Kualitas Air Analisis Teknis Budidaya

39

4.2.4 Kualitas Air

Pengamatan kualitas air dilakukan pada beberapa titik sampling selama periode April – Juli 2011 dengan waktu pengambilan sampel pada pukul 10.00 WIB untuk setiap sampling. Pengamatan sampel air terjadi pada saat musim kemarau. Hasil pengamatan yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Pengamatan Kualitas Air di Pulau Panggang Periode April-Juli 2011 Parameter Baku Mutu Hasil Sampling Hasil Sekunder pH 7 – 8.5 7 – 8 8,18 – 8,28 Salinitas Ooo 33 – 34 30,8 – 32,3 34 Suhu o C 28 – 32 28 – 32 30,4 – 31,4 DO mgl 5 4,04 -6,46 6,80 – 7,30 TAN mgl 0,3 0,03 – 1,18 0,01 – 0,53 Kecepatan Arus mdtk - 4,5 – 5 - Sumber : Baku mutu berdasarkan Keputusan MENLH No.512004 untuk biota Laut Hasil sekunder berdasarkan Hasil Analisa Laboratorium 2009 PKSPL IPB Beberapa parameter pengamatan kualitas air yang dilakukan di perairan Pulau Panggang pada periode April-Juli 2011 termasuk dalam kondisi normal atau sesuai dengan baku mutu kualitas air untuk biota laut berdasarkan Keputusan MENLH No.512004, kecuali parameter salinitas, DO dan TAN. Nilai salinitas selama pengamtan berada dibawah nilai baku mutu yang telah ditentukan. Namun nilai salinitas tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan kerapu, sebab kerapu macan dan kerapu bebek bersifat euryhaline yang berarti memiliki toleransi terhadap perubahan salinitas. Nilai pengamatan parameter DO ada yang berada dibawah nilai baku mutu yang ditentukan. Nilai DO yang rendah tersebut diduga disebabkan oleh karakteristik massa air yang buruk. Karakteristik massa air menggambarkan kondisi lapisan air. Kondisi lapisan air dipengaruhi oleh proses kimia dan faktor eksternal lingkungan sekitar. Saat buangan limbah atau nutrient rendah, berarti pertumbuhan fitoplankton rendah yang menyebabkan kandungan oksigen rendah. Faktor lain yang berpengaruh terhadap rendahnya nilai DO adalah kekuatan arus dan suhu. Arus rendah dan suhu rendah berarti nilai DO juga rendah. Nilai TAN menunjukan tercemar atau tidaknya suatu perairan. Pengambilan sampel kualitas air di dalam, di tepi dan di luar karang Pulau Panggang menunjukan nilai TAN yang berbeda atau dalam kata lain kondisi perairan di 40 Pulau Panggang bervariatif. Nilai TAN di daerah sekitar Pulau Panggang cukup tinggi menunjukan perairan tersebut telah tercemar. Letak Pulau Panggang terlewati jalur transportasi wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka atau Pulau Semak Daun. Hal ini berpengaruh terhadap pencemaran yang terjadi dimana wisatawan tersebut membuang sampah secara sembarangan di laut. Diduga pula nilai TAN yang bervariatif berkaitan dengan sistem limbah buangan yang tidak terfokus pada satu arah. Kandungan ammonia dan nitrogen diperlukan dalam proses metabolisme tubuh. Oleh karena itu limbah buangan rumah tangga pun berguna bagi kelangsungan hidup biota laut, namun dalam kadar yang rendah. Kondisi kualitas air berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup ikan kerapu. Jika kualitas perairan tidak sesuai dengan habitat asal kerapu, maka keberlangsungan hidup ikan kerapu akan terganggu. Kualitas air juga dapat memicu timbul atau sebagai faktor pembawa penyakit bagi ikan kerapu. Kondisi kualitas air pun berhubungan dengan kuantitas pakan rucah di alam. Saat kualitas air cuaca memburuk, misal gelombang tinggi, maka proses penangkapan ikan rucah akan menjadi lebih sulit dan ikan rucah pun cenderung berenang ke perairan yang lebih dalam untuk mencari perlindungan dari gelombang tinggi.

4.3 Analisis Usaha Kerapu Macan dan Kerapu Bebek