9 Untuk pemeliharaan kerapu cocok digunakan karamba jaring apung dengan
banyak sudut seperti segienam, segidelapan, atau segiempat. Hal ini dikarenakan semua spesies kerapu cenderung hidup bersembunyi, berbaring di dasar perairan
di bawah naungan Achmad et al. 1995. Karamba pembesaran kerapu terbuat dari jaring PE yang bermata jaring 1,5 -2 inchi dengan ukuran karamba 3m x 3m x3m
Kordi 2005. Budidaya ikan kerapu dapat dilakukan menggunakan teknologi KJA
karamba jaring apung, atau pun menggunakan teknologi jaring tancap. Metode KJA merupakan teknik akuakultur yang paling produktif. Beberapa keuntungan
yang dimiliki metode KJA, yaitu tingginya padat penebaran, jumlah dan mutu air yang selalu memadai, tidak diperlukannya pengolahan tanah, mudahnya
pengendalian gangguan pemangsa, dan mudahnya pemanenan Kordi K 2005.
2.6 Manajemen Budidaya Kerapu
Budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh manajemen pakan dan manajemen kualitas air. Menurut Akbar 2001, Ikan kerapu adalah jenis ikan buas
karnivora. Sifat kanibalnya muncul apabila kekurangan pakan, terutama terlihat pada ikan kerapu stadia awal. Dari pengamatan isi perut ikan kerapu kecil
diketahui kandungan di dalamnya didominasi oleh golongan krustacea uang- udangan dan kepiting sebanyak 83 dan ikan-ikanan sebesar 17. Namun
semakin besar ukuran ikan kerapu, komposisi isi perutnya cenderung didominasi oleh ikan-ikanan. Jenis udang krosok Parapeneus sp., udang dogol
Metapenaeus sp., dan udang jerbung Penaeus merguiensis. Sementara dari kelompok ikan-ikanan yang ditemui pada umumnya adalah ikan teri Stelopterus
sp., beronang Sinagus sp., tembang Sardinella sp., belanak Mugil sp., jenaha Luthanus sp., dan cumi-cumi Loligo sp. dalam jumlah kecil. Oleh karena itu
perlu diperhatikan waktu pemberian pakan feeding time, dosis pemberian feeding rate, cara pemberian pakan feeding method dan frekuensi pemberian
pakan feeding frequency. Pakan yang diberikan berupa pakan rucah dan pakan pellet dengan metode at satiation yaitu pakan diberikan kepada ikan sampai
kenyang sebanyak 2 kali sehari sebanyak 6-7,5 pakan rucah dan 3-5 pakan pellet untuk ikan ukuran 500-1200 gram SNI 01-6488.4-2000.
10 Pemeriksaan kualitas air menurut SNI 01-6488.4-2000 minimum dilakukan
2 kali seminggu. Cara pengukuran kualitas air suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut dilakukan dengan menggunakan termometer untuk mengukur suhu,
refractometer untuk mengukur salinitas, pH meter atau kertas lakmus untuk mengukur pH, DO meter untuk mengukur oksigen terlarut dan water quality test
kit untuk mengukur kualitas air lainnya sesuai dengan petunjuk kerja masing- masing alat yang digunakan. Dalam kegiatan usaha pembesaran kerapu juga
menggunakan anastesi, desinfektan dan obat-obatan menurut SNI 01-6488.4-2000 Tabel 1.
Tabel 1. Standar Penggunaan Jenis dan Dosis Anastesi, Desinfektan dan Obat- obatan pada Pembesaran Ikan Kerapu
Jenis Dosis Keterangan
Treflan 1 ppm Dioleskan
Acriflavin 5 – 10 ppm
Perendaman 1 – 2 jam Prefuran
1 ppm Perendaman 30 – 60 menit
Methilyne blue 3 – 5 ppm
Perendaman 30 – 60 menit Vitamin C
2 – 4 gkg pakan Pencampuran dalam pakan
Multivitamin 3 – 5 gkg pakan
Pencampuran dalam pakan
Sumber : SNI 01-6488.4-2000
Perawatan KJA pun perlu dilakukan dalam usaha pembesaran kerapu. Pengecekan jaring dan waring yang digunakan diperlukan agar ikan tidak dapat
lolos dari dalam jaring atau waring yang rusak. Pembersihan jaring dan waring dapat dilakukan dengan penyemprotan air dan penjemuran atau hanya dengan
penjemuran saja Darmansah 2009.
2.7 Analisis Finansial