27 dikurangi dengan jumlah yang bocor selama pengangkutan. Sebagai alternatif,
perdagangan juga dapat dilakukan dalam bentuk jumlah air yang diterima, namun otoritas pengelola harus menetapkan besarnya nilai tukar harga yang
akan menghasilkan kondisi yang sama.
2. Prinsip-prinsip Alokasi Intertemporal yang Efisien: Kasus Ground Water
Pada kasus air tanah ground water, total biaya marginal dari air sama dengan biaya ekstraksi marginal marginal extraction cost, termasuk user cost
dari konstruksi sumur dan marginal user cost dari terjadinya deplesi air tanah. User cost dari deplesi air tanah terdiri dari kehilangan nilai kini manfaat present
value of benefit forgone dari ekstraksi sumberdaya air pada masa mendatang, karena sumberdaya air tersebut diekstraksi sekarang. Salah satu kehilangan
tersebut adalah menurunnya nilai kini dari hilangnya kapital yang akan diperoleh dari mengkonservasi satu unit sumberdaya. Kehilangan lainnya adalah
kehilangan nilai kini dari keharusan mengekstraksi air dari sumur yang lebih dalam, karena semakin banyak air yang diekstraksi pada waktu sekarang akan
makin turun permukaan air tanah pada masa mendatang. Gambar 4 memberi ilustrasi tentang ekstraksi optimal ground water pada
2 periode. Permintaan meningkat dari D1 pada periode 1 ke D2 pada periode 2, dan total marginal cost meningkat dari TMC1 pada periode 1 ke TMC2 pada
periode 2. Karena slope kurva total marginal cost meningkat upward sloping, namun tidak vertical, dan karena adanya tendensi demand meningkat lebih besar
dari total marginal cost dari satu period ke periode berikutnya, maka efisiensi harga mungkin meningkat lebih rendah.
28
Gambar 3. Efisiensi Alokasi Sumberdaya Air Antar Waktu
Pada kasus seperti pada Gambar 3, perdagangan air dapat menjadi efisien dengan membiarkan konstraksi ke atas. Nilai pertukaran sumberdaya air pada
waktu yang berbeda dapat di set berdasarkan ratio harga efisiensi full marginal cost antar periode.
3. Alokasi Sumberdaya Antar Distrik dan Intertemporal
Pada kasus dua daerah yang masing-masing memiliki sumber air berasal dari air tanah dan air permukaan, dan jika diasumsikan biaya transportasi antar
dua daerah tersebut sama dengan nol, maka alokasi sumberdaya air yang efisien dapat diilustrasikan pada Gambar 4.
Gambar 4. Efisiensi Alokasi Sumberdaya Air Antar Wilayah, dan Waktu Q
D
D D1
D2 P
Q1 Q2
S2 S1
ST
P2 P1
P D1
D2 P1
P2 TMC1
Q1 Q2 Q
TMC2
29 Gambar 4 menjelaskan alokasi optimal untuk dua kasus, kurva permintaan
di daerah 1 adalah D1, dan kurva permintaan di daerah 2 adalah D2. Demikian juga kurva total marginal cost TMC atau supply untuk setiap daerah adalah S1
dan S2. Dalam kasus jika biaya transportasi antar dua daerah tidak diperkenankan mahal, maka solusi optimal berada pada titik perpotongan antara
kurva demand dan kurva TMC S di masing-masing daerah. Harga pada tingkat efisiensi di daerah 1 P1 lebih tinggi dibandingkan di daerah 2 P2.
Jika diasumsikan bahwa biaya transportasi antar daerah sama dengan nol, total permintaan dua daerah DD merupakan penjumlahan horisontal dari
demand pada distrik 1 dan distrik 2. Total Marginal cost juga merupakan penjumlahan horisontal dari supply groundwater S1 dan surface water S2,
sehingga total supply kedua distrik adalah ST. Dalam kasus ini, maka air sejumlah S2-Q2 dapat diangkut dari distrik 2 ke distrik 1 agar kondisi efisiensi
tercapai di kedua daerah, yaitu saat harga P.
2.2.2 Syarat Alokasi Sumberdaya Air