48.65 m
P
3
P
per kapita per bulan air tak langsung air maya, dimana kebutuhan terbanyak untuk memenuhi kebutuhan beras 69.65. Total kebutuhan
air langsung masyarakat Lombok sebesar 357.5 juta m
P
3
P
per tahun, sedang kebutuhan air tak langsung sebesar 2.265 milyar m
P
3
P
per tahun. Total konsumsi air permukaan pada kebijakan status quo, swasembada,
pembatasan ekstraksi air tanah total mencapai 31.764 milyar m
P
3
P
, 33.155 milyar m
P
3
P
dan 28.491 milyar m
P
3
P
selama kurun waktu 16 tahun, dengan rata-rata konsumsi per tahun berturutan mencapai 1.985 milyar m
P
3
P
, 2.072 milyar m
P
3
P
dan 1.780 milyar m
P
3
P
. Konsumsi air permukaan didominasi untuk kebutuhan irigasi pertanian dengan
proporsi penggunaan 51.18-54.95. Tingkat ekstraksi air tanah pada kebijakan status quo, swasembada, dan
pembatasan ekstraksi air tanah total berturutan mencapai 2.094 milyar m
P
3
P
, 2.737