setiap dua tahun sekali. Mereka biasa mamanfaatkan durian untuk dikonsumsi. Biaya pengambilan durian ke lokasi oleh responden adalah nol. Lokasi
pengambilan durian adalah di sekitar Sungai Soka. Waktu yang digunakan responden untuk mengambil durian adalah pagi.
5.3 Nilai Manfaat Sumberdaya Hutan
Nilai manfaat sumberdaya hutan dihitung dengan cara melakukan pendekatan terhadap nilai korbanan dari setiap responden apabila tidak dapat
memperoleh sumberdaya hutan yang mereka butuhkan. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh volume produksi dan nilai manfaat sumberdaya hutan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat di Dusun Nusa bakti disajikan dalam tabel berikut. Tabel 15 Volume produksi dan nilai manfaat sumberdaya hutan terhadap
pendapatan rumah tangga di Dusun Nusa Bakti
N o
Jenis Sumber Daya Hutan
Produksi Nilai Manfaat
Rpthkk Nilai
Manfaat Rp th
Persentase Nilai
Manfaat Satuan
Volume thkk
1 Getah karet
Kilogram 1.344
17472000 16 279.552.000
88,3 2
Kayu Bakar Ikat
255 1276000 22
28.080.000 8,9
3 Rotan
Tengkalang 11
111000 24 2.677.000
0,8 4
Tengkawang Kilogram
147 587000 8
4.695.000 1,5
5 Bambu
Batang 15
75000 2 150.000
0,1 6
Pasak Bumi Kilogram
11 242000 2
484.000 0,1
7 Ginseng
Kilogram 69
138000 5 692.000
0,2 8
Getah Damar Kilogram
4 5000 2
10.000 0,1
Total Responden 316.340.000
100 Rata-ratakk Responden
10.544.000
Keterangan : -
= Jumlah responden yang memanfaatkan suatu HHBK - Tengkalang
= Alat yang terbuat dari 5 batang rotan dengan panjang setiap batang 1m
- Nilai Manfaat Rpth = Nilai Manfaat Rpthkk x jumlah responden yang memanfaatkan suatu HHBK
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa urutan nilai manfaat sumber daya hutan di Dusun Nusa bakti mulai dari yang terbesar adalah getah karet, kayu
bakar, tengkawang, rotan, ginseng, pasak bumi, bambu dan getah damar. Sumberdaya hutan yang mempunyai nilai manfaat per tahun terbesar bagi
masyarakat di Dusun Nusa bakti adalah getah karet dengan nilai Rp 279.552.000 dan persentase nilai manfaat sebesar 88,3 per tahun. Sedangkan, sumber daya
hutan yang mempunyai nilai manfaat per tahun terkecil bagi masyarakat di Dusun
Nusa Bakti adalah getah damar dengan nilai Rp 10.000 dan persentase nilai manfaat sebesar 0,1 per tahun.
Urutan volume produksi di Dusun Nusa Bakti menurut jumlahnya adalah getah karet, kayu bakar, tengkawang, ginseng, rotan, pasak bumi, getah damar dan
bambu. Volume produksi sumber daya hutan terbesar adalah getah karet dengan nilai 20.932 kg. Dari indikator volume produksi dan nilai manfaat, getah karet
adalah sumber daya hutan yang paling bermanfaat besar bagi masyarakat di Dusun Nusa bakti.
Nilai manfaat total sumberdaya hutan bagi masyarakat di Dusun Nusa bakti adalah Rp 316.340.000 per tahun atau sebesar Rp 10.544.000 per kepala keluarga
per tahun. Hal ini menunjukan bahwa sumber daya hutan bermanfaat bagi masyarakat di Dusun Nusa Bakti untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pada
tabel 16 dijelaskan volume produksi dan nilai manfaat sumberdaya hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Dusun Natai Bunga.
