keberadaan tokoh informal tersebut merupakan suatu tokoh panutan yang bersifat
kekeluargaan atau kekerabatan. 4.8.5
Penduduk Menurut Agama
Penduduk di desa-desa sekitar areal IUPHHK CV. Pangkar Begili, sebagian besar  beragama  Katolik,  Kristen  Protestan  dan  Islam.  Desa-desa  terbagi  dalam
dusun-dusun yang memiliki latar belakang etnis yang berbeda,  yakni masyarakat yang  berasal  dari  etnis  dayak  sebagian  besar  beragama  Kristen,  sedangkan  yang
berasal  dari  etnis  melayu  seluruhnya  beragama  Islam.  Tempat  ibadah  berupa  1 buah masjid terdapat di dusun Nanga Serawai dan 5 buah gereja terdapat di Desa
Tontang dan Karya Jaya.
4.8.6 Tingkat Pendidikan Masyarakat
Tingkat  pendidikan  penduduk  di  desa-desa  sekitar  areal  IUPHHK  CV. Pangkar  Begili  umumnya  masih  relatif  rendah,  yakni  sebagian  besar  masih
berpendidikan  SD  ke  bawah.  Hal  ini  disebabkan  karena  saran  prasarana  pada sebagian besar desa masih terbatas sampai tingkat SD, sedangkan SLTP terdapat
di  Kecamatan  Nanga  Serawai  yang  jaraknya  dari  desa-desa  lain  cukup  jauh dengan sarana perhubungan  yang masih sangat terbatas. Di kecamatan ini belum
terdapat  SLTA,  sehingga  lulusan  SLTP  yang  hendak  melanjutkan  pendidikan harus ke Kecamatan Nanga Pinoh atau ke ibukota kabupaten dan ke kota lainnya.
4.8.7 Adat Istiadat
Penduduk  dan  etnis  Dayak  pada  umumnya  masih  sangat  kuat  memegang tradisi  yang  berasal  dan  nenek  moyangnya.  Hal  ini  antara  lain  terlihat  pada
upacara-upacara adat ketika memulai membuka lahan untuk ladang, upacara adat setelah panen ladang, upacara perkawinan dan kematian, serta pengobatan secara
adat oleh dukun. Disamping itu wilayah yang mereka klaim sebagai wilayah adat cukup  luas,  yakni  meliputi  wilayah  yang  secara  turun  temurun  menjadi  wilayah
kegiatan  sosial  ekonomi  dan  budaya  mereka,  baik  untuk  kegiatan  perladangan, berburu,  mencari  tanaman  obat,  pemakaman  nenek  moyang,  atau  bekas-bekas
pemukiman lama.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Kelompok Umur
Menurut data BPS tahun 2009 dalam Karisma 2010 umur produktif adalah usia  antara  15-64  tahun.  Berdasarkan  data  hasil  penelitian,  usia  responden  di
Dusun Nusa Bakti berkisar antara 23-76 tahun. Data  karakteristik  responden  berdasarkan  kelas  umur  dapat  dilihat  pada
Tabel 11 sebagai berikut. Tabel 11  Data responden berdasarkan kelas umur
Dusun Kelompok Umur tahun
15-24 25-34
35-44 45-54
≥55 N
N N
N N
Nusa Bakti 1
3,3 7
23,3 4
13,3 10
33,3 8
26, 7 Natai Bunga
3 10,0
7 23,3
11 36,7
5 16, 7
4 13, 3
Keterangan : N : jumlah responden
Pada  tabel  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  dari  30  responden  di  Dusun  Nusa Bakti,  sebesar  33,3  berada  pada  kelas  umur  45-54  tahun.  Hal  ini  menunjukan
bahwa sebagian besar responden berada pada kelas umur produktif dan berpotensi memanfaatkan HHBK dengan baik. Sedangkan, dari 30 responden di Dusun Natai
Bunga,  sebesar  36,7  responden  berada  pada  kelas  umur  35-44  tahun.  Hal  ini menunjukan bahwa sebagian besar responden di Dusun Natai Bunga berada pada
kelas umur produktif dan berpotensi memanfaatkan HHBK dengan baik .  Tingkat ketergantungan  masyarakat  terhadap  sumberdaya  hutan  di  kedua  Dusun  tersebut
dapat ditunjukan dari pemanfaatan sumberdaya hutan pada usia produktif. 5.1.2 Jumlah anggota keluarga
Jumlah  anggota  keluarga  dapat  menunjukan  jumlah  ketersediaan  tenaga kerja  pada  masing-masing  keluarga.  Semakin  banyak  anggota  keluarga,  semakin
tinggi tingkat ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya  hutan. Selain itu, jumlah  anggota  keluarga  dapat  menunjukan  tingkat  pengeluaran  rumah  tangga
untuk  memenuhi  kehidupan  sehari-hari.  Semakin  banyak  jumlah  anggota