45 dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Rata-rata Input Per Musim Tanam Dari Usaha Pembesaran Kerapu Macan pada Kondisi Aktual di Pulau Panggang Tahun 2011
No Keterangan Penggunaan Input
Rata-rata input per m
2
luas KJA Minimum Maksimum Rata-rata
1 Luas KJA m
2
49 105
71 -
2 Benih ekor
370 570
416 2,000
3 Pakan Rucah Kg
156 273
199 0,933
4 Tenaga Kerja
Operasional Jam 84 168 126 0,590
5 Tenaga Kerja
Pemeliharaan Jam 240 1050
420 1,703
6 Output Kg
18 117
49 1,000
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2011
Pakan pada usaha pembesaran kerapu macan berjenis pakan rucah dengan jumlah pakan yang diberikan per musim tanam sebesar 199 Kg per musim
tanam, dengan rata-rata pakan per luas KJA sebesar 0,933 Kgm
2
.Pakan yang diberikan hanya berupa pakan rucah yang ketersediaannya sangat bergantung
dari faktor alam yang menyebabkan kuantitas pemberian pakan tidak menentu. Pembesaran kerapu macan juga perlu ditunjang oleh tenaga kerja, tenaga
kerja dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja operasional dan tenaga kerja pemeliharaan.Tenaga kerja operasional bekerja pada saat persiapan, penebaran
dan panen.Namun pada saat panen, jam kerja tidak terlalu tinggi sebab tenaga kerja yang bekerja berasal dari pembeli kerapu macan itu sendiri.Tenaga kerja
pemeliharaan secara keseluruhan dilakukan oleh pembudidaya itu sendiri. Rata- rata jam kerja yang digunakan untuk masing-masing pekerjaan adalah 0,590
jamm
2
untuk operasional dan 1,703 jamm
2
untuk pemeliharaan. Upah rata-rata yang diberikan sebesar Rp 6.111,00jam untuk persiapan dan Rp 5.000,00 untuk
pemeliharaan.
4.4.1 Analisis Pendugaan Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan hubungan fisik antara variabel dependent Y dan variabel independent X. Hasil pengamatan pada usaha pembesaran kerapu
macan di Pulau Panggang bahwa ada beberapa variabel yang diduga dapat
46 mempengaruhi hasil panen atau output.Variabel tersebut adalah luas KJA X
1
, benih X
2
, pakan rucah X
3
, tenaga kerja operasional X
4
dan tenaga kerja pemeliharaan X
5
.Model yang digunakan dalam analisis fungsi produksi usaha pembesaran kerapu macan ini adalah model fungsi Cobb-Douglas.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode kuadrat terkecil Ordinary Least Square diperoleh nilai koefisien regresi yang sekaligus menggambarkan
elastisitas produksi. Data hasil pendugaan koefisien regresi dengan metode kuadrat terkecil dapat dilihat pada Tabel 8 Elastisitas produksi untuk produksi
kerapu macan yaitu luas KJA, benih, pakan rucah, tenaga kerja operasional dan tenaga kerja pemeliharaan masing-masing adalah 1,6145; 0,4329; 0,2217; 1,1713;
0,5412. Dengan t hitung masing-masing adalah 1,2727; 0,4083; 0,3399; 0,9619; 1,1421 Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Pendugaan Koefisien Regresi dengan Metode Kuadrat Terkecil pada Usaha Pembesaran Kerapu Macan di Pulau Panggang
No Peubah
Koefisien Regresi t hitung
1 Intercept 8,9187 6,4074
2 X
1
Luas KJA 1,6145 1,2727
3 X
2
Benih 0,4329 0,4083
4 X
3
Pakan Rucah 0,2217 0,3399
5 X
4
Tenaga Kerja Operasional 1,1713 0,9619
6 X
5
Tenaga Kerja Pemeliharaan 0,5412 1,1421
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2011
Keterangan : R square
= 0,4604 F tabel
= 2,015 Adjusted R Square
= 0,2356 t tabel
= 6,3280 Standard Error
= 0,5510 F hitung
= 2,0481 Berdasarkan analisis Ordinary Least Square pada Tabel 7, dapat dibuat
persamaan linear sebagai berikut : Y = 8,9187 + 1,6145 Ln X
1
+ 0,4329 Ln X
2
+ 0,2217 Ln X
3
+ 1,1713 Ln X
4
+ 0,5412 LnX
5……………………………………………………………………………………………..