Tabel 16 Volume produksi dan nilai manfaat sumberdaya hutan terhadap pendapatan rumah tangga pada responden di Dusun Natai Bunga
N o
Jenis Sumber Daya Hutan
Produksi Nilai Manfaat
Rpthkk Nilai
Manfaat Rp th
Persentase Nilai
Manfaat Satuan
Volume thkk
1 Getah karet
Kilogram 635
8.249.000 25 206.232.000
76,9 2
Kayu Bakar Ikat
406 2.031.000 26
52.810.000 19,7
3 Rotan
Tengkalang 10
105.000 19 1.992.000
0,7 4
Tengkawang Kilogram
67 267.000 19
5.068.000 1,9
5 Bambu
Batang 39
195.000 3 584.000
0,2 6
Getah Damar Kilogram
36 54.000 3
162.000 0,1
7 Pandan
Daun 1.277
191.000 6 766.000
0,3 8
Durian Buah
96 288.000 2
576.000 0,2
Total Responden 268.190.000
100 Rata-ratakk Responden
8.939.000
Keterangan : -
= Jumlah responden yang memanfaatkan suatu HHBK - Tengkalang
= Alat yang terbuat dari 5 batang rotan dengan panjang setiap batang 1m
- Nilai Manfaat Rpth = Nilai Manfaat Rpthkk x jumlah responden yang memanfaatkan suatu HHBK
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa urutan nilai manfaat sumber daya hutan di Dusun Natai Bunga mulai dari yang terbesar adalah getah karet, kayu
bakar, tengkawang, rotan, pandan, bambu, durian dan getah damar. Sumberdaya hutan yang mempunyai nilai manfaat per tahun terbesar bagi masyarakat di
Dusun Natai Bunga adalah getah karet dengan nilai Rp 206.232.000 dan persentase nilai manfaat sebesar 76,9
per tahun. Sedangkan, sumber daya hutan yang mempunyai nilai manfaat per tahun terkecil bagi masyarakat di Dusun Natai
Bunga adalah getah damar dengan nilai Rp 576.000 dan persentase nilai manfaat sebesar 0,2 per tahun.
Urutan volume produksi di Dusun Natai Bunga adalah getah karet, kayu bakar, pandan, tengkawang, rotan, durian, bambu dan getah damar. Volume
produksi sumber daya hutan terbesar adalah getah karet dengan nilai 15.864 kg. Dari indikator volume produksi dan nilai manfaat, getah karet adalah sumber daya
hutan yang paling bermanfaat besar bagi masyarakat di Dusun Natai Bunga. Nilai manfaat total sumberdaya hutan bagi masyarakat di Dusun Natai
Bunga adalah Rp 268.190.000 per tahun atau sebesar Rp 8.939.000 per kepala
keluarga per tahun. Hal ini menunjukan bahwa sumber daya hutan bermanfaat bagi masyarakat di Dusun Natai Bunga untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka. Nilai manfaat total sumber daya hutan bagi masayarakat di Dusun Nusa
Bakti lebih besar dari pada di Dusun Natai Bunga. Faktor terbesar yang menyebabkan hal tersebut adalah nilai manfaat getah karet di Dusun Nusa bakti
yang lebih besar dari pada di Dusun Natai Bunga. Dalam suatu pemanfaatan sumberdaya hutan, diperlukan pengetahuan
tentang seberapa besar keuntungannya bagi masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan terkait nilai manfaat sumberdaya hutan dengan
biaya yang dibutuhkan untuk memanfaatkan sumberdaya hutan tersebut. Di bawah ini adalah tabel laba bersih pemanfaatan sumberdaya hutan per tahun per
kepala keluarga di Dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga.
Tabel 17 Nilai laba bersih pemanfataan sumberdaya hutan di dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga
Keterangan : - Biaya= biaya makan dan minum
- Biaya penyusutan persentasenya kecil sehingga diabaikan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai laba bersih pemanfaatan sumberdaya hutan per kepala keluarga terbesar di Dusun Nusa Bakti adalah getah
karet dengan nilai Rp 15.964.000tahun. Ada dua sumber daya hutan yang memiliki nilai laba bersih negatif, yaitu getah damar Rp 5.000 dan ginseng
Rp 23.000. Dari sisi laba bersih, getah karet menguntungkan untuk dikembangkan di Dusun Nusa Bakti. Sumberdaya hutan berupa getah damar dan
ginseng kurang layak untuk dikembangkan menjadi usaha yang menguntungkan di daerah tersebut.
