16 langsung juga dilakukan untuk parameter salinitas dengan menggunakan alat
refraktometer di Laboratorium Lingkungan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Air sampel yang
telah diambil dan disimpan pada botol sampel dengan diberi pendingin atau es agar kualitas air tetap terjaga. Data yang telah diperoleh selanjutnya dicatat pada
worksheet. Perhitungan data dilakukan untuk parameter kelangsungan hidup Survival
Rate, SR, laju pertumbuhan panjang P, laju pertumbuhan spesifik Specific Growth Rate, SGR, feed convertion ratio FCR, uji oksigen terlarut Dissolved
Oksigen, DO, uji nitrogen amonia total Total Amonia Nitrogen, TAN dan uji kecepatan arus.
Data yang diperlukan untuk perhitungan SR, P, SGR dan FCR adalah bobot tubuh, panjang tubuh, jumlah ikan awal dan akhir, jumlah pakan
yang digunakan dan lama pemeliharaan. Pengambilan sampel yang digunakan berjumlah 10 ekor ikan dari tiap responden. Pengambilan sampel ikan
menggunakan serok dari petakan KJA yang digunakan sebagai wadah budidaya dengan melakukan pengangkatan sebagian bagian jaring yang digunakan.
Pengangkatan bagian jaring dilakukan dengan menggunakan bambu. Sampel ikan diambil secara acak dari tiap petakan KJA yang sama dari setiap responden untuk
tiap sampling. Pengukuran bobot tubuh dan jumlah pakan menggunakan timbangan jarum yang sebelumnya dikalibrasi terlebih dahulu. Pembudidaya
mempunyai takaran wadah pemberian pakan yang digunakan sebagai acuan dari banyaknya pakan yang diberikan. Wadah ditimbang berat kotor dan berat bersih
untuk mengetahui takaran pemberian pakan yang diberikan selama kegiatan budidaya berlangsung. Pengukuran panjang tubuh menggunakan penggaris. Cara
pengukuran panjang tubuh yaitu mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan ujung sirip ekor menggunakan penggaris dalam satuan sentimeter cm.
3.6.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Survival Rate, SR
Tingkat kelangsungan hidup digunakan untuk mengetahui baik-buruknya usaha budidaya yang telah dilakukan dengan melihat banyaknya jumlah ikan awal
dan jumlah ikan akhir hasil budidaya. Untuk mengetahui jumlah ikan awal dilakukan dengan wawancara, sedangkan jumlah ikan selama penelitian dan
jumlah ikan akhir diketahui dengan wawancara dan penghitungan langsung saat
17 sampling jika sampling berlangsung bersamaan dengan kegiatan pencucian ikan
responden. Penghitungan jumlah ikan dilakukan setiap pencucian ikan yaitu seminggu sekali yang mayoritas dilakukan pada hari Jumat. Tingkat kelangsungan
hidup dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dalam yang mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup ialah genetika ikan. Sedangkan faktor
luar yang mempengaruhinya ialah manajemen kualitas air dan manajemen pakan. Secara ekonomis, usaha perikanan selalu berbanding lurus dengan mortalitas.
Mortalitas menunjukan nilai yang berbanding terbalik dengan tingkat kelangsungan hidup SR, yang berarti jika mortalitas rendah maka SR
tinggi dan keuntungan yang diperoleh pun lebih besar. Penghitungan tingkat kelangsungan
hidup menggunakan rumus :
100 x
No Nt
SR =
................................................................... 3 Ket:
Nt = Populasi ikan ke-t hari ke-112 No = Populasi ikan ke-0
3.6.2 Laju Pertumbuhan
Laju pertumbuhan mempengaruhi besar biaya operasional yang digunakan dalam usaha budidaya. Laju pertumbuhan yang lambat menyebabkan biaya
operasional menjadi tinggi sehingga kurang menguntungkan secara ekonomis. Laju pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal budidaya yaitu
kualitas air, pakan, vitamin, obat-obatan hingga cara perlakuan pembudidaya itu sendiri terhadap usaha budidayanya.
3.6.2.1 Pertumbuhan Panjang P
Pertumbuhan panjang P dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan ikan. Penghitungan panjang dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara bobot dengan panjang tubuh selama pemeliharaan. Ikan dengan pertumbuhan panjang tubuh tinggi namun pertambahan bobotnya rendah, namun
ada juga sebaliknya pertumbuhan panjang badan rendah namun pertambahan bobot rendah atau dapat dikatakan ikan mengalami obesitas. Data panjang tubuh
ikan diperoleh dengan mengukur panjang total yaitu panjang tubuh ikan dari
18 mulut hingga ekor ikan sampel dari tiap responden. Penghitungan pertambahan
panjang atau selisih panjang selama waktu pemeliharaan menggunakan rumus : P = Pt – Po........................................................................ 4
Ket: Pt = Panjang rata-rata ikan ke-t
Po = Panjang rata-rata ikan ke-0
3.6.2.2 Laju Pertumbuhan Spesifik Specific Growth Rate, SGR
Laju pertumbuhan spesifik digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan harian tiap individu usaha budidaya ikan kerapu. Ukuran ikan yang diambil
sampelnya pada penelitian ini adalah ikan berukuran 100 gram hingga up 500 gram dan kemudian dikelaskan menurut bobot tubuh yang dimiliki pada selang
tersebut. Penghitungan SGR dilakukan secara kumulatif dari tiap kelas bobot yang ada. Lama pemeliharaan adalah periode sampling yaitu 28 hari. Acuan bobot rata-
rata ikan hari ke-0 adalah bobot rata-rata ikan pada sampling pertama yang dilakukan dalam penelitian ini. Pertumbuhan spesifik atau laju pertumbuhan
harian diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan rumus :
100 ]
1 [
x Wo
Wt SGR
t
− =
......................................................... 5 Ket:
Wt = Bobot rata-rata ikan ke-t Wo = Bobot rata-rata ikan ke-0
t = Lama pemeliharaan
3.6.3 Feed Convertion Ratio FCR
Feed Convertion Ratio ialah suatu ukuran yang digunakan untuk menentukan banyaknya pakan yang diberikan untuk menghasilkan 1 Kg daging.
Semakin kecil nilai FCR menunjukan pakan yang diberikan dikonsumsi dengan benar oleh ikan. Nilai FCR juga dipengaruhi oleh manajemen pemberian pakan
yang dilakukan. Sifat ikan dan jenis pakan yang diberikan harus diperhatikan agar nutrisi pakan tidak hilang atau leaching berkurangnya kadar nutrisi pakan oleh
air.
19
Ba Bo
Bt Pa
FCR +
− =
..........................................................………6 Ket:
Bt = Biomassa ikan ke-t akhir Bo = Biomassa ikan ke-0 awal
Ba = Biomassa ikan mati Pa = Jumlah pakan yang diberikan
3.6.4 Uji Kualitas Air