24 a
Kriteria Statistik Melalui analisa kriteria statistik terhadap hasil pendugaan fungsi produksi
dangan menggunakan model kuadrat terkecil diperoleh nilai R Square 0,4604yang
47 menunjukan bahwa variabel input yang digunakan dapat menjelaskan besarnya
output sebesar 46, sedangkan sisanya yaitu 54 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dihitung. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,2356 menunjukan bahwa
semakin banyak variabel sebagai variabel penjelas dalam regresi akan mengurangi derajat kebebasan. Nilai standard error yang diperoleh dari hasil analisis model
kuadrat terkecil sebesar 0,5510 dan nilai ini merupakan nilai galat baku dari regresi secara keseluruhan. Nilai F
hitung
yang diperoleh dari hasil analisis fungsi produksi adalah sebesar 2,0481 dan F
tabel
sebesar 2,015. Apabila nilai F
hitung
ini lebih besar daripada F
tabel
maka dapat disimpulkan tolak H , artinya faktor
produksi secara serentak berpengaruh nyata terhadap output yang dihasilkan. Hal ini juga menunjukan bahwa model produksi dapat digunakan dalam analisis
selanjutnya. b
Kriteria Ekonometrik Analisis kriteria ekonometrik dalam penelitian in menggunakan software
Minitab 15. Suatu model regresi yang baik adalah model regresi yang memenuhi asumsi-asumsi seperti normalitas, homoskedastisitas, multikolinearitas dan
autokorelasi. Asumsi normalitas pada suatu model regresi dipenuhi apabila Y variabel
dependen didistribusikan secara normal terhadap nilai X variabel independen.Dalam uji ekonometrik ini diperoleh grafik Normal P-P Plot of
Regresion Lampiran 20, dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas, karena data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal. Dalam uji ekonometrik ini akan diperoleh nilai VIF Variance Inflation
Factor dan nilai toleransi yang menjadi indicator terjadinya multikolinearitas. Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolinearitas bila mempunyai nilai
VIF disekitar angka satu dan nilai toleransi mendekati angka satu.Pada hasil pengujian dengan menggunakan Minitab 15 ini tidak diperoleh nilai VIF yang
mendekati angka 1.Hal ini menunjukan semua variabel X bersifat multikolinearitas.Data nilai VIF dapat dilihat pada Lampiran 18.
Hasil analisis fungsi produksi dengan menggunakan Cobb-Douglas, multikolinearitas merupakan masalah yang sulit dihindarkan.Masalah
48 multikolinearitas dalam suatu analisis dapat diabaikan bila terjadi pada variabel-
variabel dengan koefisien regresi yang tidak tinggi.Multikolinearitas pada variabel dengan nilai koefisien regresi yang tidak tinggi ini disebut multikolinearitas yang
tidak sempurna. Heteroskedastisitas dalam suatu model regresi terjadi bila terdapat
ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi terjadinya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
apakah terjadi pola tertentu pada hasil scatterplot. Jika pada hasilscatterplot terlihat titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu
seperti yang terlihat pada Lampiran 16, maka hal ini menunjukan bahwa model regresi pada penelitian tentang usaha pembesaran kerapu macan mengindikasikan
tidak adanya problem heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak digunakan untuk analisi pendugaan fungsi produksi.
