1.2 Perumusan Masalah
Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal 2005, Indonesia merupakan negara dengan kebun karet terbesar di dunia, mengungguli Thailand dan
Malaysia. Tabel 1 menunjukan perkembangan produksi, konsumsi, ekspor, impor karet di Indonesia dari tahun 1997 sampai tahun 2004.
Tabel 1 Perkembangan produksi, konsumsi, ekspor, impor karet di Indonesia dari tahun 1997 - 2004
Tahun Produksi
1.000 ton Konsumsi
1.000 ton Ekspor
1.000 ton Impor
1.000 ton 1997
1.553 1.558,2
1,4 6,6
1998 1.662
1.673,9 1,6
13,6 1999
1.604 1.620,5
1,5 18
2000 1.611
1.608,6 1,4
- 2001
1.607 154
1,4 -
2002 1.551
1.548,5 1,5
- 2003
1.539 1.537,5
1,5 -
2004 1.655
1.653,4 1,5
-
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal 2005
Dari data di atas, getah karet dapat menjadi peluang usaha yang menguntungkan. Walaupun getah karet dan hasil hutan bukan kayu lainnya
memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan dan merupakan sumberdaya yang penting bagi kehidupan masyarakat, tetapi pemanfaatannya di masyarakat
belum optimal. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa masalah, seperti kendala pengetahuan, kendala pemasaran, kendala pengembangan, belum adanya data
potensi yang akurat, dan kendala sarana dan prasarana jalan. Suatu perusahaan wajar untuk menyejahterkan masyarakat yang berada di
sekitar wilayah perusahaan dengan membuat program kelola sosial. Program kelola sosial yang dibuat dapat berupa pelatihan, penyuluhan, penyediaan
teknologi dan lain-lain.
Oleh karena itu, aspek potensi, kendala pengembangan, peranan, dan tingkat kepentingan hasil hutan bukan kayu perlu diketahui oleh perusahaan agar dapat
mewujudkan alternatif kelola sosial yang berguna untuk menyejahterakan masyarakat di sekitar wilayah perusahaan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Mengukur nilai pemanfaatan HHBK oleh masyarakat. 2.
Mengidentifikasi potensi pengembangan HHBK sebagai pertimbangan alternatif kelola sosial oleh perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian