Damar Pemanfaatan Sumberdaya Hutan .1 Getah Karet

masyarakat Dusun Natai Bunga untuk mengambil rotan adalah dari pagi sampai dengan sore.

5.2.4 Kayu Bakar

Kayu bakar merupakan sumberdaya hutan yang sering digunakan oleh masyarakat di Dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga. Kayu yang biasa digunakan oleh kedua masyarakat Dusun tersebut adalah kayu-kayu yang sudah mati. Masyarakat di Dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga biasa menggunakan kayu bakar tersebut untuk memasak. Kayu bakar jarang diperjualbelikan oleh masyarakat di Dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga. Masyarakat di Dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga akan menjual kayu bakar jika ada yang memesan dengan harga Rp 5.000ikat. Biaya pengambilan kayu bakar ke lokasi oleh masyarakat di Dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga adalah Rp 10.000orang. Biaya tersebut adalah biaya makan dan minum selama ke lokasi. Lokasi pengambilan kayu bakar oleh masyarakat di Dusun Nusa Bakti adalah di km 1, 2 dan 3 di wilayah pengelolaan CV. Pangkar Begili. Selain itu, masyarakat juga biasa memperoleh kayu bakar di bekas ladang, kebun karet, ataupun pinggir Sungai Melawi. Sedangkan, lokasi pengambilan kayu bakar oleh masyarakat di Dusun Natai Bunga adalah di Bukit Bunyau, Bukit Alat, Bukit Punggur, Sungai Keruap dan hutan. Waktu pengambilan kayu bakar oleh masyarakat Dusun Nusa Bakti adalah pukul 07.00 – 18.00 WIB. Sedangkan, waktu yang digunakan oleh masyarakat di Dusun Natai Bunga adalah pukul 06.00 – 19.00 WIB. Waktu yang digunakan oleh masyarakat Dusun Natai Bunga lebih lama dibandingkan dengan masyarkat Dusun Nusa Bakti. Hal ini dapat disebabkan oleh loksai pengambilan kayu bakar oleh Masyarakat di Dusun Natai Bunga lebih jauh dari lokasi pengambilan masyarakat di Dusun Nusa Bakti.

5.2.5 Damar

Getah damar merupakan salah satu sumberdaya hutan yang jarang dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga. Pada masyarakat di Dusun Nusa Bakti, mereka memanfaatkan getah damar untuk menambal perahu. Sedangkan pada masyarakat di Dusun Natai Bunga, getah damar digunakan untuk menambal perahu dan dijual. Masyarakat Dusun Natai Bunga dapat menjual getah damar yang mereka manfaatkan disebabkan karena adanya pasar yang menampung hasil getah mereka. Biaya pengambilan getah damar oleh masyarakat di Dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga adalah Rp 10.000orang. Biaya tersebut adalah biaya makan dan minum di lokasi pengambialn getah damar. Di bawah ini adalah gambar alur pemasaran getah damar di Dusun Natai Bunga. Gambar 10 Alur pemasaran getah damar di Dusun natai Bunga. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa alur pemasaran getah damar di Dusun Natai Bunga mempunyai empat lembaga pemasaran. Getah damar yang sampai ke konsumen menurut produsen digunakan untuk menambal perahu mereka yang bocor. Karena jarangnya permintaan pasar terhadap getah damar di Dusun Natai Bunga maka usaha getah damar kurang berkembang. Pemanfaatan getah damar oleh responden di Dusun Nusa Bakti biasanya setiap setahun sekali yang digunakan untuk keperluan menambal perahu yang bocor. Waktu yang digunakan responden untuk mengambil getah damar adalah pagi dan siang. Lokasi tempat pengambilan getah damar yang dilakukan oleh responden di Dusun Nusa Bakti adalah di km 5 dan 6 dalam wilayah pengusahaan hutan CV. Pangkar Begili. Sedangkan, pemanfaatan getah damar oleh responden di Dusun Natai Bunga dilakukan setiap seminggu sekali yang digunakan untuk keperluan penjualan dan penambalan perahu. Lokasi responden Dusun Natai Bunga untuk mengambil getah damar adalah di daerah Bukit Bunyau. Waktu yang digunakan responden untuk mengambil getah damar adalah pagi, siang, dan sore. Frekuensi pengambilan getah damar yang dilakukan oleh responden di Dusun Natai Bunga lebih tinggi dibandingkan dengan responden di Dusun Nusa bakti. Hal ini disebabkan karena responden di Dusun Natai Bunga selain memanfaatkan getah damar untuk dikonsumsi juga dimanfaatkan untuk aktivitas Produsen Pengumpul Menukung Pengumpul Pinoh Konsumen jual beli sedangkan responden di Dusun Nusa Bakti memanfaatkan getah damar hanya untuk dikonsumsi. 5.2.6 Bambu Bambu merupakan salah satu sumberdaya hutan yang jarang digunakan oleh masyarakat Dusun Nusa Bakti. Dari 30 responden yang diwawancarai, hanya dua orang yang memanfaatkan bambu. Bambu dimanfaatkan untuk bahan membangun pondok di ladang. Sedangkan, dari 30 responden di Dusun Natai Bunga hanya tiga orang yang memanfaatkan bambu. Fungsi dari bambu di Dusun Natai Bunga sama dengan fungsi bambu di Dusun Nusa Bakti. Masyarakat di Dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga tidak membutuhkan biaya untuk memanfaatkan bambu karena mereka tidak membawa bekal ke lokasi. Lokasi yang digunakan oleh responden di Dusun Nusa Bakti untuk memperoleh bambu adalah di km 1 dan 2 dalam wilayah pengusahaan hutan CV. Pangkar Begili. Sedangkan, waktu yang digunakan oleh responden di Dusun Nusa Bakti untuk mengambil bambu adalah pagi. Lokasi yang digunakan oleh responden di Dusun Natai Bunga untuk memperoleh bambu adalah di wilayah pengelolaan hutan CV. Pangkar Begili. Sedangkan, waktu yang digunakan responden di Dusun Natai Bunga untuk mengambil bambu adalah pagi. Waktu yang digunakan oleh responden di Dusun Nusa Bakti dan Natai Bunga adalah pagi. Hal ini dilakukan karena lokasi adanya bambu cukup sulit untuk ditemukan, sehingga mereka berangkat lebih awal agar dapat memperoleh bambu yang mereka butuhkan.

5.2.7 Ginseng