1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Mengukur nilai pemanfaatan HHBK oleh masyarakat. 2.
Mengidentifikasi potensi pengembangan HHBK sebagai pertimbangan alternatif kelola sosial oleh perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat sebagai bahan pertimbangan CV. Pangkar Begili dalam melakukan kelola sosial pada masyarakat desa sekitar hutan dan
usaha pengembangan HHBK.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Hutan
Menurut undang-undang No.41 Tahun 1999 tentang kehutanan pengertian hutan adalah suatu ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam
hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
2.2 Hasil Hutan Bukan Kayu
Hasil hutan bukan kayu HHBK merupakan hasil alam yang diambil dari kawasan hutan dan bukan berupa kayu serta mencakup benda-benda nabati atau
hewani yang ada di hutan. Hasil alam ini dapat berasal dari lingkungan alam, tapi bisa juga berasal dari lingkungan yang dibudidayakan manusia.
HHBK mencakup hasil alam yang sangat beragam baik dari bentuk fisik, sifat dan kegunaanya. Oleh karena itu terminologi mengenai HHBK juga beragam
dan didefinisikan dalam berbagai bentuk istilah Sofyan dan Silalahi 1998. Menurut Sumadiwangsa dan Setyawan 2006 jenis tumbuhan penghasil
HHBK yang dapat dimasukan sebagai jenis tumbuhan serbaguna dan bila diusahakan dapat memberikan aneka ragam manfaat, yaitu : 1 Sebagai penghasil
khusus komoditi HHBK yang bernilai tinggi dan sebagai sumber devisa negara gaharu, jernang, rotan, bambu, nilam, cendana, shellak, vanili, kapol, lada,
masoyi, damar, ylang-ylang, madu, sutra alam, lengkuas dan temu lawak; 2 Memberikan manfaat sosial ekonomi terutama pada peningkatan pendapatan rutin
bagi masyarakat sekitar hutan damar, getah pinus, kayu putih, sagu, kemiri, jelutung, gemor, nilam, lada, kapol, vanili, ylang-ylang, madu, sutra alam; 3
Pengembangan jenis penghasil produk HHBK dalam skala relatif besar pada area perbukitan, dataran tinggi dan lahan kritis dapat berfungsi untuk merehabilitasi
lahan hutan, mencegah erosi, peningkatan kualitas lingkungan dan pengatur tata air agathis, kemiri, pinus, meranti, kayu putih, mimba, ekaliptus, kilemo, akasia,
casia; 4 Mencegah atau mengurangi perladangan berpindah dan perubahan hutan lain yang disebabkan oleh ulah masyarakat sekitar hutan dengan melibatkan
secara aktif kegiatan masyarakat setempat dalam aspek budidaya, pemanenan, dan pengolahan produk HHBK unggulan setempat rotan, jernang, kemiri, shorea,
meranti, nilam, ylang-ylang, terubuk, vanili, lada, aneka tumbuhan obat, aneka tumbuhan hias; 5 Menekan laju urbanisasi karena di lokasi pedesaan telah
tersedia lapangan kerja yang memadai dan menjanjikan kemiri, shorea, nilam, lada, vanili, tumbuhan obat, madu, sutra alam, shellak, ylang-ylang, kenanga.
2.3 Rotan