Marginal Cost Pricing Mekanisme Alokasi Sumberdaya Air

31 2. Feasibilitas dan sustainabilitas administrasi, mekanisme alokasi sumberdaya dapat diimplementasikan, dan dampak kebijakan dapat berlanjut dan terus berkembang.

2.2.3 Mekanisme Alokasi Sumberdaya Air

Efisiensi ekonomi alokasi sumberdaya air Dinar et al., 1999 terjadi ketika marginal benefit dari setiap penggunaan adalah sama untuk setiap sektor. Syarat tersebut menjamin tercapainya kesejahteraan yang maksimum Pareto efficiency. Alokasi sumberdaya air kepada sektor yang berbeda dapat dipandang murni dari sudut pandang ekonomi, sama seperti dalam mengelompokkan projek investasi. Dalam kasus ini, sumberdaya air merupakan sumberdaya langka yang digunakan oleh sector ekonomi, dan memberikan pemghasilan return. Terdapat beberapa mekanisme dalam alokasi sumberdaya air, Menurut Dinar 1999 dan Ford et al. 2001 alokasi sumberdaya air sebagai barang ekonomi dapat dilakukan melalui mekanisme marginal pricing dan pasar air.

1. Marginal Cost Pricing

Mekanisme Marginal Cost Pricing MCP merupakan mekanisme terbaik first best solution dalam alokasi sumberdaya. Mekanisme alokasi sumberdaya dilakukan dengan menetapkan harga air atas dasar besarnya marginal cost dari supply unit terakhir sumberdaya air, termasuk biaya eksternal. Alokasi sumberdaya air pada tingkat harga per unit the marginal value of water sama dengan biaya marginal marginal cost merupakan alokasi yang memenuhi kondisi efisien secara ekonomi, dan optimal secara sosial. Harga air yang ditetapkan termasuk harga biaya untuk mengumpulkan, mengangkut ke tempat pengolahan, mengolah air hingga memenuhi standar 32 kualitas yang diinginkan, distribusi kepada konsumen Spulber dan Sabbaghi, 1994, dan monitoring serta menjaga agar sistem dapat berjalan Dinar, 1999. Harga air biasanya tidak termasuk biaya headworks meskipun seharusnya diperhitungkan. Harga air juga memperhitungkan biaya atau manfaat sosial, meskipun sulit untuk dihitung. Jika terdapat biaya lebih tinggi untuk mengalokasikan air kepada pengguna yang satu dibandingkan kepada pengguna lainnya, maka harga dapat dideferensiasi Tietenberg, 1988; Apulber dan Sabbaghi, 1994. Meskipun air memiliki nilai kelangkaan dimana besarnya tergantung pada lokasi dan waktu namun nilai tersebut tidak selalu terrefleksi dalam harga yang dibayarkan konsumen. Mekanisme penetapan harga ini memilki keuntungan dalam mencapai efisiensi ekonomi pada tingkat terbaik first best solution, dan dapat menghindarkan tendensi adanya penilaian atau pemberian harga terlalu rendah undervalue terhadap sumberdaya, sehingga menghindarkan penggunaan yang berlebihan over exploitation. Namun kelemahan metode ini terletak pada sulitnya mendefinisikan biaya marginal itu sendiri Dinar,1999, terutama dalam mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk mengestimasi dan memonitor benefit dan biaya berkaitan dengan penggunaan sumberdaya. Hal ini disekarenakan 3 alasan yaitu: 1. Marginal cost bersifat multi-dimentional, melibatkan banyal input seperti kuantitas dan kualitas air. 2. Marginal cost bervariasi menurut waktu kapan diperhitungkan short-run dan long- run 33 3. Marginal cost bervariasi tergantung pada apakah permintaan meningkat secara permanen atau temporer. Komposisi antara fixed cost dan variable cost jangka pendek dan jangka panjang sangat mempengaruhi marginal cost. Kelemahan lain adalah bahwa mekanisme marginal cost pricing dalam alokasi sumberdaya cenderung mengabaikan asas pemerataan. Pada kondisi meningkatnya kelangkaan sumberdaya, harga akan meningkat, sehingga akan berdampak negatif bagi masyarakat golongan pendapatan rendah. Asas pemerataan harus menjadi perhatian utama ketika biaya marginal mendorong harga meningkat di atas kemampuan masyarakat goolongan pendapatan rendah. Dalam prakteknya, mekanisme penetapan harga atas dasar biaya marginal sulit diimplementasikan karena memerlukan monitoring dalam skop yang luas, sehingga relatif sulit dan mahal untuk dilaksanakan. Selain itu konsep ini juga relatif sulit dipahami oleh pengambil kebijakan United Nation, 1980.

2. Pasar air