Pada masyarakat di Dusun Natai Bunga, nilai laba bersih pemanfaatan sumberdaya hutan per kepala keluarga terbesar adalah getah karet dengan nilai Rp
7.539.000tahun. Sumberdaya hutan berupa getah damar memiliki laba bersih negatif dengan nilai Rp 113.000. Dari sisi laba bersih, getah karet
menguntungkan untuk dikembangkan di Dusun Natai Bunga. Sumberdaya hutan
No Jenis
Sumber Daya Hutan
Nilai Manfaat Rpthkk
Biaya Rpthkk Laba Bersih Rpthkk
Nusa Bakti Natai
Bunga Nusa
Bakti Natai
Bunga Nusa Bakti
Natai Bunga
1 Getah karet
17.472.000 8.249.000 1.508.000
710.000 15.964.000 7.539.000
2 Kayu Bakar
1.276.000 2.031.000
1.143.000 1.016.000
133.000 1.015.000
3 Rotan
112.000 105.000
81.000 83.000
31.000 22.000
4 Tengkawang
587.000 267.000
8.000 4.000
579.000 263.000
5 Bambu
75.000 195.000
75.000 195.000
6 Pasak Bumi
242.000 123.000
119.000 7
Ginseng 138.000
161.000 -23.000
8 Getah Damar
5.000 54.000
10.000 167.000
-5.000 -113.000
9 Pandan
192.000 192.000
10 Durian
288.000 288.000
berupa getah damar kurang layak untuk dikembangkan menjadi usaha yang menguntungkan di daerah tersebut.
Penghematan biaya pemanfaatan sumber daya hutan di Dusun Nusa Bakti dapat dilakukan dengan cara menggabungkan waktu pengambilan beberapa
sumber daya hutan yang dapat dilakukan secara bersamaan. Hal ini dapat membuat laba bersih negatif pada beberapa sumber daya hutan hilang. Sehingga,
pemanfaatan sumber daya hutan dapat lebih menguntungkan. Menurut Bank Dunia, indikator kemiskinan adalah pengeluaran dibawah Rp
6.480.000 per tahun. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang pendapatan masyarakat untuk menduga tingkat kemiskinan di Dusun Nusa Bakti dan Natai
Bunga. Di bawah ini adalah tabel pendapatan masyarakat di Dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga dari sumberdaya hutan.
Tabel 18 Pendapatan masyarakat di Dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga
No Nama Dusun
Pendapatan Rata-rata Rpkapitatahun
Pendapatan Masyarakat di Bawah Garis Kemiskinan
1 Nusa Bakti
18.000.000 50
2 Natai Bunga
8.280.000 50
Pendapatan rata-rata masyarakat dari sumberdaya hutan di Dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga berturut-turut adalah Rp 18.000.000 dan Rp 8.280.000 per
tahun . Hal ini menunjukan bahwa pengeluaran masyarakat di Dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga dapat melampaui garis kemiskinan. Persentase masyarakat yang
memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan di Dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga adalah sebanyak 50. Hal ini menunjukan bahwa tidak semua responden
di Dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga hidup sejahtera dari pemanfaatan HHBK. 5.4 Kontribusi Sumberdaya Hutan Terhadap Pendapatan Masyarakat
Kontribusi sumberdaya hutan terhadap masyarakat tergantung pada jenis sumberdaya, volume, dan frekuensi sumberdaya hutan yang dimanfaatkan oleh
masyarakat. Di bawah ini adalah tabel nilai kontribusi sumberdaya hutan terhadap pendapatan rumah tangga di Dusun Nusa Bakti.
Tabel 19 Nilai kontribusi sumberdaya hutan terhadap pendapatan rumah tangga di Dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga
Nama Dusun
Sumber Pendapatan
Nilai Kontribusi Rptahun
Pendapatan Total
Rptahun Persentase
Kontribusi Total
Persentase Nusa
Bakti Non Hutan
403.500.000 719.840.000
56,1 100
Hutan 316.340.000
43,9 Natai
Bunga Non Hutan
337.412.000 605.604.000
55,7 100
Hutan 268.192.000
44,3
Pendapatan total per tahun masyarakat di Dusun Nusa Bakti adalah 719.840.000 dengan nilai kontribusi per tahun dari non hutan dan hutan berturut-
turut adalah Rp 403.500.000 dan Rp 316.340.000. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa nilai kontribusi sumber daya hutan besar bagi masyarakat di Dusun Nusa
Bakti. Pendapatan total per tahun masyarakat di Dusun Natai Bunga adalah 605.604.000 dengan nilai kontribusi per tahun dari non hutan dan hutan berturut-
turut adalah Rp 337.412.000 dan Rp 268.192.000. Dari hal tersebut dapat dilihat
bahwa nilai kontribusi sumber daya hutan besar bagi masyarakat di Dusun Nusa Bakti.
Pendapatan total per tahun masyarakat di Dusun Nusa Bakti lebih besar daripada pendapatan total per tahun masyarakat di Dusun Natai Bunga. Hal ini
disebabkan pendapat masyarakat di Dusun Nusa Bakti dari sumberdaya hutan
berupa getah karet tinggi. 5.5 Potensi dan Kendala Pengembangan HHBK di CV. Pangkar Begili
Potensi dan kendala pengembangan HHBK di CV. Pangkar Begili dilakukan dengan cara melakukan analisis faktor-faktor yang terdapat dalam
aspek produksi dan pemasaran. Di bawah ini adalah aspek produksi HHBK di Dusun Nusa Bakti.
Tabel 20 Aspek produksi HHBK di Dusun Nusa Bakti
Pada aspek produksi di Dusun Nusa Bakti, sumber daya hutan berupa getah karet, tengkawang, rotan, bambu, dan getah damar merupakan sumberdaya hutan
yang memiliki potensi pengembangan yang baik. Hal ini didasarkan pada pertimbangan terpenuhinya semua atau beberapa indikator produksi dari sumber
daya hutan tersebut. Selain itu, potensi produksi nasional dan internasional menjadi bahan pertimbangan baiknya pengembangan sumber daya hutan tersebut.
Sumber daya hutan berupa kayu bakar, pasak bumi, dan ginseng kurang berpotensi untuk dikembangkan menjadi usaha yang menguntungkan di daerah
tersebut. Hal ini didasarkan pada pertimbangan tidak terpenuhinya semua atau beberapa indikator produksi dari sumber daya hutan tersebut dan potensi
produksi nasional atau internasional HHBK tersebut kurang baik. Produksi sumber daya hutan di dusun Nusa Bakti dapat ditingkatkan dengan
cara melakukan budidaya secara teratur untuk sumber daya hutan yang berpotensi untuk dikembangkan. Selain itu, biaya produksi dapat dikurangi
dengan cara menyamakan waktu pengambilan beberapa sumber daya hutan yang
No Jenis
Lokasi Peng
ambilan Kepemilikan
Lahan Biaya
Produksi Rporang
ambil Penguasa
an Teknologi
Tenaga Kerja
orang Kecenderu
ngan produksi
1 Getah Karet
Kebun Pribadi
10.000 Budidaya
1-2 Meningkat
2 Tengka
wang Kebun
atau hutan
Pribadi atau wilayah
perusahaan 33.000
Alami atau budidaya
1-4 Meningkat
3 Rotan
Hutan Wilayah
perusahaan 10.000
Alami 1
Menurun 4
Kayu Bakar Kebun
atau hutan
Pribadi atau wilayah
perusahaan 10.000
Alami 1
Tetap 5
Bambu Hutan
Wilayah perusahaan
Alami 1
Menurun 6
Pasak Bumi Hutan
Wilayah perusahaan
5.000 Alami
1 Menurun
7 Ginseng
Hutan Wilayah
perusahaan 5.000
Alami 1
Menurun 8
Getah Damar Hutan
Wilayah perusahaan
10.000 Alami
1 Menurun
dapat dilakukan secara bersama-sama. Hal ini dapat meningkatkan potensial dari masing-masing sumber daya hutan.
Selain aspek produksi, aspek pemasaran merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui potensi dan kendala pengembangan HHBK. Di
bawah ini adalah tabel aspek pemasaran HHBK di Dusun Nusa Bakti. Tabel 21 Aspek pemasaran HHBK di Dusun Nusa Bakti
N o
Jenis Harga Pasar Rp
Alur Pemasaran Waktu
Penjualan 1
Getah Karet 13.000kg
petani-pengumpul di Serawai- pengumpul di Pinoh-pabrik di
Pontianak sepanjang
tahun 14.000kg
petani-pengumpul di Serawai-pabrik di Sintang
2 Tengkawang
4.000kg produsen-pengumpul di Serawai-
pengumpul di Pinoh-Malaysia musiman
3.000kg produsen-pengumpul di Serawai-
pengumpul di Nanga Pinoh- pabrik di Pontianak
3 Rotan
10.000tengkalang -
tidak ada 4
Kayu Bakar 5.000ikat
- tidak ada
5 Bambu
5.000batang -
tidak ada 6
Pasak Bumi 2.000kg
- tidak ada
7 Ginseng
2.000kg -
tidak ada 8
Getah Damar 1.500kg
- tidak ada
Keterangan : Tanda - = Alur pemasaran tidak diketahui
Pada aspek pemasaran di Dusun Nusa Bakti, getah karet, tengkawang, rotan, bambu, getah damar merupakan sumberdaya hutan yang memiliki potensi
pengembangan baik. Hal ini didasarkan pada terpenuhinya beberapa atau seluruh indikator pada aspek pemasaran. Selain itu, potensi pemasaran nasional dan
internasional menjadi bahan pertimbangan baiknya pengembangan sumber daya hutan tersebut.
Kayu bakar, pasak bumi, dan ginseng merupakan sumber daya hutan yang kurang berpotensi untuk dikembangkan di Dusun Nusa Bakti. Hal ini didasarkan
pada pertimbangan tidak terpenuhinya semua atau beberapa indikator pemasaran dari sumber daya hutan tersebut dan potensi pasar nasional dan internasional.
Dari hasil tersebut di atas, HHBK yang potensial untuk dikembangkan di Dusun Nusa Bakti dari sisi produksi dan pemasaran adalah getah karet,
tengkawang, rotan, bambu, getah damar. Seperti pada masyarakat di Dusun Nusa Bakti, aspek produksi dan
pemasaran digunakan untuk mengetahui potensi dan kendala pengembangan HHBK di Dusun Natai Bunga. Di bawah ini adalah tabel aspek produksi di Dusun
Natai Bunga. Tabel 22 Aspek produksi HHBK di dusun Natai Bunga
N o
Jenis Lokasi
Peng ambilan
Kepemilikan Lahan
Biaya Produksi
Rporang ambil
Penguasa an
Teknologi Tenaga
Kerja orang
Kecenderu ngan
produksi 1
Getah Karet
Kebun Pribadi
10.000 Budidaya
1-2 Meningkat
2 Tengka
wang Kebun
atau hutan
Pribadi atau wilayah
perusahaan 20.000
Alami atau budidaya
1-3 Meningkat
3 Kayu
Bakar Kebun
atau hutan
Pribadi atau wilayah
perusahaan 10.000
Alami 1
Menurun 4
Getah Damar
Hutan Wilayah
perusahaan 10.000
Alami 1
Menurun 5
Rotan Hutan
Wilayah perusahaan
10.000 Alami
1 Menurun
6 Bambu
Hutan Wilayah
perusahaan Alami
1 Tetap
7 Pandan
Hutan Wilayah
perusahaan Alami
1 Menurun
8 Durian
Hutan Wilayah
perusahaan Alami
1 Tetap
Pada aspek produksi di Dusun Natai Bunga, sumber daya hutan berupa getah karet, tengkawang, rotan, bambu, dan getah damar merupakan sumberdaya
hutan yang memiliki potensi pengembangan yang baik. Hal ini didasarkan pada pertimbangan terpenuhinya semua atau beberapa kriteria produksi dari sumber
daya hutan tersebut. Selain itu, potensi produksi nasional dan internasional menjadi bahan pertimbangan baiknya pengembangan sumber daya hutan tersebut.
Sumber daya hutan berupa kayu bakar, durian dan pandan kurang berpotensi untuk dikembangkan menjadi usaha yang menguntungkan di daerah tersebut. Hal
ini didasarkan pada pertimbangan tidak terpenuhinya semua atau beberapa
indikator produksi dari sumber daya hutan tersebut dan potensi produksi nasional dan internasional.
Produksi sumber daya hutan di Dusun Natai Bunga dapat ditingkatkan dengan cara melakukan budidaya secara teratur untuk sumber daya hutan yang
berpotensi untuk dikembangkan. Selain itu, biaya produksi dapat dikurangi dengan cara menyamakan waktu pengambilan beberapa sumber daya hutan yang
dapat dilakukan secara bersama-sama. Hal ini dapat meningkatkan potensial dari masing-masing sumber daya hutan.Di bawah ini adalah tabel aspek pemasaran
HHBK di Dusun Natai Bunga. Tabel 23 Aspek pemasaran HHBK di dusun Natai Bunga
Keterangan : Tanda - = Alur pemasaran tidak diketahui
Pada aspek pemasaran di Dusun Nusa Bakti, getah karet, tengkawang, rotan, bambu dan getah damar merupakan sumberdaya hutan yang memiliki potensi
pengembangan baik. Hal ini didasarkan pada terpenuhinya beberapa atau seluruh indikator pada aspek pemasaran. Selain itu, potensi pemasaran nasional dan
internasional menjadi bahan pertimbangan baiknya pengembangan sumber daya hutan tersebut.
N o
Jenis Harga Pasar
Rp Alur Pemasaran
Waktu Penjualan
1 Getah Karet
13.000kg petani-pengumpul di Natai Bunga-pengumpul
di Menukung-pengumpul di Pinoh-pabrik di Pontianak
Sepanjang tahun
14.000kg petani-pengumpul di Menukung-pengumpul
di Pinoh-pabrik di Pontianak 15.000kg
petani-pengumpul di Sei Sampuk-pengumpul di Pinoh-pabrik di Pontianak
2 Tengkawang
3.000kg petani-pengumpul di Pinoh
musiman 4.000kg
petani-pengumpul-pembeli di desa 5.000kg
petani-pengumpul di Menukung-pengumpul di Pinoh
3 Kayu bakar
5.000ikat tidak ada
tidak ada 4
Getah damar 1.500kg
petani-pengumpul di Menukung-pengumpul di Pinoh
musiman 5
Rotan 10.000
tengkalang -
tidak ada 6
Bambu 5.000batang -
tidak ada 7
Pandan 100daun
- tidak ada
8 Durian
3.000buah -
tidak ada
Kayu bakar, pandan dan durian merupakan sumber daya hutan yang kurang berpotensi untuk dikembangkan di Dusun Nusa Bakti. Hal ini didasarkan pada
pertimbangan tidak terpenuhinya semua atau beberapa indikator pemasaran dari sumber daya hutan tersebut dan potensi pasar nasional dan internasional.
Dari hasil tersebut di atas, HHBK yang potensial untuk dikembangkan di Dusun Natai Bunga dari sisi produksi dan pemasaran adalah getah karet,
tengkawang, rotan, bambu, getah damar.
5.6 Pertimbangan Pengembangan HHBK di Areal Konsesi CV. Pangkar