14 lapangan KJA masyarakat Pulau Panggang dangan cara mengikuti secara
langsung kegiatan yang dilakukan pembudidaya, wawancara dan pengisian kuisioner. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik pembudidaya, teknis
produksi, input dan output produksi, penerimaan, biaya investasi, biaya variabel, biaya tetap dan biaya penyusutan.
Data sekunder diperlukan sebagai penunjang data primer yang telah didapatkan. Data sekunder yang diperlukan adalah data kualitas air, Laporan
Tahunan Pulau Panggang, standar nasional produksi ikan kerapu, statistik perikanan Indonesia dan produksi ikan kerapu di daerah-daerah lain. Data
sekunder ini diperoleh melalui informasi dari instansi dan lembaga terkait seperti PKSPL IPB, Kementrian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan
Jakarta, Kantor Kelurahan Pulau Panggang, Badan Pusat Statistik Jakarta dan literatur-literatur.
3.4   Metode Pengambilan Sampel Pembudidaya
Metode pengambilan sampel pembudidaya responden ikan kerapu macan dan ikan kerapu bebek dilakukan dengan metode purposive  sampling, yaitu
anggota   populasi  dipilih   untuk  memenuhi tujuan  tertentu   menggandalkan logika   atas   kaidah-kaidah  yang  berlaku   yang didasari   pertimbangan
peneliti. Metode  pengambilan  sampel yang representatif pada dasarnya menyangkut masalah  sampai  manakah  ciri-ciri  yang  terdapat  pada  sampel
yang terbatas itu benar-benar   menggambarkan   keadaan   sebenarnya   dari keseluruhan   populasi Soeratno  dan  Arsyad,  1999. Responden  yang   diambil
berjumlah   20  orang pembudidaya kerapu  di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu dari total pembudidaya yang termasuk dalam kelompok Sea-farming
sebanyak 74 orang. Responden yang dipilih  merupakan  individu  yang dianggap memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Pembudidaya masih aktif melakukan usaha pembesaran kerapu  dan memiliki pengalaman dalam kegiatan pembesaran minimal 1 tahun
2.   Memiliki  size ikan yang digunakan dalam penelitian yaitu ukuran 100- 200 gram, 200-300 gram, 300-400 gram, 400-500 gram dan up 500 gram.
Alasan pengambilan ukuran ikan yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi 5 kelas ukuran dikarenakan ketersediaan ukuran ikan secara umum yang
15 dimiliki oleh responden pada saat dilakukan survey lapang adalah ikan pada
selang ukuran 100 gram hingga up 500 gram. Selain itu digunakan untuk pemenuhan kebutuhan tujuan penelitian pada aspek analisis teknis budidaya
pada ukuran kelas  yang berbeda agar dapat diketahui kondisi budidaya ikan kerapu pada tiap ukuran tersebut.
3.5   Metode Pengambilan Data
Pengukuran secara langsung beberapa parameter digunakan dalam metode pengambilan data. Parameter-parameter tersebut ialah bobot ikan, panjang tubuh
ikan, biomassa ikan, luas wadah budidaya yang digunakan,  banyaknya pakan yang digunakan, banyaknya obat yang digunakan dan pengukurun kualitas pada
beberapa titik yang berbeda untuk mengetahui pengaruh perbedaan tempat terhadap kinerja usaha pembesaran ikan kerapu. Pengambilan kualitas air
dilakukan dibeberapa titik sampel pada air permukaan. Titik sampel pengambilan kualitas air ditentu Contoh titik pengukuran kualitas air yang diambil yaitu
sebagai berikut : 1.
Titik A yaitu perairan yang berada di tengah wilayah terlindung karang berada pada sekitar titik S 05
o
4427,7E 106
o
3553,5 2.
Titik B yaitu perairan yang berada di pinggir dekat karang berada pada sekitar titik  S 05
o
4416,1E 106
o
3549,2 3.
Titik C yaitu perairan yang berada di luar wilayah terlindung karang berada pada sekitar titik  S 05
o
4423,9E 106
o
3525,5. Alasan pengambilan letak titik pengukuran di sekitar daerah karang berhubungan
dengan letak karamba pembudidaya yang menjadi responden dalam penelitian ini terletak di sekitar wilayah tersebut. Peta pengambilan sampel kualitas air dapat
dilihat pada Lampiran 2.
3.6 Pengamatan dan Perhitungan Data