Analisis Usaha Analisis Finansial

25 i=0

3.7.2.1 Analisis Usaha

Analisis usaha merupakan bagian dari analisis finansial yang digunakan untuk menghitung besarnya keutungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha dalam waktu satu tahun. Asumsi penghitungan analisa usaha diperoleh dari analisa teknis. Analisis usaha ini terdiri dari analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya RC, analisis payback period PP, dan analisis break even point BEP. a. Analisis Pendapatan Usaha Analisis ini bertujuan untuk mengetahui komponen-komponen input dan output yang terlibat di dalam usaha dan besar keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha. Secara matematis konsep pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut : Π = Y.P y – ∑ n Xi . Pxi ................................................................................................................... 16 Dimana : Π = Pendapatan Rp per musim Y = Total Produksi Kg per musim X i = Jumlah input i yang digunakan unit P y = Harga persatuan output Rp P yi = Harga persatuan input Rp P y .Y = Penerimaan total Rp P x . ΣX i = Biaya Total Rp b. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya RC Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana manfaat yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu cukup menguntungkan. Secara matematis analisis imbangan penerimaan dan biaya dapat dirumuskan sebagai berikut Soekartawi, 1995 RC = ....................................................................................................................................... 17 Dimana : TR = Total Revenue atau Penerimaan total Rp 26 TC = Total Cost atau Biaya Total Rp Dengan kriteria usaha RC 1, usaha menguntungkan RC = 1, usaha impas RC = 1, usaha rugi c. Payback period PP Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menutupi investasi yang ditanamkan pada suatu usaha Husnan, 1998. Metode payback period secara sistematis dinyatakan dalam rumus berikut: Payback Period = X 1 tahun ………………………………….18 d. Analisis Break Event Point BEP Break Event Point merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan output produksi sama dengan biaya produksi. Pada kondisi Break Event Point ini pengusaha mengalami impas. Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan agar suatu perusahaan tidak rugi Husnan, 1998. Selain itu BEP dapat dipakai untuk merencanakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan sebagai pedoman dalam mengendalikan operasi yang sedang berjalan. BEP dapat dihitung dengan persamaan matematis seperti ini: BEP Nilai Produksi = …………..19 BEP Volume Produksi = ………………………………..20 Dimana: TFC = Biaya tetap total Rp AVC = Biaya variabel rata-rata Rp P y = Harga komoditas Rpkg

3.7.2.2 Analisis Kriteria Investasi