13
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada April sampai dengan Juli 2011 di Kawasan Sea Farming Pulau Panggang Kepulauan Seribu, Laboratorium
Lingkungan dan Laboratorium Teknologi dan Manajemen Produksi Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus mengenai subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase
spesifik dari keseluruhan personalitas Nazir, 1998. Penelitian dengan studi kasus adalah memberikan gambaran secara detail tentang latar belakang,
sifat-sifat, dan karakter yang khas dari unit yang dianalisis. Menurut Soeratno dan Arsyad 1999, metode penelitian dengan
menggunakan studi kasus, menunjukkan bahwa penelitian dilakukan dalam lingkup yang terbatas, sehingga hasil penelitian tidak dapat
digeneralisasikan. Studi kasus digunakan sebagai metode dalam penelitian ini, karena metode ini paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di daerah
penelitian. Satuan kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembudidaya yang melakukan usaha pembesaran kerapu di kawasan Sea
Farming Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data text. Data text adalah data yang diperoleh dalam bentuk alphabet dan angka numerik
Fauzi, 2001. Jenis data text digunakan untuk faktor produksi, biaya investasi, dan jumlah produksi yang dihasilkan. Parameter faktor produksi yang diamati
ialah kelangsungan hidup, laju pertumbuhan, efisiensi pemberian pakan, kualitas air dan penyakit.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui pengamatan secara langsung di
14 lapangan KJA masyarakat Pulau Panggang dangan cara mengikuti secara
langsung kegiatan yang dilakukan pembudidaya, wawancara dan pengisian kuisioner. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik pembudidaya, teknis
produksi, input dan output produksi, penerimaan, biaya investasi, biaya variabel, biaya tetap dan biaya penyusutan.
Data sekunder diperlukan sebagai penunjang data primer yang telah didapatkan. Data sekunder yang diperlukan adalah data kualitas air, Laporan
Tahunan Pulau Panggang, standar nasional produksi ikan kerapu, statistik perikanan Indonesia dan produksi ikan kerapu di daerah-daerah lain. Data
sekunder ini diperoleh melalui informasi dari instansi dan lembaga terkait seperti PKSPL IPB, Kementrian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan
Jakarta, Kantor Kelurahan Pulau Panggang, Badan Pusat Statistik Jakarta dan literatur-literatur.
3.4 Metode Pengambilan Sampel Pembudidaya