Nilai Durbin-Watson pada hasil analisi ekonometrik sebesar 1,9246Lampiran 20 menunjukan tidak adanya autokorelasi. Suatu model regresi
dikatakan bebas dari problem autokorelasi apabila memiliki nilai Durbin-Watson diantara -2 sampai dengan +2.Apabila suatu model regresi memiliki nilai Durbin-
Watson diatas +2 berarti memiliki problem autokorelasi negating dan jika dibawah -2 berarti memiliki problem autokorelasi positif.Autokorelasi ini
biasanya terjadi akibat tidak dimasukannya variabel penting dalam model atau karena data tidak linear.Bila suatu model regresi memiliki masalah autokorelasi,
maka model regresi yang seharusnya signifikan menjadi tidak layak untuk dipakai.
c Kriteria Ekonomi
Kriteria ekonomi diperlukan untuk menunjukan sejauh mana suatu fungsi produksi layak dilakukan, apabila dilihat dari segi ekonomi. Secara apriori teori
ekonomi, tanda yang diharapkan dalam penggunaan suatu input produksi adalah positif. Tanda positif dalam penggunaan input produksi menunjukan bahwa input
masih dapat ditambah untuk meningkatkan output. Berdasarkan hasil analisa kuadrat terkecil pada Tabel 8.dan persamaan 24, menunjukan tanda positif dari
semua koefisien variabel input luas KJA, benih, pakan rucah, tenaga kerja operasional dan tenaga kerja pemeliharaan. Hal ini berarti apabila X
1
, X
2
, X
3
, X
4
49 dan X
5
dinaikkan, maka output yang dihasilkan akan meningkat sesuai dengan besar koefisien yang dimilikinya.
Berdasarkan uji statistik, ekonometrik dan ekonomi, maka persamaan 24 ditransformasikan ke bentuk model fungsi produksi yang diharapkan sesuai
dengan asumsi bahwa variabel yang tidak berbeda nyata dan memilki koefisien negatif dianggap tetap given Lampiran 21. Dengan demikian maka persamaan
24 dapat ditransformasikan menjadi persamaan : Y = 7480,09. X
1 1,61
. X
2 0,43
. X
3 0,222
. X
4 1,17
. X
5 0,541
…………………………25 d
Elastisitas Produksi Elastisitas produksi adalah nilai yang menunjukan persentase perubahan
dari output sebagai akibat dari persentase perubahan input. Nilai elastisitas pada variabel X
1
luas KJA sebesar 1,61 yang artinya apabila luas KJA yang digunakan ditambah sebesar 1 satuan dengan asumsi input yang lain dianggap
tetap ceteris paribus, maka output akan bertambah 1,61 satuan. Nilai elastisitas pada variabel X
2
benih adalah 0,43 yang artinya apabila jumlah benih ditambah sebesar 1 satuan dengan asumsi input yang lain dianggap tetap, maka output akan
bertambah sebesar 0,43 satuan. Nilai elastisitas pada variabel X
3
pakan rucah ialah 0,222 yang artinya apabila jumlah pakan rucah ditambah sebesar 1 satuan
dengan asumsi input yang lain dianggap tetap, maka output akan bertambah sebesar 0,222 satuan. Nilai elastisitas pada variabel X
4
tenaga kerja operasional ialah 1,17 yang artinya apabila jumlah tenaga kerja operasional ditambah sebesar
1 satuan dengan asumsi input yang lain dianggap tetap, maka output akan bertambah sebesar 1,17 satuan. Nilai elastisitas pada variabel X
5
tenaga kerja pemeliharaan ialah 0,541 yang artinya apabila jumlah tenaga kerja pemeliharaan
ditambah sebesar 1 satuan dengan asumsi input yang lain dianggap tetap, maka output akan bertambah sebesar 0,541 satuan.
e Skala Usaha Return to Scale
Analisis Return to Scale RTS sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah kegiatan usaha berada dalam kondisi increasing, constant atau
50 decreasing to scale. Kondisi skala usaha ini dapat diketahui dengan cara
menjumlahkan besaran elastisitas pada fungsi produksi. Dalam penelitian ini diketahui bahwa usaha pembesaran kerapu macan di
Pulau Panggang berada dalam kondisi increasing to scale.Hal ini dapat dilihat dari hasil penjumlahan besaran elastisitas yang terdiri atas variabel X
1
1,614, X
2
0,433, X
3
0,222, X
4
1,171 dan X
5
0,541 yang hasilnya adalah 3,974.kondisiincreasing to scale ini menunjukan apabila kelima faktor produksi
ditingkatkan secara proporsional sebesar satu satuan, maka output yang dihasilkan akan meningkat lebih dari satu satuan.
4.4.2 Analisis Efisiensi Penggunaan Input