Komunikasi Naratif dan Sastra
sendiri. Juga melalui pemindahan analogis dari unit-unit yang lebih besar daripada kalimat, seperti narasi, cerita rakyat, dan mitos.
39
Ahmad Mubarok dalam Psikologi Dakwah menyatakan bahwa kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi, di mana da’i mengomunikasikan pesan
dakwah kepada mad’u baik secara perseorangan maupun kelompok. Secara teknis, dakwah merupakan komunikasi da’i komunikator dan mad’u
komunikan. Perbedaan anatara kegiatan-kegiatan lahiriah, anatara komunikasi dan dakwah nyaris tidak Nampak sebab memang tidak begitu tajam. Justru,
sangat terasa persamaannya dengan beberapa bentuk aktivitas komunikasi yang dikenal selama ini lihat Ilaihi, 2010: 24.
Dalam komunikasi dakwah Ilaihi juga mengutip bentuk-bentuk etika komunikasi atau pendekatan komunikasi yang terkandung dalam qawlkata
dalam Al- Qur’an yaitu salah satunya dengan qawlan maisura kata yang muda.
Lebih lanjut dalam komunikasi dakwah dengan menggunakan qwlan maisura dapat diartikan bahwa dalam menyampaikan pesan dakwah, d
a’i harus menggunakan bahsa yang ringan, sederhana, pantas, atau yang muda diterima
oleh mad’u mitra dakwah secara spontan tanpa harus melalui pemikiran yang berat.
Namun, menurut Zaimar lihat Sobur, 2014: 12 sesuai tekanan bahasa yang digunakan pada waktu tuturan komunikasi verbal, maka fungsi bahasa
bisa dikelompokkan menjadi enam:
39
Sobur, Komunikasi Naratif: Paradigma, Analisis, dan Aplikasi Rosdakarya Bandung, 2014, h. 4.
a. Fungsi emotif ekspresif, yakni apabila bahasa digunakan untuk
menekan pikiran dan perasaan penutur pengirim b.
Fungsi konatif, apabila tekanan tutur ada pada si penerima, yaitu apabila di dalam penuturan terdapat suruhan yang harus dilakukan
penerima atau ada usaha penutur untuk memengaruhi penerima. c.
Fungsi referensial, apabila dalam tuturan ada penonjolan acuan, misalnya berbagai peristiwa diceritakan. Di sini, baik penutur maupun
penikmat tidak menonjolkan dirinya. d.
Fungsi fatik, fungsi ini akan muncul apabila dalam tuturan ada penonjolan saluran komunikasi. Dalam teks tertulis akan tampak pada
huruf besar semua, atau huruf miring, atau yang lainnya, sementara pada lisan akan nampak pada perubahan suara seperti perubahan suara
dalang, peranan musik, tarian, dan sebagainya. e.
Fungsi puitik, tampak bila penonjolan tuturan ada pada pesan, misalnya dengan ritme tertentu atau verifikasi seperti pada puisi.
Dalam bahasa daerah, banyak sekali penggunaan fungsi ini. f.
Fungsi metalinguistik, muncul apabila dalam tuturan ada tekanan yang ingin menonjolkan kode, misalnya dengan suatu kata atau unsur
bahasa lain. Keenam fungsi di atas menurut Sobur bisa digunakan dalam penelitian
karya sastra atau tradisi lisan. Dengan penelitian fungsi bahasa yang
digunakan, maka tujuan masing-masing penutur dalam berkomunikasi akan lebih jelas.
40
Bagian yang penting dalam analisis naratif menurut Nick Lacey dan Van Dijk adalah cerita story dan laur cerita plot. Kedua aspek tersebut berperan
dalam memahami suatu narasi, bagaimana narasi bekerja, bagian mana dari suatu peristiwa yang ditampilkan dalam narasi, dan bagian mana yang tidak
ditampilkan. Cerita aliur plot berbeda, ia adalah suatu yang ditampilkan secara eksplisit dalam sebuah teks. Sementara cerita story adalah urutan kronologis dari
suatu peristiwa, di mana peristiwa tersebut bisa di tampilkan dalam teks juga tidak ditampilkan dalam teks lihat Eriyanto, 2013: 15-16.