Pinoh menuju Kecamatan Serawai dapat ditempuh melalui jalur sungai dengan menggunakan speed boat selama ± 3,5 jam. Sedangkan alat transportasi yang
digunakan oleh penduduk sekitar IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili berupa alat transportasi sungai seperti perahu sampan, tug boat dan motor temple dan sarana
komunikasi di sekitar areal IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili berupa handphone.
4.8 Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya 4.8.1 Pusat Kegiatan Perekonomian
Sarana dan prasarana perekonomian di desa-desa sekitar areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili secara umum masih relatif terbatas baik ragam
maupun jumlahnya. Hal ini disebabkan karena desa-desa di daerah ini relatif jauh dari pusat perekonomian dan jumlah penduduknya relatif sedikit, serta
keterbatasan sarana dan prasana transportasi. Adanya keterbatasan akses, tingkat pendidikan yang relatif rendah dan belum memadainya sarana dan prasarana
perekonomian menyebabkan aktivitas perekonomian di sekitar IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili kurang berkembang. Sarana perekonomian seperti warung dan
toko masih dapat dijumpai di desa-desa, tetapi untuk pasar hanya dapat dijumpai di ibukota kecamatan. Kelancaran arus distribusi barang masih sangat rendah,
walaupun sarana jalan yang dapat menghubungkan desa dengan kota kecamatan sudah dibangun.
4.8.2 Mata Pencaharian dan Perekonomian Lokal
Mata pencaharian sebagian besar penduduk desa sekitar areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili sebagai petani ladang berpindah. Selain itu
terdapat juga masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pedagang, karyawan perusahaan IUPHHK, PNS dan penambang emas. Pada umumnya masyarakat
yang bermata pencaharian sebagai petani berladang masih menggunakan cara- cara tradisional dalam melakukan budidaya pertanian sistem berladang. Tanaman
yang dibudidayakan dalam kegiatan berladang selain padi adalah jenis sayuran seperti kacang panjang, bayam, terong, cabe, singkong dan lain- lain. Kegiatan
sambilan yang dilakukan oleh petani berladang antara lain menorah karet dan berburu. Pada umumnya, hasil pertanian dan ladang hanya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan subsisten, sedangkan hasil dari kebun karet dijual kepada
tengkulak yang ada di desa. 4.8.3 Kependudukan
Penduduk kecamatan Nanga Serawai sebagian besar merupakan penduduk dari etnis Dayak dan Melayu. Luas wilayah Kecamatan Nanga Serawai adalah
2.128 km² dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 Berdasarkan data Kecamatan Serawai dan Menukung dalam angka tahun
2008 jumlah penduduk di Kecamatan Serawai dan Menukung menurut kelompok
jenis kelaminnya disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis kelamin
Sumber: Kecamatan Serawai dalam angka 2008
4.8.4 Kondisi Tatanan Kelembagaan Dalam Masyarakat
Kelembagaan formal di wilayah desa-desa sekitar areal IUPHHK-HA telah terbentuk sejak lama. Kepala desa selaku tokoh formal terdekat dengan
masyarakat biasa disebut penghulu. Terdapat tokoh yang dituakan sebagai panutan masyarakat dimana pengaruhnya cukup berperan dalam masyarakat.
Tokoh ini disebut ketua adat, tidak dipilih secara formal akan tetapi biasanya tumbuh dengan sendirinya hasil dari pengakuan masyarakat itu sendiri yang
tumbuh secara perlahan. Adanya tokoh informal tersebut bukannya mematikan wujud dan kiprah dari
kegiatan-kegiatan lembaga formal yang ada, bahkan sebaliknya sangat mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pemerintahan seperti di tingkat
desa maupun di lingkup yang lebih kecil lagi. Lebih jauh lagi sosok tokoh informal sangat menunjang terutama dalam
penyelesaian masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat setempat yang mungkin sewaktu-waktu dapat terjadi. Hal ini dapat dimengerti pula karena
Kecamatan Penduduk jiwa
Rasio Laki-laki
Perempuan Jumlah
Kec. Serawai Nanga Serawai
2.606 2.302
4.908 0,8
Tanjung Raya 526
486 1.012
0,9 Kec. Melawi
Menukung 594
570 1.164
0,9
keberadaan tokoh informal tersebut merupakan suatu tokoh panutan yang bersifat
kekeluargaan atau kekerabatan. 4.8.5
Penduduk Menurut Agama
Penduduk di desa-desa sekitar areal IUPHHK CV. Pangkar Begili, sebagian besar beragama Katolik, Kristen Protestan dan Islam. Desa-desa terbagi dalam
dusun-dusun yang memiliki latar belakang etnis yang berbeda, yakni masyarakat yang berasal dari etnis dayak sebagian besar beragama Kristen, sedangkan yang
berasal dari etnis melayu seluruhnya beragama Islam. Tempat ibadah berupa 1 buah masjid terdapat di dusun Nanga Serawai dan 5 buah gereja terdapat di Desa
Tontang dan Karya Jaya.
4.8.6 Tingkat Pendidikan Masyarakat